Pakar Ekonomi Pangan: Data Pangan Tidak Konsisten

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 28 November 2015
Pakar Ekonomi Pangan: Data Pangan Tidak Konsisten

Petani menjemur jagung hasil panennya di Mranggen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/11). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Bisnis - Pakar ekonomi pangan Bustanul Arifin mengatakan sektor pertanian tidak hanya memikirkan untuk selalu bisa surplus. Sementara, data terkait pangan saat ini kurang valid, dan Menteri Pertanian sendiri menganggap agar bisa surplus tidak terpaku oleh data.

"Mungkin beda, saya akademisi bagaimana kiba bisa bilang surplus jika memang datanya gak bener. Bagi saya, data itu simbol yang amat sangat penting," kata Bustanul Arifin kepada merahputih.com, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/11).

Ia menjelaskan, persoalan data pangan untuk tujuan kesejahteraan adalah hal yang paling sentral. Keakuratannya menentukan hasil analisis yang sempurna.

"Memang beda mungkin birokrasi sama akademisi, bagi kami datalah yang sentral. Bagaimana mungkin kita bisa menghasilkan kesimpulan yang baik jika datanya saja tidak benar. Menganalisis informasi yang salah hasilnya juga salah," tegas Bustanul.

Ia juga menyayangkan terhadap lembaga-lembaga yang memiliki data tidak akurat dan tidak konsisten. Tentu, lanjutnya, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam mengawasi dan memantau perkembangan data di lapangan.

"Saya sebagai pengguna data sangat terganggu kalau datanya tidak konsisten. Saya memantau setiap hari perkembangan data, terasa sekali jika ada yang aneh yang anomali. masyarakat harus tetap sensitif terhadap hal-hal ini," tutupnya.

Sementara itu, kemarin (27/11), pihak Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring menyatakan, data pangan yang dilakuakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengawur dan tidak sesuai dengan validitas di lapangan. "Hal ini, sangat berbahaya," kata Hasil. (dit)

 

BACA JUGA:

  1. Mulai Tahun Depan, BPS Ubah Perhitungan Produksi Pangan
  2. Pengamat: Harga Pangan Terkendali, Buruh Dijamin Tak Demo
  3. Rachmat Gobel: Sepuluh Bulan Menjabat Urus Produksi Pangan
  4. BI: Oktober Deflasi 0,08 Persen Didorong Harga Bahan Pangan
  5. Antisipasi El Nino, Pemerintah Siapkan Rencana Pangan Nasional
#Badan Pusat Statistik (BPS) #Data Pangan #Bustanul Arifin
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
Harga rata-rata minyak goreng seluruh kualitas secara nasional pada minggu pertama November 2025 sebesar Rp 19.480 per liter, sedangkan pada Oktober 2025 Rp 19.469 per liter.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
Indonesia
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
hampir seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, kecuali kegiatan jasa lainnya, pertambangan dan penggalian, aktivitas keuangan dan asuransi, serta realestat.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Indonesia
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Dari 5,46 juta angkatan kerja, sekitar 5,13 juta orang sudah bekerja, sementara sisanya adalah pengangguran
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Indonesia
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Dari sisi produksi atau lapangan usaha, industri pengolahan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi triwulan III dengan andil 1,13 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Indonesia
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Pendidikan rendah masih mendominasi.
Dwi Astarini - Rabu, 05 November 2025
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Indonesia
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Jumlah pengangguran di Indonesia kini mencapai 7,47 juta orang. Angka tersebut turun dibanding tahun lalu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Indonesia
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Sektor pertanian berkontribusi sebesar 28,15 persen dalam penyerapan tenaga kerja di Agustus 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Indonesia
Penduduk Usia Kerja Meningkat 2,80 Juta, Agustus Pengangguran Terserap 4.092 Orang
Penduduk yang bekerja terdiri dari pekerja penuh sebanyak 98,65 juta orang atau bertambah sekitar 0,20 juta orang
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Penduduk Usia Kerja Meningkat 2,80 Juta, Agustus Pengangguran Terserap 4.092 Orang
Indonesia
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
BPS mencatat tren naiknya harga emas ini bukan hal baru karena sudah terjadi selama 26 bulan berturut-turut.
Wisnu Cipto - Selasa, 04 November 2025
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan
Indonesia
Indonesia Masih Untung Dalam Perdagangan Internasional, Sudah 65 Bulan
Untuk nilai ekspor tersebut meningkat 8,14 persen secara tahunan, dengan penyumbang utama oleh nilai ekspor industri pengolahan sebanyak USD 167,85 miliar atau Rp 2,8 kuadriliun.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Indonesia Masih Untung Dalam Perdagangan Internasional, Sudah 65 Bulan
Bagikan