Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi
Museum MACAN gelar instalasi untuk anak. (Foto: Dok/Museum MACAN)
MerahPutih.com - Museum MACAN kembali menghadirkan pengalaman seni yang seru dan edukatif melalui instalasi GORENGAN Bureau, yaitu karya terbaru dari seniman visual Adi Sundoro.
Instalasi ini hadir secara khusus di Ruang Seni Anak, dan dapat dinikmati mulai dari 24 Mei hingga 5 Oktober 2025.
Proyek ini mengajak anak-anak dan keluarga untuk melihat ulang konsep tentang bagaimana menjadi warga kota yang aktif dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Melalui pendekatan yang interaktif dan penuh warna, instalasi ini menjadi sarana belajar sambil bermain tentang kehidupan urban dan keterlibatan dalam komunitas.
Baca juga:
Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
View this post on Instagram
Adi Sundoro, seorang seniman grafis dan pendidik yang berbasis di Jakarta, dikenal karena kemampuannya menggabungkan teknik cetak tradisional dan eksperimental dalam karya-karyanya.
Sebagai bagian dari kolektif Grafis Huru Hara, Adi kerap mengangkat isu-isu seputar keterlibatan sosial dan komunitas lewat visual yang mudah dipahami dan penuh makna.
“Menjelaskan konsep seperti data pribadi, pemetaan kota, dan kehidupan urban kepada anak-anak jelas bukan hal mudah. Tapi saya ingin mengajak mereka untuk mulai membayangkan hal-hal itu sejak dini,” jelas Adi Sundoro.
Melalui GORENGAN Bureau (singkatan dari Good, Organized, Responsive, Engaged Neighborhood Citizen Bureau, yang juga dipelesetkan menjadi Gotong Royong Membangun Angan), Adi menciptakan ruang galeri yang diubah menjadi kantor kependudukan imajinatif. Di sini, anak-anak berperan sebagai warga aktif yang merancang kota impian mereka.
Baca juga:
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
Anak-anak bisa mengikuti berbagai kegiatan seru seperti menyusun peta kota ideal dengan cap dan grid, menuliskan mimpi mereka di bungkus gorengan, hingga menerima “kartu identitas” sebagai simbol keterlibatan mereka sebagai warga.
Semua aktivitas ini dirancang untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan sejak dini, sekaligus memperkenalkan seni cetak dalam bentuk yang menyenangkan.
“Harapan saya, proyek ini bisa menginspirasi lebih banyak seniman untuk mencari cara kreatif dalam menyampaikan ide-ide penting kepada anak-anak,” tutup Adi. (far)
Bagikan
Berita Terkait
Resmi Ditutup, ini 5 Galeri di Art Jakarta 2025 yang Menarik Perhatian Pengunjung
Antara Alam dan Modernitas: Konsep Unik VIP Lounge Art Jakarta 2025
Dari Paris ke Bali, Pameran ‘Light and Shadow Inside Me’ Eugene Kangawa Siap Jadi Koleksi Permanen di Eugene Museum 2026
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
JICAF 2025: Pameran Ilustrasi Terbesar di Indonesia Hadirkan Pengalaman Seni 'New Heights'
Mengubah Lelah Jadi Perayaan: Instalasi Seni Heineken Hadirkan Pengalaman Afterwork
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia