Pengamat Sebut Khofifah Lebih Punya 'Modal' Ketimbang Tri Risma untuk Pilkada Serentak 2024
 
                Arsip foto - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim)
Merahputih.com - Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fahrul Muzaqqi menyebut Khofifah Indar Parawansa lebih memiliki modal jaringan politik untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 daripada Menteri Sosial Tri Rismaharini.
"Dalam perkembangan saat ini Bu Risma masih belum begitu bisa mengimbangi, artinya belum kuat mengejar Bu Khofifah," kata Fahrul dikutip Antara, Senin (29/4).
Baca juga:
Khofifah-Emil Dardak Jadi Pasangan Paling Kuat Menangi Pilgub Jatim
Bahkan, ia menyebut jaringan politik Khofifah semakin kuat dengan langkah strategis bergabung ke dalam barisan tim pemenangan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, saat Pemilu Presiden 2024.
Peran Khofifah sebagai Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bisa memberikan dampak berkelanjutan pada potensi masuknya dukungan simpatisan pasangan nomor urut 2.
Terlebih pasangan Prabowo-Gibran pada akhirnya mampu memenangkan perebutan kursi kepala negara, mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Keterlibatan langsung Khofifah menjadi kredit poin tersendiri memperkuat elektabilitas dan popularitas-nya sebagai persiapan menyongsong kontestasi Pilkada Jawa Timur 2024.
"Selain itu pertimbangan lainnya, beliau punya basis masa Muslimat, pendekatannya intensif itu sudah rahasia umum," ujarnya.
Baca juga:
Airlangga Ungkap Nama Cagub yang akan bertarung di Jakarta, Sumut, dan Jatim
Tak hanya itu, Fahrul menyebut posisi Risma sebagai kader PDI Perjuangan mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah yang notabenenya bukan merupakan anggota partai.
"PDI Perjuangan sampai sekarang belum bisa sepenuhnya melebur dengan Pak Jokowi, setelah beberapa kali ada ketegangan," ucapnya.
Faktor selanjutnya, yakni Khofifah lebih memiliki pengalaman bertarung di pesta politik skala Jawa Timur. Sedangkan Risma, masih sebatas Kota Surabaya.
"Bu Risma secara elektabilitas teruji di level Surabaya dan belum pernah teruji di level provinsi," ucapnya.
Tak hanya itu, posisi Khofifah sebagai Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama menjadi keunggulan dari segi basis massa pendukung.
Baca juga:
Namun, Fahrul tak memungkiri ketika nantinya Risma menjadi pesaing Khofifah di Pilkada Jawa Timur maka kontestasi berjalan lebih ketat dan dinamis, tak jauh berbeda ketimbang kondisi saat Pemilu 2024.
Sebab, Khofifah diprediksi-nya mendapatkan dukungan dari simpatisan pasangan Prabowo-Gibran, sedangkan Risma mendapatkan sumbangan dari pendukung Ganjar-Mahfud.
"Artinya petanya tidak berubah, tinggal pendukung nomor urut 1 (Anies-Muhaimin) arahnya ke mana," kata Fahrul.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ini Yang Dicari KPK dari Pemeriksaan Khofifah
 
                      Khofifah Penuhi Panggilan Pemeriksaan KPK di Polda Jatim
 
                      Hari Ini, KPK Periksa Gubernur Khofifah di Mapolda Jatim
 
                      Besok, KPK Periksa Khofifah di Polda Jatim terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah
 
                      KPK Bantah Isu Takut Periksa Khofifah dan RK, Ini Alasan Keduanya Belum Dipanggil
 
                      Khofifah Manut KPK, Tunggu Jadwal Pemanggilan Ulang Terkait Korupsi Dana Hibah
 
                      Panggilan Pertama Khofifah Keluar Negeri Wisuda Anaknya, KPK Harap Jadwal Kedua Bisa Klop
 
                      Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Mulai 2029, MK: Agar Fokus dan Tak Tambah Beban Kerja
 
                      KPK Panggil Gubernur Jatim Khofifah Terkait Korupsi Dana Hibah
 
                      KPK Buka Peluang Periksa Khofifah di Kasus Korupsi Dana Pokmas Jatim
 
                      



