Pengamat CSIS: Cawapres Jokowi Harus Seorang Tokoh Muslim
Pengamat Politik J Kristiadi (Foto: Twitter/@KristiadiJ)
MerahPutih.Com - Pasangan Jokowi di Pilpres 2019 masih belum juga ditentukan. Sementara ini, sudah ada lima nama yang menjadi kandidat cawapres Jokowi. Di tengah teka-teki calon pendamping Jokowi, Pengamat politik CSIS J Kristiadi menyatakan pasangan Joko Widodo dalam Pemilihan Umum Presiden 2019 haruslah seorang muslim.
"Saya selalu konsisten bahwa konteks 5 tahun ke depan pendamping Pak Jokowi harus seorang tokoh muslim. Muslim seperti apa? Muslim yang diterima oleh semua pihak kalau bisa, atau sebagian besar pihak yang kemudian bisa diharapkan mengayomi semuanya," katanya di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Senin (23/7) kemarin, usai bertemu Wapres Jusuf Kalla.
Keberadaan tokoh muslim yang berwibawa sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi, menurut dia, dibutuhkan supaya pemerintahan cukup stabil.
"Itu bisa bermacam-macam 'kan, bisa ada Pak Ma'ruf Amin, Pak Said Aqil Sirodj, Pak Jusuf Kalla sendiri, ya, macam-macamlah, tinggal sekarang bagaimana prinsip-prinsip itu disesuaikan dengan konteks-konteka dimensi yang lain," kata J. Kristiadi.
Pemerintahan yang stabil, katanya lagi, dibutuhkan untuk menata landasan pengelolaan kekuasaan negara yang sekarang ini dinilai tidak ada pakemnya.
Sementara itu, dalam kesempatan bertemu dengan Wapres RI Jusuf Kalla, J. Kristiadi sebagaimana dilansir Antara mengungkapkan tentang sejumlah masalah dalam politik Indonesia, di antaranya penataan kekuasaan yang masih karut-marut, sistem politik yang tidak kondusif bagi konsolidasi partai politik, dan masalah-masalah dalam pemilu dan pilkada di Indonesia.
"Masukan-masukan saya, pengalaman-pengalaman ini saya sampaikan supaya semua calon pemimpin bangsa betul-betul mengerti sebetulnya yang diperlukan saat ini tidak cuma pemahaman bagaimana sulitnya menata kekuasaan karena semua orang merasakan," katanya.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Menteri Yasonna Stres Akibat Kalapas Sukamiskin Ditangkap KPK
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Bertemu ‘Empat Mata’, Pengamat Menduga Jokowi Kecewa karena Tak ‘Deal’ Politik dengan Prabowo
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029