Kesehatan

Penggunaan Parasetamol Jangka Panjang Berpotensi Tingkatkan Tekanan Darah

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 11 Februari 2022
Penggunaan Parasetamol Jangka Panjang Berpotensi Tingkatkan Tekanan Darah

Ada peningkatan risiko tekanan darah tinggi dalam penggunaan parasetamol jangka panjang. (freepik/jcomp)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ORANG dengan tekanan darah tinggi yang menggunakan parasetamol dengan resep dapat mengalami peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Demikian diungkapkan dalam sebuah penelitian menunjukkan. "Dokter harus memikirkan risiko dan manfaat bagi pasien yang memakai obat ini selama berbulan-bulan," kata peneliti Universitas Edinburgh, Inggris.

Mereka menekankan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk sakit kepala dan demam merupakan sesuatu yang aman. Namun, pakar lain mengatakan penggunaan dalam jangka panjang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi keamanan tersebut.

BACA JUGA:

Bahaya di Balik Makanan Ultra Processed Food untuk Si Kecil

Parasetamol banyak digunakan di seluruh dunia sebagai obat jangka pendek untuk sakit dan nyeri. Obat ini juga diresepkan untuk mengatasi nyeri kronis, meskipun sedikit bukti manfaatnya untuk penggunaan jangka panjang.

Dalam sebuah penelitian, setengah juta orang, satu dari setiap 10, di Skotlandia diberi resep obat penghilang rasa sakit pada 2018.

Penelitian ini mengungkap jika mereka juga memiliki tekanan darah tinggi, suatu kondisi yang memengaruhi satu dari setiap tiga orang di Inggris, mereka mungkin lebih berisiko. Penelitian itu melacak 110 sukarelawan, dua pertiga di antaranya menggunakan obat untuk tekanan darah tinggi atau hipertensi.

tekanan darah
Percobaan menunjukkan potensi parasetamol meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari placebo. (freepik)

Dalam uji coba secara acak, mereka diminta untuk mengambil 1 gram parasetamol empat kali sehari selama dua minggu. Itu merupakan dosis umum untuk pasien dengan nyeri kronis. Selain itu, mereka diberi pil kosong, atau plasebo, selama dua minggu.

Percobaan menunjukkan potensi parasetamol meningkatkan tekanan darah, salah satu faktor risiko paling penting untuk serangan jantung dan stroke, lebih tinggi daripada plasebo. Demikian dijelaskan ahli farmakologi klinis Edinburgh Prof James Dear seperti diberitakan BBC.

Para peneliti menyarankan dokter untuk memulai pemberian obat untuk pasien nyeri kronis dengan dosis parasetamol serendah mungkin lalu mengawasi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi serta berisiko penyakit jantung.

Perlu obat nyeri yang lebih aman

parasetamol
Mengonsumsi obat penghilang rasa sakit itu untuk sakit kepala dan demam jangka pendek masih aman. (freepik/pressfoto)

Arthritis merupakan salah satu penyebab terbesar nyeri kronis di Inggris. Sebuah badan amal, Versus Arthritis, mengatakan obat-obatan yang lebih aman untuk mengobati rasa sakit serta bantuan lain diperlukan, seperti dukungan kesehatan mental dan dorongan untuk aktif secara fisik.

"Jika khawatir tentang risiko dari obat pereda nyeri, kamu harus berbicara dengan profesional kesehatan untuk mengeksplorasi pilihanmu," kata Dr Benjamin Ellis, konsultan rheumatologist di Versus Arthritis.

Peneliti utama Dr Iain MacIntyre, konsultan farmakologi klinis di NHS Lothian, mengatakan, "Ini bukan tentang penggunaan parasetamol jangka pendek untuk sakit kepala atau demam, yang tentu saja baik-baik saja."

Dr Dipender Gill, dosen farmakologi dan terapi klinis di St George's, University of London, mengatakan penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Circulation, telah menemukan adanya peningkatan tekanan darah yang kecil, tapi bermakna pada populasi kulit putih Skotlandia. Namun, dia menekankan, masih banyak yang tidak diketahui.

"Pertama, tidak jelas apakah peningkatan tekanan darah yang diamati akan dipertahankan dengan penggunaan parasetamol jangka panjang," katanya.

Kedua, tidak diketahui secara pasti apakah peningkatan tekanan darah akibat penggunaan parasetamol akan menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Sebuah penelitian besar di AS sebelumnya menemukan hubungan antara penggunaan parasetamol jangka panjang dan peningkatan risiko serangan jantung, tetapi tidak dapat membuktikan satu penyebab yang lain. Penelitian kecil lainnya tidak dapat mengonfirmasi tautan tersebut.

Tim Edinburgh mengatakan mereka tidak bisa menjelaskan bagaimana parasetamol akan meningkatkan tekanan darah, tetapi temuan mereka harus mengarah pada tinjauan resep parasetamol jangka panjang.

Peresepan jangka panjang sebelumnya dianggap lebih aman daripada obat penghilang rasa sakit antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, yang dianggap meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang.

British Heart Foundation, yang mendanai penelitian tersebut, mengatakan dokter dan pasien harus secara teratur perlu meninjau ulang untuk obat apa pun, bahkan sesuatu yang relatif tidak berbahaya seperti parasetamol.

Dr Richard Francis, dari Asosiasi Stroke, mengatakan penelitian lebih lanjut pada orang dengan tekanan darah normal dan sehat, dalam jangka waktu yang lebih lama, diperlukan untuk mengonfirmasi risiko dan manfaat penggunaan parasetamol secara lebih luas.(aru)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Bagikan