Nanjing, Kota yang Memikat Hati


Nanjing yang mengharmoniskan modern dan kuno. (Foto: Instagram@dreamer_2019_)
BERBEDA dengan dua kota terkenal lainnya di Tiongkok, Beijing dan Shanghai, Nanjing menyajikan atmosfir yang sangat berbeda. Meskipun kota yang sudah ada sejak tahun 229 SM ini sudah mengalami modernisasi, namun tetap Tiongkok kunonya terasa.
Nanjing masuk dalam salah satu dari empat kota kuno di Tiongkok ini memiliki posisi pentingnya sejak zaman dahulu. Fosil homo erectus berumur sekitar 600 ribu tahun ditemukan disini. Kota ini juga merekam kejayaan dinasti Ming (1368-1644) dengan tembok besar berusia 600 tahun yang mengelilingi kota. Tembok itu bersanding dengan monumen-monumen kenegaraan dan gedung-gedung tinggi.

Ekspatriat yang berada dikota ini rata-rata mengungkapkan kalau Nanjing adalah perpaduan yang sangat memikat hati. Bagian-bagian kotaa seperti pohon, jalan-jalan, rumah-rumah yang sudah ada sejak zaman dahulu begitu menyatu dengan keberadaan bangunan-bangunan modern. Seperti tak ada pemisahan antara keduanya.
Nanjing tidak diragukan berkembang menjadi kota modern seperti yang ada di seluruh dunia. Namun atmosfir dan aroma kota kuno tak lepas pula dari kota ini. Antara modernisasi dan kekunoannya saling melengkapi menciptakan harmonisasi rasa.
Apalagi kota Nanjing seolah menjadi kota banyak universitas yang tentunya menarik banyak ekspat bermukim di dalamnya. Kota ini memiliki populasi sekitar 8,3 juta jiwa yang membuat kota terasa sesak. Namun untuk melepaskan dari kesesakan, di bagian barat laut kota terdapat wilayah bernama Pukou yang merupakan area hutan dengan jalur-jalur jalan yang menghubungkan satu sama lainnya.

Kemudian danau Xuanwau yang berada di tengah-tengah kota Nanjing adalah destinasi wisata favorit. Disini terdapat kuil, rumah the dan resto-resto seputaran danau itu. Kalau ingin lebih melihat kota Nanjing disarankan berjalan di jalan Lao Men Dong yang letaknya di sebelah utara sungai Qinhuai. Disini terdapat bangunan kayu klasik yang merupakan renovasi dari bangunan yang sebelumnya pernah ada. Bangunan ini menjadi toko suvenir dan resto kecil yang menyajikan menu pilihan bebek asin, bakso dan kue-kue gurih.
Sejarah Nanjing sangat berdarah pada perang kedua Sino-Jepang yang terkenal dengan peristiwa Pembantaian Nanjing. Korban jiwa berjatuhan dari kalangan sipil karena ulah tentara Jepang. Jumlah yang pasti tidak diketahui, kalangan sejarahwan dan periset masih memperdebatkan hal ini. Belum lagi pemerkosaan yang dilakukan oleh tentara Jepang menjadikan sejarah kota Nanjing menjadi kelam. Dan mudah terhapus. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik

Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
