Pakistan Bekukan Kerjasama Militer dan Intelijen dengan Amerika Serikat


Mobil tentara berkumpul di luar Bethel Memorial Methodist Church setelah sebuah serangan oleh pria bersenjara di Quetta, Pakistan (ANTARA FOTO/REUTERS/Naseer Ahmed)
MerahPutih.Com - Cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan bahwa negaranya terlalu bodoh karena menggelontorkan dana miliaran dolar untuk Pakistan berbuntut panjang.
Pakistan menyatakan ketersinggungan negaranya terkait cuitan Donald Trump tersebut. Sebagai bentuk protes dan keberatan terhadap pernyataan Trump, Menteri Pertahanan Pakistan Khurram Dastgir Khan mengatakan negaranya membekukan kerjasama militer dan intelijen dengan Amerika Serikat. Pakistan menolak semua bantuan militer dari Amerika.
Dari pihak Amerika Serikat juga telah menindaklanjuti pernyataan Donald Trump melalui akun twitternya. Cuitan Trump pada 1 Januari lalu menuduh Pakistan memberi perlindungan kepada pelaku teror yang diburu dari Afghanistan.
Para pemimpin Pakistan sebelumnya sempat menahan diri untuk meladeni serangan Trump akhirnya bertindak. Pernyataan tegas Menteri Pertahanan Pakistan Dastgir Khan menunjukan secara jelas reaksi Pakistan atas cuitan Trump sekaligus menandakan ketegangan antar kedua negara meningkat.
Sebelumnya Donald Trump menulis dalam cuitannya bahwa "Amerika Serikat dengan dungu telah memberi Pakistan lebih dari 33 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan selama 15 tahun belakangan, dan mereka tak memberi kita apa-apa, selain dusta & penipuan, karena mengira para pemimpin kita bodoh."
Menteri Pertahanan Pakistan menanggapi hal itu sebagai tanda Amerika Serikat tak pantas lagi jadi mitranya dan semua kerjasama dibekukan.
"Anda semua lihat fasilitas yang telah kami berikan kepada mereka (Amerika) masih beroperasi. Tapi juga ada lahan luas kerja sama intelijen dan kerja sama pertahanan yang telah kami bekukan," kata Dastgir, sebagaimana diberitakan Antara via Xinhua, Rabu (10/1) pagi.
Saat merujuk kepada pembekuan AS atas bantuan buat Pakistan, Dastgir Khan berkata, "Pembekuan bantuan militer baru-baru ini oleh AS dilakukan setelah pembekuan yang lebih besar, yaitu pembekuan dialog strategis selama lebih dari satu tahun antara AS dan Pakistan." Ia juga mengeluh bahwa Amerika Serikat tak memberi bantuan untuk memagari perbatasan dengan Afghanistan di wilayah pegunungan terjal guna menghentikan gerakan lintas-perbatasan gerilyawan radikal.
Pakistan dan Afghanistan memiliki perbatasan hampir 2.500 kilometer, kebanyakan keropos, dan gerilyawan memanfaatkan perbatasan terbuka tersebut untuk bergerak di kedua sisi perbatasan untuk melakukan kekerasan.
Pejabat militer mengungkapkan Pakistan tahun lalu mulai membuat pagar di perbatasan dan sebagian besar pagar itu direncanakan selesai tahun ini.
"Mudah sekali untuk menyalahkan Pakistan buat aksi teror lintas-perbatasan, sedangkan AS tak menggerakkan satu jari pun untuk membantu membuat pagar perbatasan," kata Dastgir Khan.
Amerika telah lama menuduh Pakistan "menyediakan tempat perlindungan buat anggota Taliban Afghanistan dan Jaringan Haqqani", yang dituduh melakukan serangan terhadap pasukan Afghanistan dan pasukan sekutu pimpinan AS.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal

Bom Bunuh Diri Meledak di Pakistan Barat Daya, Tewaskan 13 Orang, Lukai 30 Lainnya

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Taylor Swift Umumkan Pertunangan, Presiden AS Donald Trump hingga Anggota Kerajaan Inggris Ucapkan Selamat

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia

Pakistan Berbenah setelah Banjir Tewaskan Lebih daripada 300 Orang, Pulihkan Listrik dan Buka Jalan di Daerah Terdampak
