Orang Kaya Sebenarnya Tidak Flexing


Mereka tidak memamerkan kekayaannya. (Foto: Unsplash/Mufid Majnun)
HARTA bukan menjadi sesuatu yang harus dipamerkan bagi orang kaya sejati. Dalam sebuah penelitian, mereka yang sukses dan memiliki harta berlimpah, justru lebih menghargai pencapaian mereka tersebut dengan bersikap rendah hati.
Menurut sebuah riset tentang pola orang kaya dalam berbelanja yang dilakukan oleh seorang profesor sosiologi di New School for Social Research New York Rachel Sherman, banyak orang kaya cenderung amat berhati-hati dalam memakai uangnya. Mereka tidak membeli barang branded lalu memamerkannya di media sosial.
Baca Juga:
Sherman melakukan wawancara dengan 50 orang kaya di New York untuk bukunya yang berjudul Uneasy Street: The Anxieties of Affluence. Alhasil, banyak dari mereka yang memilih untuk hidup sederhana dan menghabiskan uang mereka dengan cara biasa-biasa saja seperti orang pada umumnya.
“Orang kaya yang saya teliti sangat hati-hati dengan implikasi moral dari hak istimewa dan kelebihan yang mereka dapatkan,” tulis Sherman.

Orang kaya sebenarnya juga memahami prioritas hidup mereka, dan memilih untuk membelanjakan uang mereka untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup, seperti pendidikan, keamanan, privasi dan investasi jangka panjang.
Bahkan, lanjut Sherman, orang-orang yang super kaya justru cenderung berhemat. Bagi mereka, berhemat adalah cara untuk menunjukkan bahwa mereka tidak menganggap remeh nasib baik dan kekayaan yang mereka punya. Jadi, mereka tetap membeli barang sesuai kebutuhan. Apabila barang tersebut mahal, alasan mereka membelinya ialah karena mengincar kualitas dan fungsinya.
Baca Juga:
Para miliarder tersebut juga mungkin memiliki pengalaman yang memotivasi mereka untuk menghargai uang. Beberapa orang kaya mungkin telah mengalami masa-masa sulit atau kegagalan finansial di masa lalu, sehingga mereka lebih menghargai uang dan mempertimbangkan keputusan pengeluaran mereka dengan lebih hati-hati.

Mereka juga sadar, meskipun memiliki harta melimpah, mereka memahami bahwa kekayaan tersebut dapat hilang dengan cepat jika tidak diinvestasikan atau dikelola dengan baik. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk berinvestasi dalam hal-hal yang mereka pahami dan dengan risiko dapat dikelola ketimbang flexing. (dsh)
Baca Juga:
Waktu Makan Anak Makin Menyenangkan bersama Lego Duplo Terbaru
Bagikan
Berita Terkait
Flexing Pengalaman Kerja dengan Tepat di CV

Flexing Otot Tanpa Terlihat Disengaja

Cara Menahan Diri agar Flexing Tidak Dianggap Negatif

Flexing Foto Libur Lebaran Bisa Pertanda Narsistik

Cerita Novita Hardini Main di Film 'Buya Hamka'

Flexing Berkedok Bertanya dalam Dunia Gaming

Flexing Angpau Lebaran Walaupun Tak Merayakannya

Tempat Wisata Baru di Jakarta dengan Spot Foto Bernuansa Jepang

Flexing Sekaligus Tingkatkan Kesehatan Mental di Tempat Tropis

Nicke Widyawati Masuk Daftar 14 Perempuan Kontemporer WIPO
