Pemprov DKI Tunggu Pemeriksaan Sampel Beras yang Diduga Oplosan

Beras. (Foto: Antara)
Merahputih.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan mengungkap temuan mengejutkan bahwa 212 merek beras di pasaran tidak memenuhi standar atau merupakan beras oplosan.
Temuan ini sudah dilaporkan kepada Kapolri dan Jaksa Agung untuk ditindaklanjuti.
Praktik culas mengoplos dan mengemas ulang beras ini ditaksir merugikan konsumen hingga Rp 99 triliun setiap tahunnya.
Empat perusahaan besar, yaitu Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group), saat ini sedang diselidiki polisi terkait dugaan pelanggaran ini.
Baca juga:
Dugaan Beras Oplosan, 212 Perusahaan Produsen Beras Premium Diperiksa Bareskrim
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, menyatakan bahwa PT Food Station Tjipinang Jaya telah memenuhi panggilan Bareskrim Polri.
"Kami lagi tunggu hasil pemeriksaan sampel beras FS yang kami periksa di lab DKPKP," ujar Hasudungan, Senin (14/7).
Pihak berwenang masih menunggu hasil analisis sampel dari Satgas Pangan untuk tindakan selanjutnya.
Baca juga:
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta melalui Pangan Daerah sedang menguji mutu 50 sampel beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI untuk menjamin keamanan pangan yang beredar di masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati saat membeli beras.
Investigasi kasus kecurangan beras komersial dilakukan Kementerian Pertanian, Bapanas, Satgas Pangan, Kejaksaan, hingga Kepolisian, setelah adanya anomali soal beras, padahal produksi padi saat ini sedang tinggi secara nasional, bahkan tertinggi dalam 57 tahun terakhir dengan stok hingga saat ini mencapai 4,2 juta ton.
Berdasarkan hasil temuan pada beras premium dengan sampel 136, ditemukan 85,56 persen tidak sesuai ketentuan; 59,78 persen tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET); serta 21,66 persen tidak seusai berat kemasan.
Lalu, temuan pada beras medium dengan sampel 76 merek ditemukan 88,24 persen tidak sesuai mutu beras; 95,12 persen tidak sesuai HET; serta 9,38 persen tidak seusai berat kemasan.
Dugaan praktik kecurangan dalam perdagangan beras yang menyebabkan kerugian konsumen hingga Rp99,35 triliun akibat manipulasi kualitas dan harga di tingkat distribusi itu, sedang berproses di kepolisian. (Asp)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Harga Beras di Retail Moderen Bisa Capai Rp 130 Per 5 Kilogram, YLKI Pertanyakan Stok Beras Melimpah

Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Setelah 2 Tahun Impor Beras, Pemerintan Stop Beli Dari Luar Negeri

Harga Beras SPHP Diklaim Lebih Murah Dibanding Beras Medium, Hari Ini Harga Beras Capai Rp 13.954 Per Kg Masih di Atas HET

Stok Melimpah Namun Harga Melambung Jadi Pertanda Masalah Serius, Pemerintah Diminta Waspadai Spekulasi dan Kartel Beras

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

300 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Terdistribusi, Pemerintah Terapkan 5 Strategi Buat Mempercepat

Beras Langka di Toko Ritel, Harga di Agen Naik hingga Rp 25 Ribu

Harga Beras Meroket, Mentan Klaim Terjadi Penurunan di 22 Provinsi

Pemerintah Akui Harga Beras Naik Dampak HPP Gabah Rp 6.500, Tapi Petani Nyaman
