Kesehatan

Penelitian: Seorang Pria Dikonfirmasi Dua Kali Terinfeksi Virus Corona

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 15 Oktober 2020
Penelitian: Seorang Pria Dikonfirmasi Dua Kali Terinfeksi Virus Corona

Seorang pria didapati dua kali terinfeksi Virus Corona (Foto: pixabay/piro4D)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEORANG pria berusia 25 tahun dikabarkan terinfeksi dua kali Virus Corona pada awal tahun ini. Kabar tersebut dikonfirmasi para ilmuwan di Nevada, AS.

Temuan itu merupakan kasus pertama yang dikonfirmasi di AS dan menjadi kasus infeksi ulang kelima di seluruh dunia.

Baca juga:

Kisah Pekerja yang 'Dituduh' Positif COVID-19 di Tengah Maraknya Isu PHK

Kasus-kasus tersebut menegaskan bahwa pentingnya menjaga jarak sosial dan mengenakan masker, bahkan bila kamu sebelumnya sudah terinfeksi Virus Corona. Kasus itu pun menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sistem kekebalan tubuh manusia bereaksi terhadap virus.

Sebuah penelitian mendapati kasus pria yang terinfeksi Virus Corona dua kali (Foto: pixabay/geralt)

Menurut sebuah studi kasus yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet, infeksi Virus Corona yang kedua kali pada pasien di Nevada terjadi sekitar enam minggu.

Pada awalnya pasien dinyatakan positif COVID-19 pada April, dan memiliki gejala batuk serta mual. Dia pulih kembali dan dinyatakan negatif COVID-19 pada Mei.

Namun, pada akhir Mei, pria itu pergi ke pusat perawatan darurat dengan gejala demam, batuk dan pusing. Mirisnya, pada awal Juni, pria itu dinyatakan positif kembali dan harus dirawat di rumah sakit. "Infeksi kedua secara gejala lebih parah dari yang pertama," tulis salah satu peneliti, seperti yang dikutip dari npr.org.

Meski gejala cukup parah, namun pasien dikabarkan selamat dari infeksi Virus Corona yang kedua. Ini merupakan kasus reinfeksi Virus Corona yang dikonfrimasi.

Seorang pasien di Ekuador juga menderita mengalami gejala lebih serius saat kedua kalinya terinfeksi COVID-19. Tapi para ilmuwan tidak yakin itu bisa terjadi. Secara teori, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi usai infeksi pertama. Artinya, tubuh akan lebih efektif memerangi virus jika kembali terjangkit.

"Ada banyak alasan mengapa seseorang menjadi lebih sakit untuk kedua kalinya, mereka mungkin telah terpapar virus pada tingkat yang jauh lebih tinggi untuk kedua kalinya," Jelas Akiko Iwasaki, seorang profesor imunobiologi di Universitas Yale.

Baca juga:

Bill Gates Kecewa Sistem Tes COVID-19 di AS, Ini Penjelasannya

Adanya kasus pria yang terinfeksi Virus Corona dua kali, menjadi pengingat pentingnya memakai masker dan menjaga jarak (Foto: Pixabay/coyot)

Akiko menjelaskan kekebalan dari infeksi pertama mungkin membuat penyakit lebih buruk atau lebih baik. Tapi, dia menekankan 'ini semua sangat spekulatif' karena para ilmuwan masih memiliki sedikit informasi tentang mekanisme yang berperan.

Salah satu pertanyaan terbesar yang belum terjawab ialah seberapa luas kemungkinkan terjadinya infeksi ulang. Sulit untuk memastikan kasus di mana seseorang terinfeksi dua kali. Ilmuwan harus memiliki hasil swab dari infeksi pertama dan kedua, untuk membandingkan genom dari kedua sampel virus.

Hanya rumah sakit dengan fasilitas laboratorium tercanggih yang memiliki peralatan dan personel untuk melakukan pengurutan genom dan menganalisis hasilnya. Akibatnya, sebagian kasus infeksi ulang kemungkinkan besar tidak terdeteksi.

Profesor Imunologi dari Imperial College London, Danny Altmann, mengatakan sekitar 90 persen orang yang pernah mengalami infeksi memiliki antibodi untuk melawan infeksi lain selama sekitar satu tahun. (ryn)

Baca juga:

Penelitian: COVID-19 Bisa Bertahan di Layar Ponsel Selama 28 Hari

#Virus #Kesehatan #Virus Corona #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan