Pembangunan Terowongan Katedral dan Istiqlal Dinilai Tak Bermanfaat Apa-Apa
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti di Jakarta, Senin (10/2/2020). ANTARA/Anom Prihantoro
MerahPutih.Com - Sekertaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengkritik ide Presiden Joko Widodo untuk membangun terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral tak mendesak.
Menurut Abdul, lebih baik ada silaturahim dalam bentuk infrastruktur sosial yakni pembangunan kerukunan umat beragama yang tidak hanya berbentuk fisik.
Baca Juga:
Telan Biaya Renovasi Ratusan Miliar, Masjid Istiqlal Diklaim Bakal Lebih Megah dan Kinclong
“Sepanjang kita ini berhasil membangun infrastruktur sosial, terutama menyangkut sikap terbuka, toleransi ,dan saling menghormati, saya kira yang sifatnya simbolis seperti itu dilakukan berbeda saja,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/2).
Abdul mempertanyakan nilai strategis dari pembuatan terowongan itu oleh Jokowi. Menurutnya, masyarakat saat ini tak membutuhkan 'silaturahmi' dalam bentuk fisik berupa terowongan.
"Di mana pemerintah secara sungguh-sungguh membangun toleransi autentik, toleransi hakiki dan bukan toleransi basa-basi. Itu yang dibutuhkan," kata Abdul.
Abdul Mu'ti lantas mempercayai bila Indonesia berhasil membangun infrastruktur sosial itu, maka sikap terbuka dan toleransi antara pemeluk agama satu sama lain akan tewujud di Indonesia.
Ia menyatakan seharusnya infrastruktur yang sifatnya simbolis bisa dilakukan melalui bentuk lain oleh pemerintah.
"Sepanjang kita berhasil membangun infrastruktur sosial, terutama menyangkut sikap terbuka, toleran dan saling menghormati, sehingga yang sifatnya simbolis dilakukan dalam bentuk berbeda saja," kata dia.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj, mengaku belum mengetahui secara detail soal rencana pembangunan interkoneksi situs Istiqlal dan Katedral. Ia pun tak tahu kegunaan terowongan itu nanti.
Baca Juga:
Menurut dia, kerukunan beragama sebaiknya tidak hanya disimbolkan lewat pembangunan terowongan. Kerukunan ndalam tindakan nyata yang dibutuhkan.
Seperti diketahui, pelaksanaan renovasi Masjid Istiqlal telah dimulai sejak 6 Mei 2019. Renovasi meliputi bagian dalam masjid, seperti kamar mandi dan fasilitas wudhu.(Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Lupakan Dulu Sisi Kontroversialnya! PP Muhammadiyah Minta Masyarakat Fokus pada Jasa-Jasa Soeharto Demi Kepentingan Bangsa dan Negara
Menag Nasaruddin Umar Bahas Tindak Lanjut Deklarasi Istiqlal-Vatikan dengan Paus Leo XIV di Roma
Muhammadiyah Dukung Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda, Nilai Penting untuk Selamatkan Jakarta dari Penurunan Tanah
Muhammadiyah DKI Dukung Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda, Dinilai Jadi Strategi yang Tepat
Didukung Muhammadiyah DKI, Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda Dinilai Perkuat Layanan Air dan Kepentingan Publik
Isu Dugaan Minyak Babi di Wadah Program MBG, BGN Minta Tinjauan Muhammadiyah
PAM Jaya Berubah Jadi Perseroda, Muhammadiyah DKI Sebut Buka Ruang Tingkatkan Modal
Muhammadiyah Resmika Rumah Hamka di Malaysia, Aset Dibeli Sejak 2024
Arif Budimanta Seorang Ekonom, Aktivis Muhammadiyah dan Politikus PDIP Meninggal
PP Muhammadiyah Sentil Elit Politik Tidak Berikan Keteladan dan Kondisi Panas di Berbagai Daerah