Eks Menteri KKP Khawatir Kebijakan Pemutihan Utang Malah Bikin Petani-Nelayan Malas


Eks Menteri KKP Prof. Dr. Rokhmin Dahuri. (ANTARA/Shariva Alaidrus)
MerahPutih.com - Program penghapusan piutang macet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk petani dan nelayan menuai reaksi. Eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Rokhmin Dahuri mengingatkan proses pemutihan utang ini harus diawasi ketat agar tidak memicu efek domino negatif.
“Perlu memastikan bantuan berupa pemutihan kredit untuk petani dan nelayan jangan sampai membuat petani kita itu menjadi malas,” kata Rokhmin Dahuri, kepada wartawan dikutip Rabu (6/10).
Menurut dia, sebagian besar petani dan nelayan menunggak utang bukan karena faktor kultural. Namun karena faktor eksternal, seperti dihantam pandemi dan kondisi ekonomi yang baik turun.
"Diharapkan langkah ini bisa mendorong usaha dan produktivitas petani, nelayan dan UMKM guna mendukung target swasembada pangan, sehingga bisa mewujudkan pembangunan dan ekonomi RI," ujar anggota Komisi IV DPR RI itu.
Baca juga:
Indonesia Dorong Penghapusan Utang Negara Berkembang dan Miskin
Lebih jauh, Rokhmin mengungkapkan fakta di lapangan menunjukkan tidak mudah bagi para petani, nelayan dan UMKM untuk mendapatkan akses kredit perbankan. Oleh karenanya, dia berharap kebijakan baru ini dapat menciptakan petani dan nelayan yang produktif.
"Saya sebagai Anggota komisi IV DPR RI akan memastikan, mendampingi pemerintah bahwa pemutihan harus benar-benar selektif dan ketat. Pasti kami akan mengawasi dengan profesional," tandas eks Menteri KKP era Presiden Megawati Soekarnoputri itu.
Sekedar informasi, Presiden Prabowo Subianto menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024. Isi aturan itu terkait penghapusan piutang macet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pemerintah berharap dapat membantu para produsen yang bekerja di bidang pertanian, UMKM, dan sebagai nelayan. Sebab, petani hingga nelayan merupakan produsen pangan yang sangat penting. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Kereta Khusus Pedagang dan Petani Segera Meluncur, Jam Operasional Sedang Dikaji

Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian

Petani Tebu Menjerit, Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang Nilai Capai Ratusan Miliar Rupiah

Soal Mafia Pangan, Mentan: Jangan Permainkan Nasib Petani

Impor Singkong Akan Diatur Lebih Ketat Demi Jaga Semangat Petani Lokal

Sidang Kabinet Paripurna, Prabowo: Pengusaha Jangan Mau Untung Besar di Atas Penderitaan Rakyat

Prabowo Sebut Petani Harus Punya Rumah dan Mobil Bagus

Jateng Targetkan Panen 11,8 Juta Ton Padi pada 2025,Terbesar ke-2 Setelah Jawa Timur

Rapat Dadakan di Kementan, Prabowo Ancam Tutup Penggilingan Padi Tolak HPP Gabah Rp 6.500/Kg

Prabowo Gelar Rapat Dadakan di Kementan, Ada Apa?
