Pentingnya Bangun Diri untuk Kesehatan Mental
Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena tidak diakibatkan oleh penyebab atau alasan yang tunggal. (Foto: Unsplash/Priscilla Du Preez)
HARI Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati setiap 10 September menjadi momen penting untuk membangun kesehatan mental. Beberapa orang masih menganggap remeh kesehatan mental dan akhirnya berdampak buruk bagi dirinya sendiri.
Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2022 mengangkat tema Menciptakan Harapan Melalui Tindakan. Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan bunuh diri dapat dicegah dan karena itu perlu upaya yang komperehensif dengan melibatkan berbagai pihak.
Melalui promosi kesehatan jiwa mengenai deteksi dini hingga faktor risiko, masyarakat diharapkan dapat lebih peka mengenali tanda-tanda depresi dan peduli jika ada perubahan perilaku pada orang di sekitarnya.
Baca juga:
Girl Grup ITZY Punya Cara Jitu Jaga Kesehatan Mental di Sela Jadwal Padat
"Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena tidak diakibatkan oleh penyebab atau alasan yang tunggal. Dan faktor biologis, genetik, psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan itu saling berinteraksi (berpengaruh satu sama lain) menyebabkan bunuh diri," kata Vensya dalam webinar Major Depressive Disorder with Suicidal Ideation, dilansir ANTARA, Sabtu (10/9).
Ia pun mengajak masyarakat dapat memberi kesempatan dan waktu untuk mendengarkan cerita yang ingin disampaikan, serta memberikan dukungan untuk mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan.
Di kesempatan yang sama, Ahli Madya Epidemiologi Kesehatan di Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ mengatakan pihaknya telah menyusun kebijakan tentang pedoman pencegahan kasus bunuh diri sebagai bagian dari realisasi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Baca juga:
Kesadaran Akan Kesehatan Mental Picu Hadirnya Tren Staycation
"Kalau tahun sekarang rata-rata dari data, baik itu data Polri maupun BPS, menunjukkan bahwa rata-rata sekitar 700-an kasus setiap tahunnya. Nanti di tahun 2030, diharapkan bisa hilang sepertiganya, itu sudah cukup sekali bahwa upaya-upaya kita berarti sudah berhasil dalam mencegah kejadian atau kasus bunuh diri," ujarnya.
Eddu juga menekankan adanya peningkatan kasus bunuh diri pada remaja masa sekarang. Hal tersebut, lanjutnya, menjadi sasaran target Kemenkes untuk menyusun dan menjalankan program deteksi dini bagi anak dan remaja dalam mengenali ide-ide bunuh diri.
"Setelah itu kami melakukan intervensinya, bagaimana edukasi meningkatkan harga diri serta meningkatkan kemampuan psikologi dan sosial anak dan remaja, sehingga tidak terjadi kasus-kasus bunuh diri pada kelompok mereka," ujarnya.
Menurutnya, literasi kesehatan jiwa, terutama pada anak-anak sekolah atau remaja, sangat rendah di Indonesia, sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan self diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri.
"Jadi literasi kesehatan jiwa itu yang sekarang mau kami tingkatkan karena sekarang Kemenkes tengah memprogramkan itu, meningkatkan literasi kesehatan jiwa di sekolah," tutupnya. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas