PBNU Galang Kekuatan Umat Islam Lawan ISIS

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 20 Juli 2016
PBNU Galang Kekuatan Umat Islam Lawan ISIS

Garis polisi di TKP ledakan bom bunuh diri di Mapolresta Solo (Foto MerahPutih/WIN)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggalang kekuatan dengan ulama-ulama internasional untuk memerangi terorisme. Pasalnya, ISIS melancarkan serangkaian aksi teror di bulan suci Ramadan dan Idul Fitri. 

"Pemikiran radikalisme dengna mengkafirkan orang lain bahkan sampai menghilangkan nyawa manusia lainya tidak bisa diterima dalam Islam. Oleh karena itu, Mei lalu, kami menggelar Forum International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL). Kami ingin Indonesia menjadi penggerak sekaligus pelopor bagi perdamaian di dunia," ujar Sekjen PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini kepada media di Jakarta, Rabu (20/7).

Pernyataan ini sekaligus menanggapi adanya video ancaman ISIS di dunia maya untuk menyerang negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Ancaman ini jelas tidak main-main, apalagi faktanya di ASEAN banyak pengikut dan simpatisan ISIS.

Helmy Faisal menilai, pihaknya akan terus menggalang kekuatan, terutama dengan negara-negara yang hadir di ISOMIL kemarin antara lain Sudan, Libia, Aljazair, India, Rusia, Maroko, Thailand, Inggris, Senegal, Lithuania, Spanyol, Yunani, Korea Selatan, Yordan, Pakistan, Malaysia, Tunisia, Saudi Arabia, dan lain-lain. Kekuatan bersama dalam menciptakan perdamaian dan menangkal setiap aksi terorisme, diharapkan bisa efektif menangkal ancaman-ancaman tersebut.

Selain itu, kata Helmy, dengan digelarnya ISOMIL, Indonesia ingin memperlihatkan bahwa kehidupan beragama di Indonesia bisa berdampingan dengan semua suku, agama dan golongan tanpa ada gesekan atau pertikaian diantara anak bangsa, dalam Islam Nusantara. 

"Islam Nusantara bukanlah agama baru, namun sejatinya Islam Nusantara telah ada di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Ambil contoh, di Indonesia ada Candi Borobudur sebagai simbol keagamaan orang Budha, namun tidak pernah menjadi masalah di tengah umat muslim yang mayoritas, beda halnnya dengan negara lain. Dengan adannya acara ISOMIL tersebut secara tidak langsung kita ingin mengimpor pemikiran dan cara keberagamaan orang Indonesia ke luar sehingga bisa menjadi rule model bagi negara-negara lain dalam mengaplikasikan keberagamaannya," papar Helmy. 

Helmy mengungkapkan bahwa perang melawan terorisme bukanlah sesuatu yang main-main, tapi betul sungguh-sungguh untuk dilaksanakan. Peran para ulama dan pemimpin agama di Indonesia sendiri terus memberi edukasi kepada para umat dan warga bahwa cara-cara yang dilakukan kelompok teroris itu bukanlah cara orang yang beragama.

“Karena agama Islam itu menjunjung tinggi kemanusiaan, sementara yang dilakukan kelompok terorisme itu menistakan kemanusiaan. Bom bunuh diri itu juga bukan bagian dari jihad, tetapi sesat,” ungkapnya.

Dikatakan Helmy, Islam itu agama yang mengajarkan kita kepada kedamaian. Karena dalam Al Quran itu dikatakan bahwa islam itu adalah agama yang rahmatan lil alamin. “Jadi kalau ada orang yang mengatasnakakan islam dengan meneriakkan takbir dan sebagainya tetapi perilakunya merusak tatanan kehidupan manusia, maka pada hakekatnya dia telah bertentangan dengan ajaran islam,” ujarnya.

Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu II ini, menambahkan para ulama di Indonesia saat ini sedang mengembangkan tri ukhuwah yaitu ukhuwah persaudaraan antarumat islam, ukhuwah persaudaraan kebangsaan, dan yang universal yakni ukhuwah persaudaraan antar sesama umat.

“Ukhuwah persaudaraan antar sesama umat yakni membantu satu dengan yang lain jangan berdasarkan atas kesamaan asal-usul. Jadi siapa pun yang memerlukan bantuan kita dari bangsa manapun, golongan manapun, warna kulit manapun hendaknya kita tetap saling membantu secara persaudaraan,” katanya. 

Menurutnya, para ulama Indonesia punya pekerjaan baru untuk mengekspor wawasan Islam yang damai ke berbagai negara. Mengingat yang terjadi sekarang ini telah mendengar berbagai macam kejadian bom seperti di negara seperti Indonesia, Arab Saudi, Irak, Malaysia, Thailand, Turki dan sebagainya.

“Dan aksi tersebut pasti by design. Tidak ada yang kebetulan di waktu yang hampir bersamaan di berbagai macam tempat. Maka untuk itu ini sudah merupakan warning bagi bangsa kita. Beruntung aparat keamanan kita sudah melakukan tindakan tegas untuk menanggulangi masalah itu. Tapi itu tidak cukup karena kedepan ancaman pasti akan lebih berat,” pungkasnya.

BACA JUGA:

  1. Idul Fitri Bukan Momen Mengumbar Kekerasan
  2. ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Orlando
  3. Terorisme Bertentangan dengan Hakekat Idul Fitri
  4. Ramadan Momentum Menyelamatkan Manusia dari Ancaman Terorisme
  5. Pemicu Terorisme dan Radikalisme Bukan Faktor Ekonomi dan Kemiskinan

 

#Nahdlatul Ulama #Hari Raya Idul Fitri 1437 H #Ramadan #Bom Solo #Teroris #Terorisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD
Gubernur Jakarta mengaku mendapatkan bisikan dari Ketua PW Muslimat NU DKI Hizbiyah Rochim untuk memasukan kader Muslimat ke dalam BUMD.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 27 Juli 2025
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Bagikan