Operasi Keselamatan 2024 Dinilai tak Bikin Pengendara Jadi Tertib Lalu Lintas


Edison Siahaan ITW/dok Pribadi
MERAHPUTIH.COM - OPERASI Keselamatan 2024 yang digelar Polri menuai sorotan. Salah satunya dari Indonesia Traffic Watch (ITW). Koordinator ITW Edison Siahaan menilai Operasi Keselamatan 2024 terkesan hanya mengumumkan hasil penindakan yang jumlahnya terus meningkat.
Menurut Edison, hingga hari ke-10 Operasi Keselamatan Jaya 2024 digelar, belum ada tanda-tanda yang potensi memberikan dampak meningkatnya kesadaran tertib di jalan raya. Hal yang terjadi justru peningkatan jumlah pelanggar yang ditindak dari hari ke hari.
Baca juga:
Pelanggaran yang Paling Banyak Dilakukan Pengendara selama Operasi Keselamatan Jaya
“Misalnya, pada hari kesembilan operasi keselamatan digelar tercatat sebanyak 9.183 pelanggar yang ditindak melalui ETLE atau electronic traffic law enforcement serta 17.663 teguran yang diberikan kepada para pelanggar lalu lintas,” ujar Edison di Jakarta, Kamis (14/3).
Artinya, lanjut Edison, sama halnya dengan operasi Simpatik, Zebra, dan Patuh yang digelar setiap tahun, tetapi tidak memberikan dampak signifikan terhadap upaya mewujudkan keselamatan dan ketertiban berlalu lintas.
“Jangan salahkan apabila masyarakat menilai operasi hanya untuk mendulang dana dari sektor denda tilang demi memenuhi pundi-pundi pendapatan negara bukan pajak (PNBP),” terang Edison.Terlebih lagi jenis pelanggaran juga tidak jauh berbeda dengan hari-hari biasa yang dapat dilihat secara kasat mata di jalan raya. Pelanggaran itu seperti pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm, melawan arus, melanggar marka jalan, tidak menggunakan sabuk pengaman, menggunakan handphone saat berkendara.
“Bentuk pelanggaran yang ditindak seluruhnya disebabkan faktor human error atau faktor manusia yang belum sadar pentingnya keselamatan berlalu lintas,” ungkap Edison,
Semestinya, lanjut Edison, operasi yang digelar disertai dengan inovasi dan kreativitas yang potensial memberikan dampak signifikan terhadap upaya meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas dan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Contohnya, sosialisasi secara masif dan konsisten hingga ke komunitas masyarakat terkecil atau mendorong masyarakat untuk membangun komunitas cinta ketertiban dan keselamatan lalu lintas. “Bukan hanya memasang spanduk dan taman lalu lintas tetapi tidak berpenghuni,” tuturnya.
Edison meminta Korps Lalu Lintas berupaya agar pedoman tertib dan keselamatan berlalu lintas menjadi mata pelajaran di kurikulum pendidikan nasional untuk tingkat sekolah dasar atau sekolah menengah.
“Dengan begitu, tertib dan keselamatan berlalu lintas dapat dijadikan sebagai kebutuhan yang tentu wajib dilakukan,” tutup Edison.(knu)
Baca juga:
Operasi Keselamatan 2024 Resmi Digelar, 11 Jenis Pelanggaran Ini Bakal Ditindak
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Anggaran Rp 3,9 Miliar Habis untuk Perbaiki 18 Lampu Lalu Lintas Akibat Demo Anarkis di Jakarta

Minggu Pagi Jalan Depan DPR Masih Ditutup, Lalu Lintas Kwitang-Senen-Salemba Normal

Kondisi Terkini Lalu Lintas di Depan Mapolda Metro Jaya dan Slipi, Mulai Lancar

Mapolda Metro Jaya Dikepung Massa, Lalu Lintas Simpang Susun Semanggi Lumpuh Total

Pit Galian Jatiwaringin-Hek Kramat Jati Ditutup, Lalu Lintas Sudah Kembali Normal

Ribuan Buruh Mulai Geruduk DPR, Polisi Tutup Jalan Kolong Jembatan Senayan

Rekayasa Lalu Lintas Akibat Demo 25 Agustus di DPR, Ini Rutenya

2 Jurnalis Gugat UU LLAJ, Iwakum: Keselamatan Lalu Lintas Harus Inklusif untuk Semua Warga

166 Ribu Pelanggar Lalu Lintas Terjaring Selama Operasi Patuh Jaya 2025, Terbanyak karena Tanpa Helm dan di Bawah Umur

Bui 4 Bulan Penjaran Mengintai Pelanggar Lalu Lintas Saat Operasi Patuh 2025
