Penelitian Terbaru Ungkap Cara Terbaik Minum Pil


Menelan pil merupakan cara paling umum obat digunakan di seluruh dunia. (freepik/freepik)
PENELITIAN terbaru mengungkapkan bagaimana postur tubuh seseorang ketika menelan pil dapat memengaruhi kinerja obat dalam tubuh.
Penelitian tersebut menggunakan Duke, representasi komputer dari tubuh manusia laki-laki normal berusia 34 tahun yang diciptakan oleh ilmuwan komputer di IT'IS Foundation, sebuah kelompok nirlaba yang berbasis di Swiss yang bekerja pada berbagai proyek dalam teknologi perawatan kesehatan.
Menggunakan Duke, Rajat Mittal, PhD, seorang profesor kedokteran di Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore, AS menciptakan model komputer yang disebut "StomachSim" untuk mengeksplorasi proses pencernaan.
Baca Juga:

Penelitian mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids, memunculkan beberapa temuan mengejutkan tentang dinamika menelan pil, cara paling umum obat digunakan di seluruh dunia.
Mittal mengatakan dia memilih untuk mempelajari perut karena fungsi sebagian besar sistem organ lain, dari jantung hingga otak, telah menarik banyak perhatian dari para ilmuwan.
“Ketika saya sedang mencari untuk memulai penelitian di beberapa arah baru, implikasi biomekanik perut pada kondisi penting seperti diabetes, obesitas, dan gastroparesis menjadi jelas bagi saya,” katanya seperti diberitakan WebMD (16/9).
“Jelas bahwa penelitian bioteknologi di arena ini tertinggal dari area lain yang lebih ‘seksi’ seperti aliran kardiovaskular, setidaknya 20 tahun, dan tampaknya ada peluang besar untuk melakukan pekerjaan yang berdampak,” Mittal menjelaskan.
Postur tubuh saat minum obat
Ada beberapa hal yang diketahui mempengaruhi kemampuan pil untuk menyebarkan isinya di dalam usus untuk digunakan oleh tubuh, yaitu isi perut (makanan, campuran cairan seperti jus, susu, dan kopi) dan gerakan dinding organ usus. Namun, Mittal dan timnya mengetahui bahwa postur Duke juga memainkan peran utama.
Para peneliti menjalankan Duke melalui simulasi komputer dalam berbagai postur: tegak, condong ke kanan, condong ke kiri, dan condong ke belakang, sambil menjaga semua bagian lain dari analisis mereka (seperti hal-hal yang disebutkan di atas) tetap sama.
Mereka menemukan bahwa postur menentukan sebanyak 83 persen seberapa cepat pil menyebar di usus. Posisi yang paling efisien adalah condong ke kanan. Paling tidak efisien condong ke kiri karena mencegah pil mencapai antrum, atau bagian bawah lambung.
Baca Juga:

Ketika pil tidak mencapai bagian bawah lambung, semua tertahan kecuali jejak obat terlarut memasuki duodenum, di mana lambung bergabung dengan usus kecil.
Masuk akal jika kamu memikirkan bentuk perut, yang terlihat seperti kacang, melengkung dari kiri ke kanan tubuh. Karena gravitasi, posisi tubuh akan mengubah di posisi mana pil itu mendarat.
Pada akhirnya, para peneliti menemukan bahwa postur dapat menjadi faktor penting dalam bagaimana pil larut seperti gastroparesis, suatu kondisi di mana perut kehilangan kemampuan untuk mengosongkan diri dengan benar.
Penting bagi lansia
Di antara kelompok yang paling mungkin mendapat manfaat dari penelitian semacam itu, kata Mittal, adalah lansia. Rata-rata ketika menginjak usia lanjut, seseorang lebih banyak mengonsumsi pil dan lebih rentan terhadap kesulitan menelan karena perubahan pada kerongkongan yang dipengaruhi usia.
Lansia juga banyak yang terbaring di tempat tidur, tidak bisa dengan mudah mengubah postur tubuh. Temuan ini juga dapat mengarah pada peningkatan kemampuan untuk mengobati orang dengan gastroparesis, masalah khusus bagi penderita diabetes.
“Berdiri atau duduk tegak setelah minum pil tidak apa-apa. Jika kamu harus minum pil sambil berbaring, tetaplah telentang atau miring ke kanan. Hindari berbaring miring ke kiri setelah minum pil,” saran Mittal. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
