Mpox, Pahami Penyebaran dan Pencegahannya


Ilustrasi - Cacar monyet atau Mpox. (ANTARA/HO-Sutterstock)
MERAHPUTIH.COM - MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut fatalitas Mpox di Indonesia terhitung rendah. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau mewaspadai penyebaran virus Mpox.
"Sebelum menimbulkan gejala, cacar monyet biasanya mengalami masa inkubasi selama enam sampai 16 hari," kata konsultan penyakit tropik dan infeksi Eka Hospital BSD dr Ifael Y Mauleti keterangan yang dilansir ANTARA, rabu (4/9).
Ifael menjelaskan penyakit ini disebabkan virus zoonosis dan dapat ditularkan kepada manusia melalui hewan. Cacar ini awalnya ditemukan di antara manusia yang terkena kontak hewan seperti tikus atau hewan pengerat lainnya. Namun, saat ini, Mpox juga ditemukan penularan dari manusia ke manusia.
Ia menyebut gejala yang dialami penderita penyakit ini meliputi demam, nyeri, pembengkakan pada nodus limfa, juga ruam pada kulit. Mpox, katanya, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia bahkan kematian.
Baca juga:
“Oleh karena itu, kita harus waspada dan menghindari kontak langsung dengan terduga pengidap virus tersebut karena penularannya bisa melalui udara atau pernapasan, percikan ludah, luka kulit, atau objek yang terkontaminasi cairan tubuh penderita Mpox,” ujarnya.
Periode invasi virus Mpox biasanya terbagi menjadi dua, yaitu periode invasi yakni dalam kurun lima hari sejak gejala dimulai. Pada periode ini, pasien akan mengalami demam, sakit kepala intens, pembengkakan nodus limfa, nyeri punggung, nyeri otot, hingga kekurangan energi.
Periode selanjutnya yaitu periode erupsi kulit yang terjadi satu sampai tiga hari setelah demam dimulai. Pada periode erupsi kulit, ruam mulai pertama kali muncul di area wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, seperti telapak tangan dan kaki.
Ruam bermula dari luka datar di area lapisan kulit dalam, misalnya lapisan lubang hidung, telinga, bibir, hingga daerah kemaluan dan daerah anus. Selain itu, luka juga bisa didapati di daerah kelopak mata dan kornea atau bola mata.
Luka akan berubah menjadi lepuhan kecil yang berisi cairan, lalu menjadi bintik dan akhirnya berkerak dalam waktu 10 hari. Luka yang meninggalkan bekas pada kulit ini memang cenderung lama untuk dapat menghilang. "Diperlukan waktu kurang lebih selama tiga minggu untuk menghilangkan keropeng bekas luka meski pasien telah menjalani perawatan," katanya.
Agar terhindar dari Mpox, Ifael menyarankan menghindari terkena virus Mpox dengan menghindari kontak secara langsung dengan hewan-hewan liar seperti tikus dan primata. Apabila terpapar langsung, segera dibersihkan menggunakan sabun atau cairan antiseptik.
Ingatlah untuk membersihkan benda apa pun yang terpapar langsung oleh hewan liar seperti tempat tidur atau benda apa pun yang sudah disinggahi hewan tersebut. Hindari mengonsumsi daging hewan liar. Pastikan daging dimasak dengan baik.
"Jauhi pasien yang sudah terinfeksi atau diduga terpapar oleh virus Mpox,” tutupnya.(*)
Baca juga:
Cegah Penularan Mpox, BRIN Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
