Pengamat: PPP Harus Belajar dari Golkar
Logo Resmi Muktamar VIII PPP
MerahPutih Politik - Saat ini sedang terjadi perpecahan di dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hal tersebut menjadikan partai berlambangkan Ka'bah ini terpecah menjadi dua kubu yakni kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuzy.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Adi Prayitno menjelaskan konflik internal pada tubuh PPP akan sulit direda bila tak ada islah kultural yang melibatkan dua kubu. Menurutnya, PPP harus banyak belajar dari Partai Golkar dalam menyelesaikan konflik.
"Djan maupun Romy harus punya kerendahan untuk duduk bersama membicarakan format islah yang ideal. Islah yang betul-betul diterima kedua belah pihak," ucap Adi melalui telepon, Senin (10/10).
Staff pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) ini juga mengatakan menyelesaikan permasalahan dua kubu tersebut melalui jalur hukum bukanlah solusi yang tepat. Alasannya dua kubu dipastikan tak akan mau mengalah sehingga menghabiskan waktu, logistik dan tenaga.
"Jika islah ini tak segera diakhiri, PPP justru menggali kuburannya sendiri. PPP bakal banyak kehilangan momentum dan akan ditinggalkan pemilihnya, pungkas Adi. (Yni)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
AMPG ke Laporkan Meme Bahlil ke Polisi, Golkar Tegaskan bukan Instruksi DPP
Ketum Bahlil Lahadiala Bagikan 610 Ribu Paket Sembako Peringati HUT Ke-61 Partai Golkar
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Kader Golkar Adukan sejumlah Akun Medsos yang Ledek Bahlil ke Polisi
Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai
Imbas Demo Rusuh di PT Timah, Politikus Golkar Bambang Patijaya Laporkan Akun Media Sosial ke Polisi
Perpres 79 Tahun 2025 Dinilai Jadi Bukti Komitmen Prabowo untuk Lanjutkan Pembangunan IKN
Bahlil Minta Kader Golkar Jaga Ucapan dan Tindakan, Penampilan Harus Menyesuaikan
Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru