Pasien Kesehatan Mental di Korea Selatan Sulit Dapat Penanganan, Harus Tunggu 5 Jam Lebih

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 04 Oktober 2024
Pasien Kesehatan Mental di Korea Selatan Sulit Dapat Penanganan, Harus Tunggu 5 Jam Lebih

Bendera Korea Selatan. (Foto: Unsplash/Daniel Bernard)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Beberapa rumah sakit di Korea Selatan tidak tanggap dalam menangani pasien kesehatan mental. Para pasien harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan penanganan dari tenaga medis.

Sebagai contoh pada 11 September lalu. Seperti yang diberitakan The Korea Times, pada malam 11 September, panggilan darurat dibuat kepada polisi di Seoul, melaporkan bahwa seorang pria yang menderita depresi mencoba melukai dirinya sendiri di rumah dengan menyalakan briket arang.

Menghadapi risiko tinggi untuk melukai diri sendiri, polisi segera meminta dia dirawat di rumah sakit darurat. Namun, meskipun keadaannya mendesak, dia baru dirawat pada pukul 2:30 pagi keesokan harinya, enam jam setelah panggilan awal.

Dalam kasus lain pada tanggal 1 Maret, polisi di Distrik Songpa, Seoul, menanggapi laporan tentang seorang pasien kesehatan mental yang mengancam akan membunuh keluarganya dengan membakar rumah mereka.

Baca juga:

Korea Selatan Resmi Beli Drone dari Polandia, Siaga Serangan Korut

Meskipun dianggap sangat berbahaya, ia menghadapi penundaan serupa dalam penerimaan pasien gawat darurat karena kurangnya tempat tidur rumah sakit yang tersedia. Satu-satunya fasilitas yang tersedia, Pusat Kesehatan Mental Nasional, tidak dapat menerimanya selama dua jam, sehingga ia baru diterima delapan jam setelah laporan awal.

Karena sistem perawatan kesehatan menghadapi tantangan berkelanjutan, waktu yang dibutuhkan untuk penerimaan darurat bagi pasien kesehatan mental penting untuk kasus yang melibatkan tindakan menyakiti diri sendiri atau ancaman terhadap orang lain telah meningkat secara signifikan.

Meskipun ada banyak panggilan darurat terkait krisis kesehatan mental, polisi dan responden darurat kesulitan menemukan tempat tidur yang tersedia. Situasi ini sering kali menyebabkan waktu tunggu yang lama dan panggilan telepon yang panik antar fasilitas. (ikh)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan