Nasib Pekerja Jakarta di Tengah Badai PHK, DPRD DKI Desak Langkah Konkret Pemprov
Pekerja Kantoran Mulai Kembali Bekerja usai Libur Lebaran
Merahputih.com - Jakarta sedang menghadapi tantangan serius berupa lonjakan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor industri. Fenomena ini tidak hanya mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat, tetapi juga berpotensi meningkatkan pengangguran dan memperdalam ketimpangan sosial di ibu kota.
Nur Afni Sajim, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrat, menyampaikan keprihatinannya atas situasi ini. Menurutnya, tingginya angka PHK perlu menjadi fokus utama dalam evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha di Jakarta.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa hanya berdiam diri; tindakan strategis dan terukur yang pro-rakyat sangat diperlukan," tegas Nur Afni di Jakarta, Kamis (8/5).
Baca juga:
Badai PHK Melanda, Jaminan Kehilangan Pekerjaan Diuskan Jadi 1 Tahun Dari 6 Bulan
Ia mendesak Pemprov DKI untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja strategis yang relevan dengan perkembangan zaman. Sektor digital, ekonomi kreatif, energi terbarukan, serta program padat karya berbasis komunitas lokal harus diprioritaskan.
"Kami juga menekankan pentingnya perluasan program pelatihan ulang (reskilling) bagi pekerja yang terkena PHK agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar kerja baru yang semakin kompetitif," jelasnya.
Menurutnya, kebijakan ini perlu dirancang melalui kolaborasi dengan pelaku usaha, akademisi, dan komunitas kewirausahaan agar solusi yang dihasilkan benar-benar relevan dan memberikan dampak positif.
Nur Afni menegaskan bahwa Jakarta harus menjadi kota yang tangguh, inklusif, dan mampu melindungi tenaga kerjanya dari ketidakpastian ekonomi global.
Fraksi Partai Demokrat mendesak realisasi segera program-program konkret dari Pemprov, seperti pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) modern di setiap kecamatan dan kelurahan.
BLK ini harus menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, termasuk keterampilan digital seperti content creator TikTok, desain animasi, serta keahlian bersertifikasi resmi lainnya.
Selain itu, dukungan modal dan pembinaan untuk UMKM dinilai penting untuk menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi lokal sebagai perisai terhadap dampak PHK.
"Penyelenggaraan job fair dan pelatihan kerja terintegrasi juga diperlukan untuk menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan, sekaligus memberikan bekal keterampilan yang dibutuhkan," katanya.
Baca juga:
Angka PHK Tembus 24 Ribu, Puan Minta Pemerintah Siapkan Ekosistem Usaha bagi Pekerja Terdampak
Penyediaan layanan konseling 24 jam, terutama bagi generasi Z yang terdampak PHK, juga dianggap krusial untuk memberikan pendampingan psikologis dan arahan karier profesional.
Nur Afni menyimpulkan bahwa krisis ini harus menjadi momentum untuk membangun sistem ketenagakerjaan yang lebih adaptif dan responsif.
"Kami di Fraksi Partai Demokrat akan terus mengawasi agar setiap kebijakan benar-benar berpihak pada rakyat dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang layak bagi pekerja," pungkasnya.
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Fenomena Gunung Es Kekerasan Anak di DKI Bikin Merinding, DPRD Tekankan Tiga Jurus yang Wajib Sekolah Jalankan
DPRD DKI Minta Pemprov Tuntas Tangani Kebocoran Tanggul
Sulit Diimplementasikan, DPRD DKI Hapus Aturan Larangan Penjualan Rokok Dekat Sekolah
DPRD DKI Desak Penyaringan Konten Kekerasan, Minta Pemprov Gandeng Komdigi untuk Hindari Overblocking
DPRD DKI Baru Sahkan 2 Rapeda Jadi Perda, Salahkan Kurangnya Disiplin Waktu
Kritik Wacana Pembatasan Game Online Usai Ledakan SMAN 72, PSI Jakarta: Orang Tua Harus Awasi Anak, Bukan Salahkan Game
Dewan Golkar DKI Duga Ada Mafia dalam Penyaluran Pangan Murah
Ketua DPRD DKI Tetap Ketok Raperda APBD 2026, Sempat Dihujani Interupsi
Begini Cara Laporkan PHK dan Gaji Tidak Sesuai ke Kemenaker
DPRD Minta DLH DKI Gencar Sosialisasi Manfaat RDF Rorotan ke Masyarakat