Penjelasan BMKG soal Gempa Turki

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 31 Oktober 2020
Penjelasan BMKG soal Gempa Turki

Sebuah bangunan di provinsi pesisir Izmir runtuh akibat gempa yang mengguncang Laut Aegea, Turki, Jumat (30/10/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Tuncay Dersinlioglu/pras

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Provinsi Izmir, Turki, diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,0 pada Jumat (30/10). Gempa tersebut dipicu aktivitas Sesar Sisam (Sisam Fault) di Laut Aegea dengan catatan sejarah telah terjadi beberapa kali gempa kuat di masa lalu.

"Sejarah gempa mencatat bahwa di sekitar Sesar Sisam sudah beberapa kali terjadi gempa kuat pada masa lalu seperti gempa tahun 1.904 berkekuatan 6,2 magnitudo dan gempa pada 1.992 berkekuatan 6,0," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Sabtu (31/10)

Daryono menjelaskan bahwa Sesar Sisam adalah sebuah sesar aktif dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault) dengan panjang jalur sesar sekitar 30 km.

Baca Juga

Gempa Turki, Enam Orang Tewas dan Ratusan Luka-luka

Sesar Sisam dekat Pulau Samos tersebut, kata dia, "pecah" dekat Menderes Graben, wilayah dengan sejarah panjang gempa dengan sesar turun (normal fault).

"Karena mekanisme patahannya yang bergerak turun dan hiposenter gempanya sangat dangkal hanya sekitar 6 km maka wajar jika gempa tersebut memicu terjadinya tsunami," ungkapnya dilansir Antara.

Gempa yang berpusat di Laut Aegea pada pukul 13.51 waktu setempat itu terasa hingga ke Ibukota Yunani, Athena dan Istanbul di Turki. Guncangan gempa dirasakan dalam wilayah yang luas seperti di Turki, Yunani, Bulgaria dan Makedonia Utara.

Gempa menimbulkan korban jiwa akibat terjadinya kerusakan pada banyak bangunan rumah, bahkan gedung-gedung bertingkat di wilayah Izmir Turki juga mengalami kerusakan dan roboh.

Petugas dan warga Turki mencari korban yang tertimbun bangunan runtuh akibat gempa, Jumat (30/10/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Tuncay Dersinlioglu/pras.
Petugas dan warga Turki mencari korban yang tertimbun bangunan runtuh akibat gempa, Jumat (30/10/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Tuncay Dersinlioglu/pras.

Episenter gempa terletak di Laut Aegea, tepatnya berada pada jarak 17 kilometer dari pesisir barat Turki dengan mekanisme sumber gempa berupa patahan/sesar dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault)

Daryono mengatakan, hingga saat ini sudah terjadi lebih dari 100 aktivitas gempa susulan (aftershocks) dengan magnitudo terbesar 5,1 sejak terjadinya gempa utama (mainshock).

Akibat gempa tersebut, tsunami lokal tercatat di stasiun-stasiun tide gauge seperti stasiun Syros sekitar 8 cm, Kos sekitar 7 cm, Plomari sekitar 5 cm dan Kos Marina sekitar 4 cm. Namun pantai terdekat pusat gempa tidak ditemukan catatan tide gauge, padahal tsunami ini juga menimbulkan kerusakan ringan di beberapa wilayah pantai Yunani dan Turki.

Tsunami kecil terjadi dan melanda daratan akibat kondisi topografi lokal pantai yang landai di dekat garis pantai sehingga mendukung terjadinya genangan di daratan. Hal ini berkaitan dengan morfodinamika pantai dan amplitudo pasang surut.

Menurut dia, wilayah Laut Aegea secara historis adalah kawasan rawan gempa dan tsunami, dengan peristiwa tsunami terakhir adalah tsunami merusak di Bodrum, Turki, akibat gempa berkekuatan 6,6 pada 2017.

Kerusakan akibat gempa sebagian besar terjadi pada kawasan permukiman yang terletak pada tanah lunak seperti di pesisir pantai dan cekungan dengan dataran alluvial yang lunak.

