Pembantaian Satu Keluarga di Sigi Bukti Negara Tak Hadir Melindungi Warga


ILUSTRASI: Ancaman terorisme. ANTARA/Ardika/am.
MerahPutih.com - Satu keluarga di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupate Sigi, Sulawesi Tengah, tewas dibunuh dengan sadis.
Dari tinjauan di lapangan menunjukkan korban dibunuh dengan sadis dengan cara dibakar dan dipenggal kepalanya. Korban terdiri dari pasangan suami istri, anak dan menantu.
Baca Juga
MUI Minta Aparat Tidak Tegas Pelaku Pembunuhan di Sigi Sulteng
Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menilai, aksi teror dengan memenggal kepala dan membakar rumah, bahkan di depan masyarakat lain mirip dengan cara yang dilakukan oleh kelompok ISIS.
Tempat kejadian perkara di Sigi adalah daerah yang menjadi lintasan dari kelompok MIT. Saat ini diketehui bahwa kelompok MIT berafiliasi kepada ISIS.
"Kelompok MIT ini sudah beberapa kali melakukan aksi teror dengan memenggal kepala orang yang dianggap sebagai musuh," jelas Stanislaus kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/11).

Stanislaus menambahkan, aksi yang dilakukan oleh kelompok MIT ini harus segera ditangani dengan cepat. Negara harus hadir untuk menjaga masyarakat agar tidak tersentuh oleh kelompok teroris tersebut.
"Jika negara tidak hadir maka dengan mudah menjadikan masyarakat sebagai korban," terang Stanislaus.
Ia melanjutkan, selain itu negara harus memastikan bahwa peristiwa ini tidak menjadi suatu momentum yang dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memicu konflik horisontal.
Negara harus memastikan bahwa masyarakat bersama pemerintah menjadi satu kesatuan menentang terorisme.
"Supaya tidak ada celah yang bisa menjadi pintu bagi provokasi-provokasi pemicu konflik horizontal," sebut lulusan Doktoral Kajian Ilmu Intelijen UI ini.
Baca Juga
Dalam Forum Dialog Umat Katolik, Romo Benny Ungkap Alasan Intoleransi Marak
Ia mendesak, intelijen harus lebih keras bekerja untuk melakukan deteksi dini aksi teror yang diprediksi akan menguat pada bulan Desember.
"Momentum Natal dan Tahun Baru sudah sering kali menjadi waktu favorit bagi kelompok teroris untuk menjalankan aksinya," sebut dia.
Selain itu momentum Pilkada serentak juga bisa dimanfaatkan oleh kelompok teroris. Tujuannya untuk menunjukkan eksistensinya dengan memanfaatkan konsentrasi aparat keamanan yang fokus pada pengamanan Pilkada.
"Kehadiran negara sangat penting sehingga masyarakat tidak menjadi korban," sebut Stanislaus.
Selain itu peran penting dari masyarakat untuk melawan radikalisme juga tidak kalah penting.
"Kolaborasi antara negara dan masyarakat ini harus diperkuat untuk semakin meminimalkan ruang yang bisa dikuasai oleh kelompok teroris.," terang dia.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Gomar Gultom prihatin dengan peristiwa tewasnya satu keluarga di Sigi akibat dibunuh oleh OTK.
Gomar berempati kepada korban dan warga yang tinggal di sekitar rumah korban.
"Peristiwa yang sangat mengenaskan seperti ini mengingatkan kita akan beberapa kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di daerah Sulawei Tengah," tambahnya.
Ia menuntaskan kasus ini agar masyarakat terbebas dari aksi kekerasan.
"Kehadiran negara diperlukan di seluruh pelosok negeri untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat," ujarnya.
Gomar juga mengimbau agar seluruh elemen masyarakat tak terpancing dengan kejadian ini dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan. (Knu)
Baca Juga
Pembunuhan dan Pembakaran di Sigi Sulteng Wajib Diusut Tuntas
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Gempa Dangkal Parigi Moutong Terasa Hingga Palu dan Poso, BKMG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Landa Parigi Moutong Sulteng Pagi Tadi, Sekolah Langsung Diliburkan

Jakarta dan Sulteng Buka Peluang Kerja Sama Bidang Pangan hingga Layanan Digital

KPK Didesak Usut Dugaan Korupsi Bupati Banggai

Aktivitas Sesar Palu Koro Picu Gempa Dangkal 4,5 M di Sigi

Ahmad Ali Terindikasi Lakukan Politik Uang, Bagikan Sembako hingga Uang Tunai ke Warga

Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi

DPR Soroti Investasi PT GNI yang Tak Sesuai Standar

Moana, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi Suku Pamona di Sulawesi
