Sains

Pakar AMA Mulai Tinggalkan BMI Sebagai Tolok Ukur Kesehatan

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 05 Juli 2023
Pakar AMA Mulai Tinggalkan BMI Sebagai Tolok Ukur Kesehatan

American Medical Association memilih untuk menjauh dari penggunaan BMI sebagai patokan kesehatan. (Foto: Freepik/@Anastasia Kazakova)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KETIKA masuk ke ruang dokter atau pusat kebugaran dalam beberapa tahun terakhir, kamu kemungkinan mendapat penghitungan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI).

Rumus BMI menggunakan berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter. Jumlah yang dihasilkan diklasifikasikan ke dalam salah satu dari empat kategori: kurus, berat badan normal, kelebihan berat badan, atau obesitas.

Label ini sangat produktif dalam sistem medis di berbagai negara. Bahkan, klasifikasi BMI bahkan digunakan untuk menetapkan kelayakan vaksin COVID-19.

Pada awal Juni, American Medical Association (AMA) memilih untuk menjauh dari penggunaan BMI sebagai ukuran untuk menilai berat badan dan kesehatan seseorang.

Pihak tersebut menilai perhitungan BMI bermasalah karena berbagai alasan. Untuk memahami alasannya, kamu harus terlebih dahulu memahami sejarahnya.

BMI ditemukan pada 1830-an oleh seorang ahli statistik Belgia yang ingin menggambarkan kesehatan ideal untuk "orang biasa".

Baca juga:

Tahi Lalat Berbulu Berpotensi Jadi Obat Kebotakan

body mass index
BMI ditemukan pada tahun 1830-an oleh seorang ahli statistik Belgia. (Foto: Pexels/Moe Magners)

Penghitungan ini menjadi lebih banyak digunakan pada 1970-an ketika ahli fisiologi Ancel Keys mencari cara yang lebih baik bagi perusahaan asuransi jiwa AS untuk memperkirakan lemak tubuh orang, dan menghubungkannya dengan risiko kematian mereka.

Keys menunjukkan bahwa perhitungan BMI lebih baik dan lebih sederhana daripada metode industri asuransi pada masa itu.

Sementara BMI berguna dalam mengevaluasi populasi besar, cara penghitungan tersebut kurang membantu dalam mengevaluasi kesehatan orang per orang. Ukuran tersebut tidak memberikan cara untuk mengukur massa tulang atau otot seseorang.

Akibatnya, atlet seringkali memiliki BMI lebih tinggi karena memiliki massa otot lebih banyak. Saat bersamaan, orang kehilangan massa otot dan menambah lemak perut seiring bertambahnya usia. Perubahan tidak sehat ini tidak terdeteksi dengan mengukur BMI.

Masalah utama lainnya adalah BMI dikembangkan dan diuji terutama pada laki-laki kulit putih, tetapi komposisi tubuh sangat bervariasi pada jenis kelamin, ras, dan etnis yang berbeda.

Berat badan dan komposisi tubuh yang sehat untuk perempuan kulit hitam mungkin tampak "obesitas" atau "kelebihan berat badan" pada skala BMI.

Ada bukti telah menunjukkan masalah ini. Riset yang diterbitkan oleh International Journal of Obesity pada 2016 membandingkan BMI dengan ukuran kesehatan lainnya termasuk tekanan darah, trigliserida, kolesterol, glukosa, dan resistensi insulin pada lebih dari 40.000 orang dewasa.

Baca juga:

Peneliti Ungkap Kenapa Cokelat Susu Lebih Disukai

body mass index
Cara penghitungan BMI kurang membantu dalam mengevaluasi kesehatan orang per orang. (Foto: Unsplash/Kenny Eliason)

Para peneliti menemukan hampir setengah dari individu yang kelebihan berat badan dan hampir 30 persen dari individu yang obesitas memiliki metabolisme yang sehat. Sebaliknya, lebih dari 30 persen orang yang diklasifikasikan sebagai "berat badan normal" dalam penelitian ini tidak sehat secara metabolik.

Dengan mengekstrapolasi data ini, mereka memperkirakan bahwa lebih dari 74 juta orang dewasa AS salah diklasifikasikan sebagai sehat atau tidak sehat menurut pengukuran BMI.

Kebijakan baru yang diadopsi oleh American Medical Association tidak menghilangkan BMI sepenuhnya. Sebagai gantinya, AMA menyarankan dokter menggunakan faktor lain untuk mengevaluasi kesehatan dan berat badan termasuk lemak perut, kadar gula darah, dan tes tiroid.

“Ada banyak kekhawatiran dengan cara BMI digunakan untuk mengukur lemak tubuh dan mendiagnosis obesitas, tapi beberapa dokter menganggapnya sebagai ukuran yang membantu dalam skenario tertentu,” kata Mantan Presiden AMA Dr. Jack Resneck, Jr. seperti diberitakan Psychology Today (28/6).

Dia menambahkan, penting bagi dokter untuk memahami manfaat dan keterbatasan penggunaan BMI dalam pengaturan klinis untuk menentukan perawatan terbaik bagi pasien. (aru)

Baca juga:

Mengintip Kehidupan Seks Tanaman

#Sains #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan