Pasien Kesehatan Mental di Korea Selatan Sulit Dapat Penanganan, Harus Tunggu 5 Jam Lebih


Bendera Korea Selatan. (Foto: Unsplash/Daniel Bernard)
MerahPutih.com - Beberapa rumah sakit di Korea Selatan tidak tanggap dalam menangani pasien kesehatan mental. Para pasien harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan penanganan dari tenaga medis.
Sebagai contoh pada 11 September lalu. Seperti yang diberitakan The Korea Times, pada malam 11 September, panggilan darurat dibuat kepada polisi di Seoul, melaporkan bahwa seorang pria yang menderita depresi mencoba melukai dirinya sendiri di rumah dengan menyalakan briket arang.
Menghadapi risiko tinggi untuk melukai diri sendiri, polisi segera meminta dia dirawat di rumah sakit darurat. Namun, meskipun keadaannya mendesak, dia baru dirawat pada pukul 2:30 pagi keesokan harinya, enam jam setelah panggilan awal.
Dalam kasus lain pada tanggal 1 Maret, polisi di Distrik Songpa, Seoul, menanggapi laporan tentang seorang pasien kesehatan mental yang mengancam akan membunuh keluarganya dengan membakar rumah mereka.
Baca juga:
Korea Selatan Resmi Beli Drone dari Polandia, Siaga Serangan Korut
Meskipun dianggap sangat berbahaya, ia menghadapi penundaan serupa dalam penerimaan pasien gawat darurat karena kurangnya tempat tidur rumah sakit yang tersedia. Satu-satunya fasilitas yang tersedia, Pusat Kesehatan Mental Nasional, tidak dapat menerimanya selama dua jam, sehingga ia baru diterima delapan jam setelah laporan awal.
Karena sistem perawatan kesehatan menghadapi tantangan berkelanjutan, waktu yang dibutuhkan untuk penerimaan darurat bagi pasien kesehatan mental penting untuk kasus yang melibatkan tindakan menyakiti diri sendiri atau ancaman terhadap orang lain telah meningkat secara signifikan.
Meskipun ada banyak panggilan darurat terkait krisis kesehatan mental, polisi dan responden darurat kesulitan menemukan tempat tidur yang tersedia. Situasi ini sering kali menyebabkan waktu tunggu yang lama dan panggilan telepon yang panik antar fasilitas. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
