Omicron Menjadi Varian Dominan di AS


Gejala omicron berbeda dengan virus corona. (Mirror)
SUDAH 20 hari sejak Amerika Serikat mendeteksi kasus pertama omicron. Varian baru COVID-19 ini menjadi sebagai salah satu jenis yang paling dominan di Amerika Serikat. Terhitung lebih dari 73 persen kasus baru COVID-19 terjadi kurang dari tiga minggu sejak varian ini dilaporkan.
Sebelumnya, pada akhir Juni, varian delta menjadi varian utama yang mendominasi di Amerika Serikat. Data CDC pada akhir November menyebut lebih dari 99,5 persen kasus COVID-19 di 'Negeri Paman Sam' merupakan varian delta.
Terhitung hingga 18 Desember, Omicron menyumbang 73,2 persen kasus, sedangakn varian delta sebanyak 26,6 persen. Pada minggu sebelumnya, yang berakhir pada 11 Desember, varian kasus omicron diperkirakan hanya 12,6 persen dari virus yang beredar, sedangkan pada minggu pertama Desember, varian omicron hanya menyumbang sekitar 1 persen dari kasus baru. Akan tetapi, akhir-akhir ini data menunjukkan omicron mendominasi di bagian-bagian negara tertentu. Hal itu membuat lebih daripada 95 persen virus beredar di beberapa bagian barat laut dan tenggara.
BACA JUGA:
Seperti dilansir CNN, (20/12), 48 negara bagian AS telah melaporkan kasus omicron. Satu-satunya negara bagian yang belum melporkan kasus omicron adalah Oklahoma dan South Dakota.

Diketahui pula bahwa varian omicron telah menyebabkan kematian pada seorang pria Texas berusia 50-an. Itu menjadi kasus pertama terkait dengan virus omicron yang diketahui dan dikonfirmasi di Amerika Serikat. Menurut Harris County Public Health, pria itu tidak divaksinasi dan telah terinfeksi COVID-19 sebelumnya. Ia berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi parah dari COVID-19 karena tidak divaksinasi dan memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins memberi pernyataan dia tidak terkejut dengan data CDC yang menunjukkan omicron menyalip delta di Amerika Serikat. Dia memperkirakan penyebaran selama liburan, termasuk infeksi persebaran diantara yang sudah divaksinasi dan juga menjadi lebih serius karena berada diantara yang tidak divaksinasi yang membuat rumah sakit yang sudah terbebani oleh delta semakin pusing akan hal ini.

Dengan adanya berbagai hal yang terjadi ini menyebabkan para ahli kesehatan mendesak orang Amerika untuk melakukan vaksinasi yang bertujuan melindungi diri mereka dan juga orang lain sebelum menghadapi kemungkinan infeksi yang lebih besar.(pid)
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
