Pengmas UI: Permainan Tradisional Tingkatkan Kecerdasan Emosional

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 24 November 2023
Pengmas UI: Permainan Tradisional Tingkatkan Kecerdasan Emosional

Pembatasan dan penjarakkan sosial (social distancing) saat pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak-anak. (Foto: Raisye Soleh Hagia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEKELOMPOK anak-anak berusia 6-10 tahunan melingkar di lapangan bulutangkis terbuka siang itu (19/11). Keringat bercucuran dari dahi, tapi wajah mereka bungah setelah memainkan ular naga, sejenis permainan tradisional.

Sehari-hari, anak-anak itu lebih sering bergulat dengan gawai. Kedatangan rombongan mahasiswa dan dosen Universitas Indonesia program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) UI ke tempat mereka, RT 5 RW 5 Kalibaru, Cilodong, Depok, Jawa Barat, pada 19 November sedikit mengubah aktivitas mereka.

Raisye Soleh Haghia, dosen Program Studi Ilmu Sejarah UI sekaligus ketua program tersebut, mengatakan bahwa pihaknya menggelar program permainan tradisional untuk mengangkat kembali fungsi permainan tersebut.

"Kegiatan bermain bersama berbagai macam permainan tradisional, anak-anak usia sekolah dasar tidak hanya dapat meningkatkan interaksi sosial, tetapi lebih penting dari itu juga dapat menumbuhkan kecerdasan emosional mereka," kata Raisye kepada Merahputih.com (24/11).

Baca juga:

Ini 3 Permainan Tradisional yang Digemari di Qatar

permainan tradisional

Program permainan tradisional untuk mengangkat kembali fungsi permainan tersebut. (Foto: Raisye Soleh Haghia)

Karena itulah, program ini bertema "Permainan Tradisional Sebagai Sarana Meningkatkan Interaksi Sosial dan Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Anak-anak Usia Sekolah Dasar".

Raisye menambahkan, pembatasan dan penjarakkan sosial (social distancing) saat pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak-anak meski langkah itu memang keharusan kala itu demi mencegah penyebaran virus.

"Padahal, anak usia Sekolah Dasar memerlukan interaksi sosial untuk bisa membangun kemampuan sosial sehingga bisa membangun karakter," sambungnya.

Di sisi lain, dia juga melihat penggunaan gawai secara berlebihan turut menjadi masalah kesehatan mental anak-anak. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyoroti permasalahan ini pada anak-anak berusia 13-18 tahun.

Untuk mencegah dampak lanjutan dari kebiasaan pembatasan sosial dan penggunaan gawai berlebih, Pengmas UI menggelar program penyuluhan dan pelatihan permainan tradisional Indonesia bagi anak-anak.

Wilayah Kalibaru dipilih lantaran banyak perumahan baru yang dihuni oleh keluarga muda sehingga cenderung memiliki banyak anak usia sekolah Dasar.

Baca juga:

Lestarikan Permainan Tradisional, Gibran Adakan Festival Bocah Dolanan

permainan tradisional
Tim Pengmas memilih sejumlah permainan tradisional yang sesuai misinya dan bisa dimainkan anak perempuan serta laki-laki. (Foto: Tropenmuseum)

Tim Pengmas memilih sejumlah permainan tradisional yang sesuai misinya dan bisa dimainkan anak perempuan serta laki-laki. Antara lain congklak, bola bekel, ular naga, engklek, lompat karet, kotak pos, dan lain-lain.

Permainan semacam itu kaprah tersua di banyak tempat di Indonesia. Menurut James Dananjaya dalam Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain, permainan tradisional memiliki fungsi rekreatif dan pedagogis.

Fungsi rekreasi terkait dengan permainan tradisional sebagai hiburan kala senggang. Sementara fungsi pegagogis berkelindan dengan nilai-nilai permainan tradisional. "Mendidik seorang anak, juga orang dewasa, untuk menjadi orang yang berjiwa sportif," tulis James.

Permainan tradisional mengajarkan bagaimana bekerja sama, menyusun strategi untuk meraih kemenangan, sekaligus menerima kekalahan. Selama permainan, anak-anak tampak antusias dan girang.

Begitu pula dengan orangtua mereka yang turut hadir di lapangan. Orangtua memberi semangat dan ikut bersorak mendukung anak-anaknya bermain.

Raisye berharap kebiasaan memainkan permainan tradisional oleh anak-anak di lingkungan RT 5 RW 5 Kalibaru bisa terus dihidupkan. "Supaya terbangun solidaritas, saling mengenal antar anak sebaya dan terjalin kerukunan," tuturnya. (dru)

Baca juga:

Lakon Sejarah Dakon, Permainan Tradisional Paling Populer Saat Ramadan

#Anak-anak #Mainan Anak-Anak #Permainan Tradisional
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
HUT RI ke-80: DKI Jakarta Bangkitkan Sederet Permainan Tradisional, Generasi Muda Wajib Tahu!
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Muhammad Thamrin, menekankan pentingnya peran sekolah dalam pelestarian permainan tradisional
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 Agustus 2025
HUT RI ke-80: DKI Jakarta Bangkitkan Sederet Permainan Tradisional, Generasi Muda Wajib Tahu!
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Indonesia
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Tragedi ini sebagai sinyal yang menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap anak dari terpaan konten digital destruktif.
Angga Yudha Pratama - Jumat, 09 Mei 2025
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Fun
Lego Kolaborasi dengan Formula 1, Luncurkan Set Terbaru
Sepuluh tim F1 akan ditampilkan dalam set Lego terbaru.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 April 2025
Lego Kolaborasi dengan Formula 1, Luncurkan Set Terbaru
Berita Foto
Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi
Anak-anak dari Panti Asuhan PYI Yatim dan Zakat Graha Raya berain wahana Paw Patrol Adventure Bay Bounce, Cartensz Mall, Gading Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 10 April 2025
Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi
Indonesia
Demam Mainan Jelang Lebaran: Pasar Asemka Diserbu Pembeli, Penjualan Meroket!
Mainan mobil-mobilan, slime, dan squishy menjadi favorit anak-anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 26 Maret 2025
Demam Mainan Jelang Lebaran: Pasar Asemka Diserbu Pembeli, Penjualan Meroket!
Fun
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Harapan kecil untuk anak-anak SOS Children's Village.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 22 Maret 2025
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Fun
Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya
Anak posesif menunjukan perilaku ingin memiliki ibu sepenuhnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 Februari 2025
Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya
Bagikan