Pakar Virus Jelaskan Cara Bedakan Pilek dan Omicron


Varian omicron diantisipasi menyebar. (headtopics.com)
TIGA gejala dari virus corona yang disebut NHS, seperti batuk terus-menerus, demam tinggi, serta kehilangan indra penciuman dan perasa membuat banyak orang menjalani tes PCR. Akan tetapi, varian omicron nampaknya tidak menyebabkan gejala serupa. Varian baru ini membuat lonjakan kasus COVID-19. Banyak gejala omicron yang paling sering dilaporkan ternyata mirip flu biasa.
Tim Spector ialah ilmuwan utama dalam studi Zoe meminta kepada semua orang untuk melaporkan gejala yang mereka rasakan melalui aplikasi yang telah ada selama pandemi. Terlebih lagi banyak orang mengalami gejala pilek selama musim dingin. Dengan begitu, semua orang perlu mengetahui cara membedakan pilek dan virus corona varian omicron.
BACA JUGA:
Seperti dikabarkan Mirror, profesor epidemiologi genetik di King’s College London Timothy David Spector mengatakan tanda-tanda awal menunjukkan virus omicron telah menyebar kepada orang yang sudah divaksin. "Namun, itu menyebabkan gejala seperti pilek yang lebih ringan,” jelasnya.

Ia menjelaskan lebih jauh bahwa itu bukan alasan untuk santai tentang virus omicron. "COVID-19 tidak dapat diprediksi, dan bahkan jika kebanyakan orang merasa seperti terkena flu, risiko jangka panjangnya jauh lebih besar daripada flu biasa,” tegasnya.
Profesor Lawrence Young, seorang ahli virus dan profesor onkologi molekuler, mengatakan orang-orang perlu melakukan tes aliran lateral sebelum bepergian, terutama mereka yang memiliki gejala flu. "Tampaknya ada kesamaan antara gejala virus corona dan pilek. Data dari Zoe menyebut bahwa seperempat orang pilek terinfeksi virus corona,” kata Young kepada The Sun.
Karena itu, Spector berpendapat banyak orang yang tidak menyadari bahwa virus corona telah berubah menjadi penyakit yang mirip pilek. "Meskipun keduanya memiliki kesamaan, gejala pilek muncul lebih bertahap jika dibandingkan dengan gejala virus corona. Mereka yang terinfeksi varian omicron mengalami sakit kepala dan kelelahan dengan cepat. Sebenarnya sulit untuk membedakan dua kondisi ini, sehingga tes aliran lateral perlu dilakukan sebelum bepergian,” jelasnya.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Dr Angelique Coetzee, yang merupakan orang pertama mencurigai varian omicron, mengatakan ia melihat seorang pasien di klinik pribadinya menunjukkan gejala yang berbeda dari varian delta. Coetzee,seperti dikabarkan AFP, memperingatkan ada klinis yang tidak sesuai dengan varian delta yang ia deteksi pada 18 November. Ketika itu, tujuh pasien menunjukan gejala berbeda yang tampaknya sangat terkait dengan infeksi virus normal.
“Pasien saya mengalami kelelahan yang luar biasa, nyeri otot ringan, tenggorok gatal, dan batuk kering. Gejala ini berbeda dengan varian sebelumnya. Varian ini tidak menyebabkan hilangnya perasa dan indra penciuman,” ujarnya. (Dea)
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
