Kesehatan

Mpox, Pahami Penyebaran dan Pencegahannya

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 05 September 2024
Mpox, Pahami Penyebaran dan Pencegahannya

Ilustrasi - Cacar monyet atau Mpox. (ANTARA/HO-Sutterstock)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut fatalitas Mpox di Indonesia terhitung rendah. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau mewaspadai penyebaran virus Mpox.

"Sebelum menimbulkan gejala, cacar monyet biasanya mengalami masa inkubasi selama enam sampai 16 hari," kata konsultan penyakit tropik dan infeksi Eka Hospital BSD dr Ifael Y Mauleti keterangan yang dilansir ANTARA, rabu (4/9).

Ifael menjelaskan penyakit ini disebabkan virus zoonosis dan dapat ditularkan kepada manusia melalui hewan. Cacar ini awalnya ditemukan di antara manusia yang terkena kontak hewan seperti tikus atau hewan pengerat lainnya. Namun, saat ini, Mpox juga ditemukan penularan dari manusia ke manusia.

Ia menyebut gejala yang dialami penderita penyakit ini meliputi demam, nyeri, pembengkakan pada nodus limfa, juga ruam pada kulit. Mpox, katanya, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia bahkan kematian.

Baca juga:

Fatalitas Mpox di Indonesia Rendah



“Oleh karena itu, kita harus waspada dan menghindari kontak langsung dengan terduga pengidap virus tersebut karena penularannya bisa melalui udara atau pernapasan, percikan ludah, luka kulit, atau objek yang terkontaminasi cairan tubuh penderita Mpox,” ujarnya.

Periode invasi virus Mpox biasanya terbagi menjadi dua, yaitu periode invasi yakni dalam kurun lima hari sejak gejala dimulai. Pada periode ini, pasien akan mengalami demam, sakit kepala intens, pembengkakan nodus limfa, nyeri punggung, nyeri otot, hingga kekurangan energi.

Periode selanjutnya yaitu periode erupsi kulit yang terjadi satu sampai tiga hari setelah demam dimulai. Pada periode erupsi kulit, ruam mulai pertama kali muncul di area wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, seperti telapak tangan dan kaki.

Ruam bermula dari luka datar di area lapisan kulit dalam, misalnya lapisan lubang hidung, telinga, bibir, hingga daerah kemaluan dan daerah anus. Selain itu, luka juga bisa didapati di daerah kelopak mata dan kornea atau bola mata.

Luka akan berubah menjadi lepuhan kecil yang berisi cairan, lalu menjadi bintik dan akhirnya berkerak dalam waktu 10 hari. Luka yang meninggalkan bekas pada kulit ini memang cenderung lama untuk dapat menghilang. "Diperlukan waktu kurang lebih selama tiga minggu untuk menghilangkan keropeng bekas luka meski pasien telah menjalani perawatan," katanya.

Agar terhindar dari Mpox, Ifael menyarankan menghindari terkena virus Mpox dengan menghindari kontak secara langsung dengan hewan-hewan liar seperti tikus dan primata. Apabila terpapar langsung, segera dibersihkan menggunakan sabun atau cairan antiseptik.

Ingatlah untuk membersihkan benda apa pun yang terpapar langsung oleh hewan liar seperti tempat tidur atau benda apa pun yang sudah disinggahi hewan tersebut. Hindari mengonsumsi daging hewan liar. Pastikan daging dimasak dengan baik.

"Jauhi pasien yang sudah terinfeksi atau diduga terpapar oleh virus Mpox,” tutupnya.(*)




Baca juga:

Cegah Penularan Mpox, BRIN Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan

#Kesehatan #Cacar Monyet #Mpox
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan