Nelayan Indonesia Kerap Diculik Abu Sayyaf, DPR Soroti Lemahnya Pengawasan


Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris (Dok pribadi)
MerahPutih.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris menilai aksi penculikan terhadap warga negara Indonesia yang kembali dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina menandakan masih lemahnya pengawasan.
Pada 2016, kata Charles, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sudah menandatangani Kesepakatan trilateral terkait dengan pengamanan wilayah perairan di kawasan.
Baca Juga
Nelayan Indonesia Kerap Diculik Kelompok Abu Sayyaf, Begini Strategi Pemerintah
Kesepakatan tersebut, tuturnya mencakup kerja sama dalam melakukan patroli bersama dan pertukaran informasi (intelligence sharing) dalam rangka mengamankan perairan dari berbagai aksi kejahatan.
"Sayangnya kesepakatan tersebut tidak dijalankan sehingga tingkat kerawanan di perairan tersebut masih tinggi," kata Charles, Kamis (23/1).
Padahal, lanjut Charles, jika mencermati pengalaman di Selat Malaka, kerja sama antarnegara dapat secara efektif memberantas kejahatan di perairan.
"Dahulu Selat Malaka adalah perairan yang sangat rawan akan kejahatan perompakan, pembajakan dan pencurian. Kerjasama antara Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura dalam melakukan patroli bersama melalui Operasi eye in the sky (patroli udara) sudah menurunkan angka kejahatan di Selat Malaka secara drastis," terang Wakil Ketua BKSAP DPR ini.

Karena itu, menurut Charles, untuk mengatasi penculikan oleh Abu Sayyaf, Pemerintah RI harus mendesak Malaysia dan Filipina untuk bersama-sama menjalankan kerjasama pengamanan yang sudah pernah disepakati. Kerjasama juga dapat meliputi penempatan sea marshal atau personel bersenjata pada kapal-kapal yang melewati jalur-jalur rawan.
Penggunaan teknologi seperti alat-alat deteksi dan penginderaan jarak jauh yang dimiliki oleh angkatan bersenjata tiga negara juga dapat secara efektif mencegah berbagai aksi kejahatan di laut termasuk penculikan.
"TNI misalnya sudah memiliki Pusat Informasi Maritim yang juga dibekali peralatan untuk membaca secara detil pergerakan kapal di wilayah perairan," jelas Charles.
Selain itu, Charles juga mendorong agar TNI dan penegak hukum tidak ragu untuk menegakkan kedaulatan negara.
Baca Juga
Milisi Abu Sayyaf jadi Otak Penculikan Nelayan Indonesia di Perairan Sabah
Segenap rakyat Indonesia pasti mendukung setiap upaya TNI dalam menjaga setiap jengkal wilayah kedaulatan NKRI dari penerobosan pihak asing.
Charles juga menegaskan bahwa penerobosan kapal Penjaga Pantai Tiongkok di perairan Natuna merupakan pelanggaran terhadap ZEE Indonesia, yang telah ditetapkan berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Budi Gunawan Kena Reshuffle, Ketua DPP PDIP: Hak Prerogatif Presiden Harus Dihormati

Arif Budimanta Seorang Ekonom, Aktivis Muhammadiyah dan Politikus PDIP Meninggal

Fraksi PDIP Sebut Deddy Sitorus dan Sadarestuwati Minta Maaf, Pelajaran Etika Bagi PDIP

Komentar PDIP Soal Partai Politik Nonaktifkan Anggota DPR

Fraksi PDIP Setuju Tunjangan di Luar Batas Dihentikan, Beri Ultimatum ke Anggota

Rudy Jabat Plt DPD PDIP Jateng, Teguh Gantikan Jadi Ketua PDIP Solo

Ditunjuk Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, Rudy Ngaku Dihubungi Hasto Sampaikan Pesan Megawati

Megawati Tunjuk FX Rudy Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng Gantikan Bambang Pacul

Megawati Tak Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana Negara, Rudy Pastikan Hubungan Beliau dengan Prabowo Baik-Baik Saja

Tepis Rumor Hubungan Retak karena tak Datang ke HUT ke-80 RI, PDIP Ibaratkan Megawati dan Prabowo Kakak Beradik
