Pakar Mikroba UGM Pastikan Jenazah Pasien Corona Tak Sebarkan Penyakit


Proses pemakaman pasien corona (Foto: Istimewa)
MerahPutih.Com - Tenaga kesehatan prihatin dengan adanya penolakan pemakaman korban virus Corona disejumlah daerah. Ahli Mikroba UGM Tri Wibawa menegaskan jenazah pasien Corona tak sebarkan penyakit setelah dikubur dalam tanah.
Tri menjelaskan virus Corona dalam jenazah yang sudah dibungkus sesuai standar pengamanan tim medis akan mati.
Baca Juga:
Pemprov DKI: 20.532 Orang Lakukan Rapid Test, 428 Dinyatakan Positif COVID-19
"Saat orang meninggal, selnya mati sehingga virus didalamnya tidak akan berkembang. Sifat virus dalam jenazah sama dengan virus yang ada ditanah, lantai, maupun barang yang akan mati dalam jangka waktu tertentu," jelasnya melalui keterangan pers di Yogyakarta, Jumat, (3/4).

Ia melanjutkan dengan menjalani semua prosedur pemakaman jenazah Covid-19, sesuai guideline dari Kemenkes, Kemenag, dan MUI, maka tidak akan menimbulkan penularan. Salah satu prosedur wajib untuk mencegah penyebaran virus adalah dibungkus plastik atau kantong jenazah yang tidak mudah tembus.
Prosedur lainnya adalah Jenazah tidak boleh disuntik pengawet atau balsem, dan jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibukan lagi,
"Jenazah hendaknya diantar dengan mobil jenazah khusus dan harus segera dimakamkan tidak lebih dari 4 jam usai disemayamkan,"tutur Tri.
Petugas kesehatan yang menangani jenazah dan pihak keluarga juga wajib memakai APD saat pemulasaran jenazah.
Tri kembali menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan menolak jenazah pasien Covid-19. Sebab tidak ada virus yang bisa tersebar keluar di dalam jenazah yang telah dibungkus plastik atau kantong jenazah kedap udara.
"Dengan perlakuan tersebut jika ada cairan yang keluar dari tubuh jenazah akan tetap berada di dalam kantong jenazah. Jadi kami himbau masyarakat agar tidak panik. Karena sudah dijamin keamanannya," paparnya.
Baca Juga:
LBM Eijkman Dapat Sumbangan Dana Penanganan COVID-19 Rp10 Miliar
Guru besar Kesehatan Masyarakat, Keperawatan UGM ini menyarankan petugas untuk memberikan penjelasan ke pihak keluarga dan masyarakat setempat terkait penanganan khusus ini. Dengan adanya pemberitahuan dan sosialisasi, penolakan pemakaman bisa dihindari.
Kedepan dia berharap tidak akan ada lagi peristiwa penolakan pemakaman jenazah positif Covid-19. Stigmatisasi dan penolakan akan melukai perasaan keluarga yang ditinggalkan.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta.
Baca Juga:
LBM Eijkman Dapat Sumbangan Dana Penanganan COVID-19 Rp10 Miliar
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi](https://img.merahputih.com/media/87/d4/c2/87d4c2f6df5e66141ccee3b8612dbf8b_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Bela Jokowi, Mahasiswa UGM Minta ke Prabowo agar Roy Suryo Ditangkap
![[HOAKS atau FAKTA]: Bela Jokowi, Mahasiswa UGM Minta ke Prabowo agar Roy Suryo Ditangkap](https://img.merahputih.com/media/e3/38/d5/e338d589eb8451589cc43379b104938b_182x135.jpeg)
Jokowi Temui Dosen Akademik UGM di Yogyakarta di Tengah Isu Ijazah Palsu

UGM Pastikan Jokowi Alumunusnya, Ungkap Lama Waktu Kuliah sampai Tanggal Diwisuda

Pastikan Ijazah Jokowi Asli, UGM Klaim Miliki Bukti Dokumen dan Ujian Skripsi

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

UGM Beri Penghargaan Anugerah Alumni Mengabdi Awards kepada Lima Alumnusnya

UGM Serahkan Pengusutan Dugaan Gratifikasi Wamenkumham ke KPK

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Sistem Proporsional Tertutup Paling Tepat untuk Pemilu Serentak