Baca Juga

Gempa Berkekuatan 7,0 Guncang Turki, Disusul Tsunami

"Gempa ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua yang tinggal di wilayah Indonesia dengan kondisi seismik aktif dan memiliki banyak jalur sesar aktif di dasar laut, sehingga kewaspadaan terhadap gempa dan tsunami perlu terus ditingkatkan dengan memperkuat upaya mitigasi baik mitigasi struktural dan nonstruktural," pungkasnya. (*)

#BMKG #Gempa #Turki
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Berita
Peningkatan Curah Hujan Jelang Natal dan Tahun Baru, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Simak wilayah yang berpotensi terdampak peningkatan curah hujan karena sudah masuk masa aktif monsun Asia.
Frengky Aruan - 2 jam, 18 menit lalu
Peningkatan Curah Hujan Jelang Natal dan Tahun Baru, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Indonesia
Prakiraan BMKG 2026: Sumatera Hingga Jawa Bagian Utara Bakal Berasa 'di Atas Kompor'
Wilayah dengan suhu rata-rata tahunan di atas 28 derajat Celsius memerlukan pengawasan intensif
Angga Yudha Pratama - Selasa, 23 Desember 2025
Prakiraan BMKG 2026: Sumatera Hingga Jawa Bagian Utara Bakal Berasa 'di Atas Kompor'
Indonesia
BMKG Ramal Iklim 2026 Lebih Adem dan Kalem: La Nina Lemah Pamit di Bulan Maret, Iklim Global Kembali Waras?
Berdasarkan data BMKG, suhu udara rata-rata nasional akan berada di angka 25 hingga 29 derajat Celsius
Angga Yudha Pratama - Selasa, 23 Desember 2025
BMKG Ramal Iklim 2026 Lebih Adem dan Kalem: La Nina Lemah Pamit di Bulan Maret, Iklim Global Kembali Waras?
Indonesia
BMKG Prediksi Perayaan Natal 2025 akan Diwarnai Hujan Deras di Jabodetabek dan Wilayah Lain
Pada periode 23–25 Desember 2025, cuaca Indonesia umumnya berawan hingga hujan ringan.
Dwi Astarini - Selasa, 23 Desember 2025
BMKG Prediksi Perayaan Natal 2025 akan Diwarnai Hujan Deras di Jabodetabek dan Wilayah Lain
Indonesia
Prakiraan Cuaca Jakarta Selasa 23 Desember: Hujan Ringan Merata di Seluruh Wilayah
Memasuki siang hingga sore hari, giliran wilayah Jakarta Selatan yang mulai diguyur hujan bersama wilayah lainnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 23 Desember 2025
Prakiraan Cuaca Jakarta Selasa 23 Desember: Hujan Ringan Merata di Seluruh Wilayah
Indonesia
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Selasa 22 Desember 2025
Masyarakat disarankan untuk terus memantau pembaruan cuaca secara berkala melalui platform digital resmi pemerintah
Angga Yudha Pratama - Selasa, 23 Desember 2025
Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Selasa 22 Desember 2025
Indonesia
Hujan Turun di Mayoritas Wilayah Indonesia, Senin (22/12)
Hujan turun dengan intensitas bervariasi, mulai dari hujan ringan, hujan sedang hingga lebat, serta hujan disertai petir.??
Dwi Astarini - Senin, 22 Desember 2025
Hujan Turun di Mayoritas Wilayah Indonesia, Senin (22/12)
Indonesia
2 Bibit Siklon Terpantau di Sekitar NTT, Bawa Potensi Hujan Ringan hingga Lebat
Dalam 24-72 jam, bibit siklon tropis 93S memiliki peluang sedang hingga tinggi untuk berkembang menjadi siklon tropis, sedangkan bibit siklon tropis 95S masih berada dalam kategori peluang rendah.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
2 Bibit Siklon Terpantau di Sekitar NTT, Bawa Potensi Hujan Ringan hingga Lebat
Indonesia
Awan Tebal Menyelimuti Mayoritas Wilayah Indonesia, Kamis (18/12)
Cuaca berawan tebal berpotensi terjadi di sejumlah kota besar, yakni Kota Bandar Lampung, Jambi, Kendari, Merauke, Padang, dan Palembang.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
Awan Tebal Menyelimuti Mayoritas Wilayah Indonesia, Kamis (18/12)
Indonesia
Cuaca Ekstrem masih akan Melanda Indonesia, Komisi VIII DPR Minta Pemda Perkuat Kewaspadaan Bencana
Pencegahan harus melalui koordinasi solid dengan kementerian/lembaga terkait, BPBD, TNI-Polri, relawan, dan masyarakat lokal.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Cuaca Ekstrem masih akan Melanda Indonesia, Komisi VIII DPR Minta Pemda Perkuat Kewaspadaan Bencana
Bagikan