Pemerintah Serap Dana Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 21 Mei 2025
Pemerintah Serap Dana Surat Utang Negara Lebih Tinggi, Penawaran Sampai Rp 108 Triliun

Ilustrasi (MP/Didik Setiawan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pemerintah menyerap dana lebih tinggi dari target yang ditetapkan pada lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (20/5) imbas tingginya penawaran, yakni sebesar Rp 28 triliun dari target awal Rp 26 triliun.

Total penawaran yang masuk mencapai Rp 108,33 triliun, lebih tinggi dari lelang SUN sebelumnya sebesar Rp 80,85 triliun.

Penawaran masuk tertinggi tercatat untuk seri FR0104 (pembukaan kembali) yang mencapai Rp 46,74 triliun.

Pemerintah memenangkan nominal sebesar Rp8,3 triliun untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2030 ini, dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,47995 persen.

Baca juga:

Melaju ke Final Liga Europa, Manchester United Berutang Trofi ke Suporter

Selanjutnya, penawaran yang tinggi juga tercatat untuk seri seri FR0103 (pembukaan kembali), meski nilainya lebih rendah yakni Rp 39,26 triliun.

Namun, pemerintah menyerap dana lebih tinggi dari seri ini, senilai Rp 8,75 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,85632 persen dengan jatuh tempo 15 Juli 2035.

Di luar dua seri itu, SUN lainnya mencatatkan penawaran masuk di bawah Rp 10 triliun.

Untuk seri FR0106 (pembukaan kembali), penawaran masuk tercatat sebesar Rp 7,48 triliun dengan nominal dimenangkan Rp 5,05 triliun.

Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,00980 persen dengan jatuh tempo 15 Agustus 2040.

Seri FR0107 (pembukaan kembali) menerima penawaran masuk sebesar Rp 4,84 triliun dan dimenangkan senilai Rp 2,4 triliun.

Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,03964 persen dengan jatuh tempo 15 Agustus 2045.

Seri FR0102 (pembukaan kembali) mencatatkan penawaran masuk Rp2,19 triliun dan dimenangkan Rp850 miliar, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,04860 persen dan jatuh tempo 15 Juli 2054.

Seri berikutnya FR0105 (pembukaan kembali) menerima penawaran masuk Rp 1,59 triliun dan dimenangkan Rp 650 miliar. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri ini yaitu 7,10969 persen dengan jatuh tempo 15 Juli 2064.

Sementara dari seri SPN, pemerintah hanya menyerap dana dari SPN12260507 (pembukaan kembali) sebesar Rp 2 triliun dari penawaran masuk Rp 5,24 triliun.

Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini 6,15000 persen dengan jatuh tempo 7 Mei 2026.

Dari seri SPN03250820 (penerbitan baru), pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski menerima penawaran masuk sebesar Rp 1 triliun.

Hal tersebut diungkapkan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

#Utang Pemerintah #Surat Utang Negara #Utang
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Menkeu Purbaya Ultimatum Kementerian Lembaga, Dana Tidak Terserap Bakal Digunakan Bayar Utang
Total realisasi belanja 15 K/L dengan anggaran besar tercatat mencapai Rp 692 triliun atau 63,1 persen dari pagu Rp 1.097,3 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Ultimatum Kementerian Lembaga, Dana Tidak Terserap Bakal Digunakan Bayar Utang
Indonesia
Rencana Utang Kereta Cepat 'Numpang' APBN Bikin BUMN Sehat Jadi 'Sakit', DPR Minta Jangan Korbankan Duit Rakyat Buat Whoosh
Perusahaan BUMN yang awalnya sehat kini terbebani kewajiban membayar utang Rp2 triliun per tahun akibat proyek kereta cepat
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Rencana Utang Kereta Cepat 'Numpang' APBN Bikin BUMN Sehat Jadi 'Sakit', DPR Minta Jangan Korbankan Duit Rakyat Buat Whoosh
Indonesia
Menkeu Purbaya Yakin Danantara Bisa Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh, Pakai Dividen BUMN
Menkeu memandang, Danantara mampu menanggung beban tersebut karena memiliki sumber keuangan yang kuat dari dividen BUMN.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 16 Oktober 2025
Menkeu Purbaya Yakin Danantara Bisa Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh, Pakai Dividen BUMN
Indonesia
Proyek Kereta Cepat Whoosh Program Jokowi Jadi Beban, Kontrak Awal Proyek Ini Harus Disisir Ulang
Langkah ini, penting untuk memastikan siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap utang proyek yang dikerjakan pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Proyek Kereta Cepat Whoosh Program Jokowi Jadi Beban, Kontrak Awal Proyek Ini Harus Disisir Ulang
Indonesia
PKS Dukung Menkeu Tidak Gunakan APBN Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh
Angka itu, bisa jadi lebih besar karena belum termasuk potensi kerugian keuangan negara lain yang menyertainya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
PKS Dukung Menkeu Tidak Gunakan APBN Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh
Indonesia
Utang KCIC Bikin BUMN Pusing Tujuh Keliling, DPR Ingatkan Jangan Sampai Negara Ikutan Rugi
Secara ekonomi, jalur Jakarta–Surabaya dinilai lebih menjanjikan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
Utang KCIC Bikin BUMN Pusing Tujuh Keliling, DPR Ingatkan Jangan Sampai Negara Ikutan Rugi
Indonesia
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Indonesia
DPR Desak OJK Hapus Pasal 'Debt Collector' di POJK 22/2023, Utang Wajib Perdata!
Abdullah mengaku prihatin dan miris dengan banyaknya insiden tindak pidana yang dilakukan oleh penagih utang
Angga Yudha Pratama - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Desak OJK Hapus Pasal 'Debt Collector' di POJK 22/2023, Utang Wajib Perdata!
Indonesia
Defisit Anggaran Bakal Capai Rp 698 Triliun di 2026, Menkeu Pede Tarik Utang Berkurang
Purbaya yakin tidak akan menarik utang besar pada tahun anggaran 2026. Malah, percaya diri utang yang diterbitkan nanti bisa lebih rendah dari target yang dipatok pada APBN 2026.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Defisit Anggaran Bakal Capai Rp 698 Triliun di 2026, Menkeu Pede Tarik Utang Berkurang
Indonesia
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Sementara itu, ULN swasta mengalami kontraksi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Bagikan