Pakar Sebut Gencatan Senjata Israel-Hamas Bisa Tidak Permanen, ada Ketakutan Netanyahu Berubah Pikiran


Arsip - Sejumlah warga Palestina memeriksa bangunan yang hancur pascaserangan udara Israel di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Jumat (5/1/2024). ANTARA/Xinhua/Khaled Omar/am.
MerahPutih.com - Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diumumkan baru-baru ini memberikan harapan bahwa perang Gaza yang telah berlangsung selama 15 bulan akhirnya akan berakhir. Kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina. Namun, ketidakpastian masih menyelimuti pelaksanaannya.
Kabinet keamanan Israel menyetujui kesepakatan itu pada Jumat malam setelah pertemuan yang dijadwalkan Kamis ditunda. Kesepakatan dibagi menjadi tiga fase, yang membuka potensi pelanggaran atau perubahan sikap, terutama dari pihak Israel, demikian seperti dilaporkan Aljazeera, Jumat (17/1).
Fase pertama, yang berlangsung selama 42 hari, mencakup penyerahan sandera dan tahanan, penarikan pasukan Israel dari area padat penduduk, serta peningkatan bantuan kemanusiaan. Fase berikutnya akan meliputi pertukaran tahanan lebih banyak, penarikan pasukan Israel secara permanen, dan implementasi gencatan senjata berkelanjutan.
Namun, sejumlah analis khawatir bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya menolak gencatan senjata, bisa saja melanjutkan permusuhan setelah sandera dibebaskan agar menjadi hukuman untuk Palestina.
Baca juga:
Israel-Hamas Diharapkan Laksanakan Kesepakatan Gencatan Senjata
"Israel sangat pandai melanggar gencatan senjata dan membuatnya tampak seolah-olah itu bukan kesalahan mereka," ujar Mairav Zonszein, pakar Israel-Palestina dari International Crisis Group.
Ketegangan ini menambah ketidakpastian apakah kesepakatan ini akan bertahan atau justru memperburuk konflik yang sudah berlangsung lama.
Perang dimulai setelah serangan yang dipimpin oleh Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.139 orang dan menangkap 250 orang.
Banyak dari sandera Israel dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata sebelumnya pada November 2023, dan mereka yang tersisa diperkirakan akan dibebaskan dengan pertukaran ratusan tahanan Palestina, yang prosesnya bisa saja berlangsung hingga seminggu.
Baca juga:
Gencatan Senjata Segara Diimplementasikan, Palestina Siapkan Layanan Darurat
Namun, Zonszein meyakini kesepakatan ini bisa runtuh setelah tahap tersebut.
“Kesepakatan ini akan memberikan kelegaan segera dengan membawa bantuan kemanusiaan dan memberikan pembebasan sandera dan tahanan. Kesepakatan ini lebih kepada jeda sementara ketimbang solusi jangka panjang,” paparnya. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Israel Cegat 44 Kapal Armada Global Sumud Flotilla, Menlu Prancis Pastikan Aktivis tak Alami Kekerasan

Kapal Perang Israel Cegat Kapal Global Sumud Flotilla yang Kirim Bantuan ke Gaza, Aktivis Greta Thunberg kembali Ditahan

Rencana Perdamaian Baru untuk Gaza, Hamas mungkin akan Menolak

20 Poin Proposal Gencatan Senjata Gaza dari Trump Hanya Wakili Kepentingan AS dan Israel

Paramore Tarik Musik dari Spotify Israel, Tegaskan Solidaritas Kemanusiaan

Dasco Sudah Lihat Foto Prabowo di Baliho Israel, tapi Belum Bisa Kasih Kesimpulan

Baliho Prabowo ‘Sejajar’ dengan PM Benjamin Netanyahu, Kemenlu RI Pastikan belum ada Pengakuan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global Sumud Flotilla Berada 570 Kilometer Dari Gaza, Tidak Bakal Berhenti Sampai Pengepungan Dipatahkan

[HOAKS atau FAKTA] : Persiapan Perang Lawan Indonesia dan Rusia, Israel Minta Bantuan ke NATO
![[HOAKS atau FAKTA] : Persiapan Perang Lawan Indonesia dan Rusia, Israel Minta Bantuan ke NATO](https://img.merahputih.com/media/57/3c/29/573c292140583f08ff492285146133df_182x135.png)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Serang Pengakuan Negara Palestina di Forum PBB, Disambut Sorakan dan Aksi Walk Out
