Kesehatan Mental
Setelah Vonis, Penderita Kanker Kerap Alami Gangguan Emosional


Pentingnya dukungan caregiver pascavonis (Sumber: Pexels/Anna Tarazevich)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:
DETIK ketika menerima diagnosis kanker, pengidap akan merasakan mentalnya hancur. Masa depan tampak samar. Harapan seolah pupus. Di saat itulah para pejuang kanker membutuhkan dukungan emosional dan mental.
Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, penderita kanker umumnya mengalami berbagai masalah emosional dan mental setelah mendapatkan vonis menderita kanker. “Orang yang didiagnosis kanker sangat umum mengalami masalah emosional dan mental seperti depresi, gangguan stres pascatrauma, gangguan kecemasan umum, serta gangguan emosional yang parah," urai Aru.
Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, penderita kanker umumnya mengalami berbagai masalah emosional dan mental setelah mendapatkan vonis menderita kanker. “Orang yang didiagnosis kanker sangat umum mengalami masalah emosional dan mental seperti depresi, gangguan stres pascatrauma, gangguan kecemasan umum, serta gangguan emosional yang parah," urai Aru.

Aru menyatakan peran caregiver sangat penting dalam memberikan dukungan mental dan emosional kepada para pejuang kanker. Menurutnya, caregiver memiliki peran besar dalam membantu pasien kanker membangun kepercayaan diri agar bisa menjalani perawatan secara maksimal. Mereka juga bisa meningkatkan kualitas hidup pengidap kanker menjadi lebih baik. Dukungan emosional yang kuat dan hubungan cinta dengan pasangan, teman, serta keluarga dapat memberikan dampak positif dalam hidup para pejuang kanker. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya deteksi dini sebagai upaya untuk menurunkan serta mengendalikan faktor risiko kanker.

Shahnaz Haque, survivor dan pemerhati kanker, menyatakan dukungan keluarga dan orang terdekat sangat penting untuk mendukung keadaan mental dan emosional pejuang kanker. “Saat saya divonis mengidap kanker, dunia serasa berhenti dan saya tidak semangat untuk melakukan apa pun. Di sinilah pentingnya kehadiran orang-orang terdekat untuk menumbuhkan semangat untuk terus sehat. Membangun kekuatan mental dan emosional tidaklah mudah dan tidak bisa dilakukan sendiri,” jelas Shahnaz. Meskipun terasa berat, nyatanya kanker bisa dikendalikan terutama bila pasien atau orang yang memiliki risiko kanker melakukan deteksi secara dini.
Selain itu, pemenuhan nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan terapi kanker. Nutrisi yang optimal dapat menghambat terjadinya penurunan berat badan dan infeksi lebih lanjut.
Baca Juga:
Kisah Perjuangan Berdirinya Yayasan Kanker Anak Amaryllis, Penyelamat Penyintas Kanker
“Penting bagi pejuang kanker untuk mencukupi kebutuhan kalori, protein, omega-3, serta vitamin untuk mencegah komplikasi dari pengobatan kanker sekaligus mendukung daya tahan tubuh dalam menjalani perawatan dan pengobatan kanker,” jelas ahli gizi, dr Dedyanto Henky Saputra, M Gizi.
Terapi kanker umumnya membuat pejuang kanker sulit untuk makan akibat sariawan atau masalah lain, misalnya terkait dengan kesehatan mental dan emosional. Peran pendamping menjadi semakin penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional pejuang kanker, termasuk meyakinkan mereka untuk tetap menjaga asupan nutrisi yang tepat. Nutrisi penting untuk penderita kanker yakni tinggi kalori, tinggi protein, 12 vitamin dan 8 mineral, sumber serat FOS, omega 3, serta rendah laktosa.(avia)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025

Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025

Dunia
Joe Biden Terapi Radiasi & Hormon Lawan Kanker Prostat Agresif, Hasilnya Ada Harapan
Tubuh Biden disebutkan merespons positif terapi radiasi dan hormon yang dijalani.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025

Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025

Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025

Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025

Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025

Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
