Pagi Ini Rupiah Menguat Hingga Rp 13.327
Petugas bank menghitung uang pecahan dolar Amerika di Jakarta, Selasa (10/6). (Foto Antara/Puspa Perwitasari)
MerahPutih.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat 11 poin menjadi Rp 13.327 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.338 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan bahwa dolar AS sedang berada di bawah tekanan menyusul data tingkat pengangguran di Amerika Serikat naik menjadi 4,4 persen dan penambahan jumlah pekerja yang di bawah estimasi.
"Para ekonom memperkirakan ada 180.000 pekerja baru dan tingkat pengangguran di level 4,3 persen," papar Faisyal.
Menurut dia, hasil data itu dapat mengindikasikan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mungkin akan menjadi lebih ragu untuk menaikkan suku bunganya sehingga menahan laju dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.
Faisyal melanjutkan, di sisi lain,dolar AS juga masih tertekan sentimen politik di Amerika Serikat yang dinilai juga kurang kondusif, dikhawatirkan kondisi itu dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pergerakan rupiah masih terbatas, pelaku pasar masih menjauhi sejumlah mata uang berisiko termasuk rupiah di tengah kondisi di semenanjung Korea yang belum kondusif.
"Adanya percobaan kembali peluncuran rudal balistik Korea Utara membuat permintaan atas aset-aset 'safe haven' masih tinggi," kata Reza.
Dari dalam negeri, lanjut dia, adanya pengumuman deflasi tampaknya juga mulai menjadi "amunisi" atau alat ampuh untuk mengangkat rupiah bergerak terapresiasi terhadap dolar AS.(*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Momen KPK Serahkan Uang Rampasan Kasus Korupsi Taspen Senilai Rp 883 Miliar di Jakarta
Inflasi Diklaim Terkendali, Rupiah Menguat
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Yang Tidak Setuju, Mundur
Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat
Penguatan Rupiah Bakal Didorong Isu Suku Bunga