Nelayan Tulungagung Ditangkap Polisi karena Jual Lumba-lumba


Petugas menunjukkan barang bukti satwa lumba-lumba yang ditangkap dan diperjualbelikan tersangka Sunar, di Pantai Sine, Tulungagung (Antara/Ist)
MerahPutih.com - Aparat kepolisian di Tulungagung, Jawa Timur menangkap seorang nelayan setempat yang kedapatan membunuh sembilan ekor lumba-lumba moncong pipanjang (long-beaked common dolphin atau nama latin Delphinus) dan memperjualbelikannya.
Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia mengatakan, nelayan asal Pantai Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir itu kini ditahan dengan status tersangka.
Baca Juga:
Polda Metro Pastikan Tidak Ada Anggotanya Terinfeksi COVID-19
Tersangka terbukti menyimpan, memiliki, mengangkut, memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 ayat (2) jo psl 21 ayat (2) huruf b UURI Nomor 5 Tahun1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
"Kami juga masih akan melakukan pengembangan penyelidikan untuk mengetahui ada/tidaknya jaringan perdagangan satwa dilindungi ini," kata Kapolres Pandia.
Nelayan yang ditangkap itu bernama Sunar Bin Seri (49). Ia merupakan nelayan asli kawasan pesisir Pantai Sine.
Informasi yang dihimpun aparat kepolisian, Sunar telah lama beraksi menangkap dan memperjualbelikan ikan lumba-lumba untuk diambil dagingnya.
Aksi kejahatannya baru terbongkar setelah dua anggota polisi dari Polsek Kalidawir melakukan patroli di wilayah pesisir Pantai Sine dan mendapat laporan adanya nelayan lokal bernama Sunar yang menyimpan dan memperniagakan satwa dilindungi dalam keadaan mati berupa ikan lumba-lumba moncong panjang.

Informasi itu kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penggerebekan di rumah Sunar di Dusun Sine RT 002 RW 003 , Desa Kalibatur.
Hasilnya, di gudang penyimpanan ikan milik Sunar ditemukan sembilan ekor lumba-lumba moncong panjang dalam keadaan mati dan sebagian telah disayat untuk diambil dagingnya.
Seluruh barang bukti berikut terlapor Sunar kemudian dibawa ke kantor polisi untuk menjalani serangkaian pemeriksaan.
"Penangkapan ini semoga menjadi efek jera bagi nelayan atau siapapun agar tidak memburu, menyimpan, memelihara apalagi memperniagakan satwa dilindungi ini. Baik jenis lumba-lumba, kura-kura/penyu ataupun jenis satwa langka dan dilindungi lainnya," kata Pandia.
Baca Juga:
Di Pantai Sine, ikan lumba-lumba memang dikenal acapkali berenang hingga mendekati garis pantai.
Kawanan ikan jenis mamalia laut ini bahkan seringkali terlihat berenang dekat parkir kapal-kapal nelayan yang lego jangkar di perairan Pantai Sine.
Sejumlah nelayan dan pemancing mengaku tahu satwa lumba-lumba adalah jenis ikan dilindungi.
Namun bagi sebagian nelayan, satwa dilindungi ini justru diburu untuk kepentingan pribadi. Baik untuk dikonsumsi sendiri maupun diperjualbelikan ke pelanggan karena menganggap daging ikan lumba-lumba yang berkualitas super. (*)
Baca Juga:
Keterbatasan Alat Tes, Jabar Masih Sasar Warga Dekat Terinfeksi COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Lumba-Lumba Kini Sering Muncul di Pulau Pramuka Itu Pertanda Apa?

Kawanan Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta

Eks Menteri KKP Khawatir Kebijakan Pemutihan Utang Malah Bikin Petani-Nelayan Malas

15 Nelayan Indonesia Masih Ditahan di Darwin Australia

15 Nelayan Indonesia Ditangkap Otoritas Australia

Angin Kencang Bikin 6 Nelayan Bengkalis Lewati Batas Negara Malaysia

Melihat Kemegahan Pelabuhan Muara Baru di Pesisir Jakarta

Australia Pulangkan 35 Nelayan Indonesia Yang langgar Batas

Nelayan Rembang Respons Positif Program Penghapusan Kredit Macet Ganjar-Mahfud
Indonesia Segera Pulangkan Nelayan Sri Lanka
