Nasib Petani Perkotaan: Menjunjung Tradisi atau Meraup Untung Besar

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 25 Februari 2015
Nasib Petani Perkotaan: Menjunjung Tradisi atau Meraup Untung Besar

Ilustrasi petani (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Sanim mungkin salah satu warga asli Jakarta yang masih mempertahankan tradisi leluhur, yakni bercocok tanam. Sayangnya, ia terjebak dalam sebuah permainan antara mempertahankan tradisi leluhur atau mendapat untung lebih besar. Inilah potret kecil dari 70 Tahun Indonesia Merdeka, kaum petani di pinggiran perkotaan makin tergerus komersialisasi.

Pada akhirnya Sanim kalah. Lahan sawah yang dimilikinya seluas 1.700 meter, terpaksa ia sewakan untuk lahan pemancingan. Salah satu alasannya, antara penghasilan bertani dengan pengeluarannya yang harus membayar pajak tak sebanding.

"Sawah yang dikontrakin buat pemancingan luasnya 1700 meter. Penghasilan enggak sesuai dengan pajak," kata Sanim, ketika ditemui merahputih.com di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (24/2).

Setiap tahun, kata Sanim, harus mengeluarkan Rp2 juta untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB). Sementara, panen yang ia hasilkan hanya berkisar 3 kuintal. "Tiga kuintal gabah kering," terangnya.

BACA JUGA: Jurus Jokowi Menggenjot Swasembada Beras

Sementara itu, Sanim tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, lahan yang ia sewakan sejak dua tahun lalu hanya dihargai sebesar Rp20 juta per lima tahun. Belum lagi, uang tersebut harus dibagi rata dengan keempat saudaranya.

Jika kontrak habis, kata Sanim, harga akan dinaikkan menjadi Rp30 juta. Namun, jika tak ingin diperpanjang Sanim ingin mengelolanya sendiri untuk area pemancingan.

Sebenarnya, lanjut Sanim, sudah banyak yang kepincut ingin membeli lahan yang dimiliki. Namun, Sanim tak berniat menjualnya lantaran harga penawar tak sesuai dengan yang diinginkannya.

"Kami buka Rp2 juta, ditawar Rp1juta. Kami rapat dulu sama saudara kalau mau jual, kalau kagak semua, kagak semua," katanya.

Sanim sendiri, saat ini masih menggarap sawah seluas 3000 meter milik sebuah perusahaan yang tak mau disebutkannya. Lokasinya berada tak jauh dari lahan milik Sanim.

"Ini punya PT, selagi belum dipakai. 3.000 meter digarap berdua sama adik, hasilnya 5 kuintal," tukasnya.(mad)

#Swasembada Pangan #Swasembada Beras #Ketahanan Pangan #70 Tahun Indonesia Merdeka
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Prabowo Sebut Negara Lain Bingung Polisi Indonesia Ikut Urus Persoalan Pangan
Prabowo puji Polri yang Bantu produksi pangan lewat penanaman jagung.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Presiden Prabowo Sebut Negara Lain Bingung Polisi Indonesia Ikut Urus Persoalan Pangan
Indonesia
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Program seperti pendirian Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menunjukkan hasil yang signifikan.
Dwi Astarini - Senin, 20 Oktober 2025
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Indonesia
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Pangan Nusa Expo 2025 juga menarik antusiasme tinggi dari masyarakat.
Wisnu Cipto - Senin, 20 Oktober 2025
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Indonesia
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini
Target swasembada tidak akan tercapai tanpa adaptasi iklim di sektor pertanian
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini
Indonesia
Kepala Bapanas Amran Janjikan Semua Pulau di Indonesia Swasembada Pangan
Kebijakan pangan ke depan difokuskan pada peningkatan kemandirian pangan di tingkat pulau agar distribusi dan harga pangan lebih stabil di seluruh wilayah Indonesia
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
Kepala Bapanas Amran Janjikan Semua Pulau di Indonesia Swasembada Pangan
Indonesia
Indonesia Segera Miliki Kilang Terbesar, Bakal Wujudkan Ketahanan Energi Presiden Prabowo
Penyelesaian proyek RDMP Balikpapan adalah bagian penting dari upaya Pertamina untuk mewujudkan Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya soal ketahanan energi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
Indonesia Segera Miliki Kilang Terbesar, Bakal Wujudkan Ketahanan Energi Presiden Prabowo
Indonesia
Dapat Pagu Anggaran Rp 40 Triliun, Mentan Teruskan Program Cetak Sawah Buat Swasembada Pangan
Swasembada pangan rancangan program prioritas Kementerian Pertanian tahun 2026 di antaranya peningkatan produksi padi, jagung, dan komoditas strategis lainnya, termasuk daging, telur dan susu sapi.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Dapat Pagu Anggaran Rp 40 Triliun, Mentan Teruskan Program Cetak Sawah Buat Swasembada Pangan
Indonesia
4 Provinsi Bakal Dipilih Jadi Tempat Swasembada Pangan, Air dan Energi, Rp 8 Triliun Buat Cetak Sawah Baru
"Nanti kita tetapkan, mana yang menjadi kawasan prioritas untuk proyek strategis ini. Yang sudah ada (opsi) yaitu di Wanam, Merauke, Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan,” ujar Zulhas
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
4 Provinsi Bakal Dipilih Jadi Tempat Swasembada Pangan, Air dan Energi, Rp 8 Triliun Buat Cetak Sawah Baru
Indonesia
Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal
Kegiatan ini digelar untuk menstabilkan harga pangan, terutama beras, agar tetap terjangkau masyarakat.
Dwi Astarini - Kamis, 14 Agustus 2025
Gerakan Pangan Murah di Seluruh Indonesia, Polri-Bulog Jual Beras hingga Minyak di Bawah Harga Normal
Indonesia
BUMD PT BDS Pemkab Bandung Gagal Bayar Proyek Ketahanan Pangan
PT BDS belum membayar vendor atas proyek ketahanan pangan yang dijanjikan sebagai program prioritas Pemkab Bandung.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
BUMD PT BDS Pemkab Bandung Gagal Bayar Proyek Ketahanan Pangan
Bagikan