Pengamat: Buruh Masih Alami Ketidakadilan Sosial

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 30 April 2017
Pengamat: Buruh Masih Alami Ketidakadilan Sosial

Demonstrasi pada Hari Buruh di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (1/5). (MP/Venansius Fortunatus)

Ukuran:
14
Audio:

Analis Politik dan HAM dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga menilai buruh masih mengalami kondisi ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang proses perbaikannya juga dinilai masih lambat.

"Ketidakadilan sosial masih terjadi saat ini, yaitu penyediaan sarana jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan yang masih jauh dari harapan para buruh, terutama dari sisi pelayanan. BPJS Ketenagakerjaan juga belum menyentuh seluruh pekerja," kata Andy melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (30/4).

Selain itu, kata Andy, akses untuk mendapatkan sarana pendidikan bagi anak-anak buruh, terutama di luar Jawa, masih sangat rendah.

Andy juga mencatat ada beberapa ketimpangan yang masih terjadi dalam kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Misalnya yang terkait dengan ketimpangan pasar kerja, di mana pekerja dengan keterampilan tinggi menerima gaji yang lebih besar dan tenaga kerja dengan keterampilan rendah hampir tidak memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan.

"Mereka terperangkap dalam pekerjaan informal dengan produktivitas rendah dan pemasukan yang kecil," kata dia.

Kemudian, ketimpangan berikutnya yaitu dalam hal menghadapi goncangan ekonomi. Saat terjadi goncangan ekonomi, kelas buruh akan lebih terdampak dan menurunkan kemampuan mereka untuk memperoleh pemasukan serta melakukan investasi kesehatan dan pendidikan.

Selanjutnya, Andy menegaskan bahwa ketimpangan dalam mendapatkan ketersediaan rumah tinggal, di mana masih banyak buruh yang mengontrak dan tidak memiliki rumah tinggal yang sesuai standar kelayakan.

"Dalam hal rumah tinggal bagi buruh, seharusnya pemerintah mengkaji kebijakan rumah tinggal atau rusunawa murah bagi buruh atau pekerja yang letaknya tidak jauh dari kawasan industri dengan akses transportasi terjangkau," katanya.

Dia berpendapat, momentum Hari Buruh Internasional pada 1 Mei mendatang dijadikan oleh pemangku kepentingan hubungan industrial, pemerintah, kalangan pengusaha, dan buruh pekerja untuk mengonsolidasikan diri dalam memperbaiki kondisi ketimpangan dan ketidakadilan sosial.

"Pemerintah perlu memperkuat program perlindungan sosial seperti bantuan tunai bersyarat dan beasiswa pendidikan, menambah peluang pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja yang lebih baik," tandasnya.

Sumber: ANTARA

#Hari Buruh Internasional #Hari Buruh Nasional #May Day
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Kelompok Muda Anarko Jadi Tersangka Melawan Aparat Saat May Day di Semarang
Terhadap anggota grup anarko tersebut pihak kepolisian akan terus menelusuri dan memprofiling aktifitasnya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 03 Mei 2025
Kelompok Muda Anarko Jadi Tersangka Melawan Aparat Saat May Day di Semarang
Indonesia
Menaker Pastikan Isu Outsourcing Masuk di Revisi UU Ketenagakerjaan
Kemnaker juga tengah memproses tindak lanjut atas salah satu amar Putusan MK tersebut yang berkaitan dengan penyusunan Peraturan Menteri tentang alih daya.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 02 Mei 2025
Menaker Pastikan Isu Outsourcing Masuk di Revisi UU Ketenagakerjaan
Indonesia
Demo Hari Buruh Internasional Solo, Massa Soroti Gelombang PHK Massal
Massa mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang tidak prorakyat.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Demo Hari Buruh Internasional Solo, Massa Soroti Gelombang PHK Massal
Indonesia
Ramaikan Aksi May Day, Musisi Indie Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto
The Brandals, Usman And The Blackstones, Suden, Methosa, Barumil, Jati Andito, dan The Jansen turun ke jalan meramaikan aksi Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, (1/5).
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Ramaikan Aksi May Day, Musisi Indie Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto
Indonesia
Diduga Berbuat Ricuh saat Aksi Buruh di Gedung MPR/DPR, Belasan Penyusup Ditangkap
Belasan orang diduga perusuh itu ditangkap karena membuat onar di aksi demo tersebut.
Dwi Astarini - Kamis, 01 Mei 2025
Diduga Berbuat Ricuh saat Aksi Buruh di Gedung MPR/DPR, Belasan Penyusup Ditangkap
Indonesia
Kenalin nih, Tokoh Pergerakan Buruh Wiji Thukul, ini 7 Puisi yang Pernah Ditulisnya
Wiji Thukul merupakan korban penghilangan paksa Orde Baru (Orba).
Dwi Astarini - Kamis, 01 Mei 2025
Kenalin nih, Tokoh Pergerakan Buruh Wiji Thukul, ini 7 Puisi yang Pernah Ditulisnya
Indonesia
Fakta Miris May Day 2025, Banyak Jurnalis jadi Korban Kekerasan, Upah Tak Layak hingga Ancaman PHK
Sangat ironis kontribusi besar jurnalis tidak sebanding dengan apa yang mereka terima.
Dwi Astarini - Kamis, 01 Mei 2025
Fakta Miris May Day 2025, Banyak Jurnalis jadi Korban Kekerasan, Upah Tak Layak hingga Ancaman PHK
Berita Foto
Aksi Buruh Pakai Topeng Joker Peringati Hari Buruh Internasional 2025 di Patung Kuda Jakarta
Aksi buruh memakai topeng joker membawa poster bertuliskan hapus disparitas upah saat aksi Hari Buruh Internasional 2025 di Patung Kuda, Jakarta, Kamis (1/5/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 01 Mei 2025
Aksi Buruh Pakai Topeng Joker Peringati Hari Buruh Internasional 2025 di Patung Kuda Jakarta
Indonesia
1 Mei Diperingati sebagai May Day, ini 3 Tokoh Penting dalam Pergerakan Buruh Indonesia
Dalam suatu periode, aktor pergerakan ini bahkan dimusuhi negara karena dianggap menyebabkan ketidaksatabilan negara.
Dwi Astarini - Kamis, 01 Mei 2025
1 Mei Diperingati sebagai May Day, ini 3 Tokoh Penting dalam Pergerakan Buruh Indonesia
Berita Foto
Mengintip Aksi Para Buruh Memperingati Hari Buruh Internasional 2025 di Monas Jakarta
Para buruh membawakan bendera saat menghadiri acara peringatan Hari Buruh Internasional 2025 di Lapangan Monumen Nasiona (Monas), Jakarta, Kamis (1/5/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 01 Mei 2025
Mengintip Aksi Para Buruh Memperingati Hari Buruh Internasional 2025 di Monas Jakarta
Bagikan