Museum MACAN Ajak Anak-Anak Eksplorasi dengan Cara Sederhana


Anak-anak bereksplorasi dengan karya seni (FOTO : Museum MACAN)
DENGAN semakin longgarnya aturan pembatasan sosial, semakin luas pula ruang gerak para seniman. Setelah bertahun-tahun kreativitasnya terkungkung ruang sempit, kini mereka kembali bisa bereksplorasi di ruang yang lebih luas di ruang pameran nyata. Salah satunya Museum MACAN.
Museum MACAN mengumumkan pameran Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN terbaru. Pengisi ruang seni tersebut adalah seniman grafis senior Indonesia, Theresia Agustina Sitompul.
Baca Juga:

Dengan sensitivitasnya dalam mengamati masyarakat Indonesia, Theresia mengeksplorasi seni grafis, gambar, dan instalasi yang sangat personal.
Dalam instalasi yang dibuka pada tanggal 9 April 2022 tersebut, dirinya mengusung konsep Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru, Untuk karyanya yang dibuka dua hari lagi, ia merespon adanya peralihan kegiatan-kegiatan yang terjadi di rumah sejak merebaknya pandemi.
Dia melihat, rumah beralih fungsi menjadi tempat bersosialisasi, kantor, dan juga sekolah. Multi fungsi ini turut merefleksikan sejumlah peran yang dimainkan Theresia sepanjang hidupnya: seorang ibu, pendidik dan perupa.
Bisa dikatakan bahwa pameran ini terinspirasi oleh refleksi sang perupa tentang pengalamannya sewaktu berada di rumah selama masa pembatasan sosial. "Sepanjang pandemi, meja dapur telah bertransformasi menjadi arena berimajinasi agar anak-anak dan keluarga dapat berinteraksi dan belajar di lingkungan yang menyenangkan," tuturnya.
Selama masa pandemi ini, Theresia melihat gawai sebagai bumerang yang bisa melumpuhkan imajinasi anak-anak. Ia pun berupaya agar mereka berhenti dan menjauh sejenak dari layar digital. Dengan memanfaatkan kertas karbon sebagai bahan artistik utama dengan benda- benda kecil sehari-hari seperti kancing dan perban. Theresia mendorong anak-anak untuk menjelajahi lingkungan rumah dan menemukan kembali kegembiraan dalam menciptakan benda-benda dengan menggunakan tangan mereka sendiri.
"Saya yakin, dalam situasi pandemi sekalipun kita semua dapat berkarya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang paling sederhana," ucapnya.
Baca Juga:

Pameran ini akan menampilkan instalasi fisik dan sejumlah kegiatan di Museum MACAN, serta serangkaian kegiatan daring yang dapat dieksplorasi di rumah dan di dalam kelas.
Pengunjung pameran akan menjumpai sebuah instalasi patung besar yang lembut dan terbuat dari campuran bahan kain yang ringan. Dengan mengambil bentuk seperti awan, instalasi ini menggambarkan sejumlah peran dan kemungkinan dari kreasi manual. Pengunjung dapat menyentuh dan merasakan instalasi kain tersebut.
Di dalam ruang pameran ini ada sejumlah awan kertas yang merupakan tema berulang di seluruh instalasi yang melambangkan imajinasi tanpa batas, hari-hari yang penuh kebahagiaan dan harapan yang baik. Formasi awan-awan yang sangat besar ini memiliki kantung transparan, pengunjung diundang untuk melampirkan karya seni yang dibuat di Museum dan di sekolah maupun rumah dengan menggunakan bahan kertas dan kertas karbon yang tersedia.
“Imajinasi anak-anak bagaikan langit yang biru – cerah, ceria dan tanpa batas. Lalu mengapa kita berfokus pada batasan padahal kita dapat mengeksplorasi banyak kemungkinan? Kita memiliki sepasang tangan yang dapat menciptakan jutaan hal menakjubkan," sebutnya.
Kembara Biru mengajak kita untuk berhenti sejenak dari layar digital yang menghubungkan kita dengan mereka yang jauh. "Proyek ini membuat kita untuk kembali terkoneksi dengan hal-hal sederhana yang dekat dan yang kita sayangi: rumah, tangan dan kreativitas kita," tukasnya. (avia)
Baca Juga:
Manfaat Positif Sentuhan Fisik Setiap Hari Agar Anak Merasa Damai
Bagikan
Berita Terkait
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel

Bikin Ilmuwan Terkejut! Ini Rahasia Dinosaurus Super Cepat "Enigmacursor" yang Mampu Berlari Lebih Cepat dari Predator Terbesar

Pemerintah dan Keluarga Sepakat Jadikan Rumah Bing Slamet Museum

Museum Belanda Pamerkan Kondom Langka Abad ke-19, masih Utuh belum Dipakai tapi Terbukti tak Efektif

Dato Tahir Pastikan Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo Dibuka Agustus 2025

Buka Pameran 40 Museum Indonesia di Solo, Wali Kota Respati Minta Study Tour Sekolah Wajib ke Museum Jateng

Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi

Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
