Penggilingan Stop Pasokan Beras Karena Sudah Tidak Ada Stok Gabah
Pedagang beras. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Penggilingan padi baik kecil, besar, korporasi swasta dikabarkan mengalami penurunan pasokan Gabah Kering Giling (GKG).
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, pasokan Gabah Kering Panen (GKP) ke salah satu penggilingan besar yakni Wilmar jauh menurun dan sangat terbatas akibat siklusi produksi padi berada di musim panen gadu.
Baca Juga:
Pemkot Tangerang Bakal Jual Beras Rp 52.000 Per 5 Kilogram di 13 Titik
Saat ini tantangan yang sebenarnya bukan di penggilingan padi karena merupakan hal yang bagus dengan banyaknya penggilingan padi di Indonesia. Tantangan utamanya adalah bagaimana kita bersama-sama genjot produksi nasional,” tutur Arief.
KSA BPS neraca produksi mencatat produksi padi bulanan pada Agustus hingga Desember mengalami defisit. Ditambah lagi El Nino yang berpotensi berdampak pada produksi nasional. Sehingga saat ini merupakan kesempatan besar untuk mengakselerasi produksi di tengah tantangan yang ada.
"NFA mendorong adanya upaya pemerintah dalam melakukan revitalisasi alat di penggilingan padi skala kecil, agar tidak kalah bersaing dan kualitas giling dapat menghasilkan beras berkualitas premium. Upgrade seperti ini penting untuk segera diwujudkan," ujarnya.
Arief mengatakan stok beras di Bulog ada 1,6 juta ton dan 400 ribu ton sedang dalam perjalanan sehingga akan ada stok 2 juta ton. Namun, meminta masyarakat agar menerapkan belanja bijak sehingga terbentuk budaya konsumsi pangan yang terkendali, sehingga stabilitas pangan tetap terjaga.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan belanja bijak, belanja sesuai kebutuhan, membeli keperluan pangan sesuai kebutuhan dan tidak perlu belanja melebihi kebutuhan yang memicu kelangkaan pasokan dan lonjakan harga,” ajaknya.
General Manager Kawasan Industri Terpadu Wilmar Serang Tenang Sembiring membantah dugaan adanya monopoli beras karena perusahaannya saat ini hanya menyerap 2,5 persen dari keseluruhan produksi padi yang ada di wilayah Banten.
Penyerapan gabah dari petani selama Januari hingga Agustus 2023 berjumlah 69,8 ribu ton. Sementara produksi gabah di Banten diperkirakan di angka 1,5 juta ton.
"Jadi bagaimana kami bisa melakukan monopoli dan menentukan harga, sementara pemasok kami juga berasal dari penggilingan padi di wilayah ini.” tuturnya.
Tenang memaparkan, selama Agustus tahun ini, penyerapan GKP yang dapat diserap Wilmar Serang hanya 5 persen dari rerata realisasi produksi atau sekitar 200 ton per hari. Semenjak minggu pertama Agustus 2023, pihaknya hanya menyerap 1.750 MT gabah.
"Kita akan stop pasokan beras karena tidak ada lagi stok gabah per hari ini, hanya ada stok 350 MT saja," ujarnya.
Baca Juga:
Mendagri Bolehkan Pemda Salurkan Bantuan Sosial Beras Pakai Dana APBD
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
70 Ribu Hektare Sawah Rusak Akibat Banjir Sumatera, Cadangan Beras Disiapkan 120 Ribu Ton
Pemprov DKI Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru hingga Januari 2026
Harga Pangan 12 Desember: Cabai Rawit Tembus Rp 80 Ribu Per Kg, Telur dan Bawang Ikut Meroket
Harga Pangan Strategis Terbaru 11 Desember: Cabai Rawit, Bawang Merah Hingga Beras Meroket
Harga Pangan Merangkak Naik, Ini Alasan Kemendag
Harga Bapok Terbaru 7 Desember 2025: Cabai Rawit Melambung Sendiri, Mayoritas Pangan Malah Kompak Turun Drastis
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
Hadapi Gangguan Cuaca Kemenkeu Yakinkan Harga Pangan Terkendali Saat Nataru
Modus Beras dan Gula Impor Ilegal Pakai Pelabuhan Free Trade Zone