Pendapatan Per Kapita Kembali Naik, Gaya Hidup dan Belanja Berubah
Mal di Solo. (Foto: Antara)
MerahPutih.coom - Pendapatan diyakini mulai mengalami pertumbuhan setelah sebelumnya, menurun karena pandemi. Khusus untuk Jakarta, ia yakin pendapatan per kapita telah melebihi USD 4.000. Sebelum pandemi pendapatan per kapita mencapai USD 4.050 pada 2019, namun turun menjadi USD 3.870 pada 2020.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Onny Widjanarko menyampaikan ke depan, tren konsumsi masyarakat akan mengutamakan kualitas produk dan kenyamanan berbelanja.
Baca Juga:
Berbagai Risiko Baru Bayangi Pemulihan Ekonomi Indonesia
"Ada kaitannya pendapatan per kapita penduduk dengan perubahan gaya hidup, selera, dan kualitas,” kata Onny dalam Webinar Seri 2 ISEI Jakarta, Jumat.
Onny menjelaskan, jika pendapatan per kapita penduduk sekitar 2.000 dolar AS, ditandai dengan banyaknya kehadiran minimarket. Pendapatan per kapita sekitar 3.000 dolar AS ditandai dengan kehadiran apotek-apotek dan outlet dan pada kisaran 4.000 dolar AS ditandai dengan hadirnya Midi atau middle class.
"Kami kira di Jakarta ini sudah terjadi, barang-barang yang premium tapi affordable. Produksi kosmetik, obat-obatan dan barang mewah lainnya dijual dengan diperkecil size-nya sehingga terjangkau oleh siapapun," ujarnya.
Bank Indonesia memperkirakan jika income per kapita masyarakat mencapai USD 4.000 , masyarakat middle income class akan semakin banyak, kebutuhan kualitas naik, dan ekonominya berubah menjadi ekonomi gaya hidup berupa kesehatan, kecantikan dan perawatan.
"Termasuk juga kehadiran Gen Z dan Gen Alpha yang fasih dengan online dan omnichannel," katanya.
Ekonomi DKI Jakarta diperkirakan tumbuh di kisaran 3,5-4,3 persen pada 2021 dan meningkat lagi pada 2022 menjadi di kisaran 5,3-6,1 persen. Inflasi pada 2021 diperkirakan pada kisaran 1,5-2,1 persen dan untuk 2022 berada pada kisaran 2-4 persen.
"Perekonomian Jakarta diperkirakan akan terus membaik seiring dengan peningkatan mobilitas pada awal triwulan IV 2021 yang didukung oleh terkendalinya kasus COVID-19 serta akselerasi vaksinasi," ujarnya. (Asp)
Baca Juga:
Serapan Anggaran Pemulihan Ekonomi Tidak Bakal Capai 100 Persen
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN