Mudik Dilarang, Jalur Alternatif Menuju Yogyakarta Ditutup


Kepala Dinas Perhubungan DIY Tavip Agus Rayanto (kanan) (MP/Teresa Ika)
MerahPutih.Com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan menutup jalur alternatif di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Penutupan ini dilakukan usai presiden Jokowi melarang kegiatan mudik.
Kepala Dinas Perhubungan DIY Tavip Agus Rayanto mengatakan penutupan akan dilakukan mulai 24 April 2020.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Semua Pasien Positif Corona di Padang Sembuh
"Pertama jalur alternatif dari Tempel ke arah Cangkringan lalu Kabupaten Magelang Jawa Tengah," jelas Tavip di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (22/4).
Pemudik dari arah Semarang yang lewat Tempel harus melalui jalur utama yakni jalan Jogja-Magelang.

Jalur kedua adalah terowongan jalan Deandless di perbatasan Kulonprogo- Kabupaten Purwerejo Jawa Tengah.
"Ada penutupan jalan di pintu masuk trowongan Deandless. Di situ, pemudik harus belok kiri melewati jalur utama untuk masuk ke Bantul atau Yogyakarta. Pemudik dari barat juga haris melalui jalur utama yakni jalan Yogyakarta- Wates," jelasnya.
Ketiga adalah jalan alternatif di perbatasan Yogyakarta- Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Seluruh pengendara dari arah Timur wajib melalui jalan Yogyakarta- Solo.
"Untuk jalan-jalan tikus atau jalan kecil ini kita serahkan penangannya ke pemerintah kabupaten dan Kota. Surat perintahnya sudah kita siapkan,” jelas Tavip.
Pemda DIY turut meningkatkan pemeriksaan kendaraan di tiga titik jalur utama perbatasan. Dishub telah memasang tenda dan petugas pemeriksaan di tiga pintu masuk utama ke wilayah Yogyakarta. Yakni di Jalan Magelang- Yogyakarta wilayah Tempel., jalan Yogyakarta- Solo di wilayah Prambanan. Dan Wates- Purwerejo.
"Semula, perhari hanya dijaga selama 1 shift. Namun saat ini mulai diberlakukan penjagaan selama 24 jam dengan 3 shift. Satu shift bertugas sejumlah 25 personil yang berasal dari TNI, Kesehatan, Polri, Satpol PP, dan Dishub," kata dia.
Baca Juga:
Mahasiswa Ditangkap Karena Provokasi Serang Kaum Kapitalis di Tengah Pandemi Corona
Catatan Dinas Perhubungan, pada hari normal mendekati Lebaran, jumlah pemudik mencapai angka sekitar 22 juta orang. Namun ditengah pandemi ini, jumlah pemudik ke DIY per dua minggu yang lalu mencapai sekitar 81.000 orang.Mereka masuk menggunakan Kereta Api, Pesawat dan Bus.
Jumlah tersebut adalah 7% dari total perantau yang ada di Jabodetabek. Menurut survei, saat ini ada 36% perantau yang belum mudik, dan lebih dari 50% yang memutuskan untuk tidak mudik.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta.
Baca Juga:
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit

Legislator Gerindra Sebut WFA Jadi Salah Satu Teroboson Urai Puncak Saat Arus Mudik

Polisi Jerat Petugas Palang Pintu Kereta Api Akibatkan Kecelakaan 4 Pemudik Tewas

Rakyat Jadikan Angkutan Umum Jadi Pilihan Saat Arus Mudik dan Balik, Ada Peningkatan 8 Persen

Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta

Realisasi Pemudik Lebaran 2025 Turun Tipis, Menhub Sebut Bukan Tanda Darurat Ekonomi

Selama Masa Angkutan Lebaran 2025, Ketepatan Waktu Kereta Api Belum Capai 100% On Time

PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Okupansi Keberangkatan Kereta Api Capai 104 Persen selama Mudik Lebaran 2025

Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Berakhir, Korlantas Polri Bakal Evaluasi Semua Aspek
