Pengamat Politik Yunarto Wijaya: Persatuan Indonesia Harus Diperkuat Lagi


Pengamat politik Yunarto Wijaya (Foto/Facebook)
Pegamat politik Yunarto Wijaya mengatakan persatuan bangsa Indonesia harus lebih diperkuat, karena rongrongan terhadap Pancasila faktanya sudah mulai kelihatan dipermukaan, karena itu pemerintah harus tegas melakukan tindakan yang bertentangan dengan dasar negara tersebut.
"Kekuatan dalam kerangka Negara Kesatuan Repubulik Indonesia (NKRI) harus diperkuat oleh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke," kata Yunarto pada acara "Dialog Kebangsaan" yang diselenggarakan Inti Bali, di Denpasar, Sabtu (27/5).
Yunarto Wijaya mengatakan yang terjadi saat ini adalah keresahaan warga masyarakat, karena Pancasila dan NKRI, oleh kelompok ektrim berupaya melakukan gerakan-gerakan untuk upaya menggantinya dengan dasar negara lain.
"Inilah yang dimaksud dengan ancaman secara internal dalam negara. Kalau kita membandingkan dengan negara lain, di negeri sendiri masih membicarakan dan mempertahankan ideologi negara. Sedangkan di negara lain masyarakatnya sedang berkutat pada kemajuan teknologi informasi," ujar Yunarto yang juga Direktur Eksekutif Charta Politika itu.
Oleh karena itu, kata Yunarto, dasar negara Pancasila dan NKRI ini harus tetap dipertahankan, karena jika terjadi perpecahan mendalam maka bangsa Indonesia perjuangan sama dengan pada zaman penjajah terdahulu.
"Apa yang sudah kita warisi dari pendiri bangsa ini, mari kita pertahankan. Walau rongrong untuk mengganti Pancasila itu terus ada dari kelompok ekstrim," ucapnya.
Adanya dasar negara seperti sekarang, kata dia, di dasari atas kebersamaan dari antar-umat beragama, suku dan golongan sehingga disepakati dasar negara Pancasila.
"Pemerintah dan negara harus mampu menjaganya, walau dari kelompok ekstrim atau kelompok tertentu ingin menggantikan dasar negara ini dengan ideologi agama. Karena itu persatuan dan kesatuan warga masyarakatlah yang bisa menjaganya," tutur Yunarto Wijaya.
Ia mencontohkan di Bali, penduduknya memang mayoritas Agama Hindu, namun persatuan dan kekerabatan dengan beda keyakinan sangat kuat. Konsep bagi orang Bali adalah "menyamabraya" persaudaraan ditengah perbedaan kepercayaan, karena itu kerukunan antara-umat menjadi contoh bagi dunia.
"Bisa dilihat dari tempat ibadah dari masing-masing agama bisa dalam satu areal, lokasinya di Puja Mandala, kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung. Sebelum itu juga kekerabatan dan persaudaraan antarumat beragama sudah ada. Terbukti saling membantu saat melakukan upacara ritual keagamaan. Namun hanya dari orang luar yang berupa mempengaruhi dan mengkoyak persatuan yang ada di Bali ini," tandas Yunarto Wijaya.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap

Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi

Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu

Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia

Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi

Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa

Upacara Hari Pancasila, Lalu Lintas di Sekitar Gedung Pancasila Dialihkan
