Pengamat Militer Nilai Keberadaan Korem, Kodim dan Koramil Tidak Relevan Lagi
Pengamat militer dari UGM Najib Azca (Foto: ugm.ac.id)
MerahPutih.Com - Struktur teritorial Tentara Nasional Indonesia (TNI) seperti Komando Resor Militer (Korem), Komando Distrik Militer (Kodim), Komando Rayon Militer (Koramil) hingga Babinsa menurut pengamat militer, Najib Azca sudah tidak relevan lagi keberadaannya.
Menurut pengajar Universitas Gadjah Mada ini, keberadaan struktur komando teritorial (Koter) di era demokrasi seperti sekarang ini tidak perlu lagi dipertahankan demi mendukung profesionalisme TNI.
Baca Juga:
Hilangkan Penat, Ratusan Personel TNI dan Polri Kompak Joget Bareng
"(Struktur Komando Teritorial) sudah tidak relevan lagi di masa sekarang ini ketika TNI sudah hidup dalam konteks sistem demokratik," ujar Najib di Yogyakarta, Minggu (6/10).
Lebih lanjut, Najib beralasan pada masa perjuangan kemerdekaan struktur Komando Teritorial memang efektif untuk melawan musuh, khususnya di era penjajahan Belanda. Guna mendukung perang gerilya, Komando Teritorial yang secara khusus berisi TNI Angkatan Darat (AD) saat itu diperlukan dan dibentuk menyebar di seluruh penjuru Tanah Air.
Di era demokrasi saat ini, kata Najib, Komando Teritorial TNI yang strukturnya mulai dari Korem, Kodim, maupun Koramil hingga Babinsa di pelosok desa tidak lagi memiliki fungsi yang jelas.
Mereka difungsikan tidak hanya dalam lingkup tugas pokoknya yaitu menjaga pertahanan negara, tetapi telah menyentuh aspek keamanan, intelijen yang seharusnya menjadi ranah institusi lain seperti kepolisian, BIN hingga aspek sosial, kemasyarakatan.
"Bahkan ngurusi urusan kemasyarakatan, ngurusi pencetakan sawah, membantu swasembada pangan nah apa hubungannya?," cetusnya.
Selain itu, lanjut Najib, keberadaan Komando Teritorial mulai dari pusat hingga perdesaan juga justru berpotensi menggoyahkan profesionalime personel TNI untuk terlibat dalam ranah politik praktis. Pasalnya, dengan struktur teritorial yang komprehensif, membuat siapapun aparat atau pejabat di tingkat lokal merasa perlu berhubungan dengan TNI.
Najib Azca sebagaimana dilansir Antara mengatakan perubahan struktur Komando Teritorial sebenarnya telah menjadi salah satu tuntutan dalam agenda reformasi. Sejumlah jenderal TNI seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Wirahadikusumah, hingga Gubernur Lemhannas Agus Widjojo menjadi tokoh-tokoh militer yang pada saat itu setuju dengan reformasi struktur Komando Teritorial TNI.
"Tapi terkendala karena banyak perlawanan dan banyak kalangan tentara konservatif yang memandang itu (Komando Teritorial) sebagai kekuatan TNI dan jati diri TNI Angkatan Darat maka tidak boleh dihapus," kata Najib yang juga kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM ini.
Baca Juga:
Menurut Najib, struktur yang baru dan relevan dengan tugas TNI cukup dengan keberadaan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Bukan hanya TNI AD, Kogabwilhan mengintegrasikan tugas tiga matra TNI, yakni TNI AL, TNI AU Dan TNI AD.
Meski demikian, struktur yang mengintegrasikan tiga matra TNI tersebut juga perlu didukung dengan penguatan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) khususnya untuk AU dan AL selaras dengan luasnya cakupan wilayah maritim Indonesia.
"Kesejahteraan perajurit TNI juga perlu diperhatikan. Jangan sampai karena (ekonomi) pas-pasan tergoda menggunakan fasilitas mereka untuk melakukan fungsi di luar fungsi pokok misalnya menjadi 'backing' bisnis atau pengusaha," kata peraih gelar doktor dari Amsterdam Istitute for Social Science Research (AISR), University of Amsterdam, Belanda.(*)
Baca Juga:
Jokowi Janji Utamakan TNI dan Tingkatkan Posisi Baru bagi Perwira
Bagikan
Berita Terkait
Unhan Bawa 165 Mahasiswa Lihat Langsung Skuadron Anti Kapal Selam dan Pesawat Logistik Cepat Demi Kuasai Dinamika Peperangan Modern
Mahasiswa Magister Pertahanan Unhan RI Rasakan Sensasi Langka Terbang Bareng Pesawat Patroli Maritim CN-235
Airbus A400M Bakal Bermarkas di Lanud Halim, 22 Personel TNI AU ke Spanyol Belajar Cara Pengoperasian
Airbus A400M Tiba 3 November, Armada Logistik Baru TNI AU dengan Spesifikasi Super Besar
Penculikan Berkedok Jual Beli Mobil di Pondok Aren, POM TNI-AL Proses Hukum Pecatan Tentara yang diduga Terlibat
Kasasi MA Gugurkan Vonis Seumur Hidup 2 Eks TNI AL Pembunuh Bos Rental
Danpaspampres era Jokowi, Marsda Wahyu Hidayat Wafat
DPR Ingatkan Pentingnya AI dan Cyber Defense untuk Fungsi Pertahanan Modern di Tubuh TNI
Komisi I DPR Siap Kawal OMSP TNI di UU Baru, Tolak Dwifungsi dan Fokus Tugas Siber
TNI Diperbantukan Kawal MBG, DPR Ungkap Pentingnya Kolaborasi Alat Negara dalam Mendeteksi Masalah dan Antisipasi Keracunan