Ojek Daring Jadi Incaran Pekerjaan Pendatang ke Jakarta


Ilustrasi ojek daring (Unsplash Afif Ramdhasum)
MerahPutih.com - Tren jumlah pendatang baru usai Lebaran atau arus balik mengalami naik turun selama empat tahun terakhir. Tercatat, pada 2020 sebanyak 24.043 orang. Lalu 2021 sebanyak 20.046 orang, tahun 2022 sebanyak 27.478 orang dan 2023 sebanyak 25.918 orang.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta mulai pendatang baru yang masuk ke Jakarta usai Idulfitri 1445 Hijriah hingga pertengahan Mei 2024 atau sekitar satu bulan.
Baca juga:
Pemudik Jangan Bawa Pendatang Baru, Menko PMK: Angka Pengangguran Cukup Tinggi
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai jenis profesi ojek daring (ojek online/ojol) adalah salah satu incaran para pendatang baru di Jakarta, setelah Lebaran tahun ini.
"Pendatang kebanyakan mencari pekerjaan informal seperti ojek," kata Yayat.
Yayat menjelaskan, pekerjaan informal seperti ojek tentunya tidak membutuhkan kemampuan tertentu lantaran hanya bermodalkan ponsel dan sepeda motor.
Terkait latar pendidikan, menurut dia rata-rata pengemudi ojek daring memiliki pengalaman pernah mengenyam bangku SMA sehingga pekerjaan ini terbilang menggiurkan bagi para pendatang.
Terlebih, Jakarta sebagai kota metropolitan tentu membutuhkan beragam moda transportasi untuk memudahkan mobilitas masyarakat berpindah lokasi.
"Ojek di mana-mana yang paling gampang, sama layanan pengiriman barang secara instan," jelasnya.
Ia menambahkan, adanya persaingan mendapatkan pekerjaan di Jakarta turut membuat masyarakat yang berasal dari keluarga pra sejahtera kurang mampu bersaing. Alasan masyarakat yang memilih bekerja informal di Jakarta lantaran tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun pengalaman tertentu.
"Nah itu menjadi sebuah peluang kerja di Jakarta itu makin sangat terbatas karena potensi pencari kerja Jakarta juga tinggi," ujarnya.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyebut terjadinya penurunan tren urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota usai Lebaran 2024.
"Tren penurunan angka urbanisasi pasca-Lebaran harus dibarengi dengan konsistensi para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Hal itu untuk bersama-sama mengembangkan berbagai potensi yang ada di desa," kata Lestari Moerdijat.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memperkirakan 15.000 sampai 20.000 pendatang baru di Jakarta usai Lebaran 2024. Jumlah itu cenderung turun jika dibandingkan pendatang pasca-Lebaran 2022 dan 2023, masing-masing sebanyak 25.918 orang dan 27.478 orang.
Baca juga:
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Di Forum BRICS, AHY Ungkapkan 70 Persen Warga Mengumpul di Perkotaan Jadi Tantangan Indonesia

Pemprov DKI Minta Pendatang Baru Wajib Bawa SKPWNI untuk Tinggal di Jakarta

Tanggapi Soal Pelamar PPSU Membludak, Pramono: Banyak Pendatang Baru di Jakarta

Fenomena 'KK Tumpang': Ancaman Ledakan Penduduk dan Beban Sosial Jakarta

Selama Masa Angkutan Lebaran 2025, Ketepatan Waktu Kereta Api Belum Capai 100% On Time

26.282 Penumpang Gunakan Bus AKAP saat Arus Balik Lebaran 2025 di Terminal Kalideres

Pendatang Baru di Jakarta Diminta Urus Administrasi Kependudukan, Ingat Masa Tinggal Kurang 1 Tahun

Jasamarga Berlakukan Kembali Diskon Tarif Tol 20 Persen untuk Arus Balik Lebaran 2025

Ribuan Pemudik Serbu Termibal Lebak Bulus Pasca Puncak Mudik, Mayoritas Berasal dari Jawa Barat

Dishub DKI Jakarta Keluarkan Peringatan Keras untuk Pemudik Bus AKAP: Jangan Turun di Pinggir Jalan!
