Parenting

Mitos Janggal Sindrom Anak Tunggal

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 08 Juni 2023
Mitos Janggal Sindrom Anak Tunggal

Kepribadian anak tunggal mendapat manfaat dari perhatian penuh dan dukungan emosional orangtua. (Foto: Freepik/Lifestylememory)

Ukuran:
14
Audio:

JIKA kamu mempertimbangkan untuk menambah anak, mungkin salah satu alasannya karena pernah mendengar sesuatu yang disebut "sindrom anak tunggal".

Sindrom menyebut bahwa anak yang tidak memiliki kakak atau adik cenderung mengembangkan karakteristik kepribadian negatif seperti suka memerintah, manja, dan antisosial.

Namun, itu hanyalah mitos. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bukti bahwa sindrom tersebut kebenaran universal di antara para anak tunggal. Ini menjadi kabar baik karena jumlah keluarga dengan satu anak telah meningkat sejak tahun 1970-an.

Keluarga dengan satu anak mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Naik dari 10 juta pada 1972 menjadi sekira 14,4 juta pada 2020, demikian menurut Biro Sensus AS.

Baca juga:

Berkah Jadi Anak Tunggal

anak tunggal
Tanamkan harapan orangtua sesuai dengan usia dan kemampuan alami anak. (Foto: Freepik/Pressfoto)

Apa alasan di balik statistik anak tunggal ini?

Banyak orangtua secara aktif memilih untuk memiliki anak tunggal, dan mereka juga menikah di usia yang lebih matang. Ini menyebabkan masalah kesuburan dapat membuat mereka memiliki keluarga kecil secara bawaan.

Selain itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka percaya diri, terorganisir dengan baik, dan ambisius. Faktanya, kepribadian anak tunggal mendapat manfaat dari perhatian penuh dan dukungan emosional orangtua mereka dalam beberapa cara, kata para ahli.

Dinamika dalam keluarga dengan satu anak dapat menanamkan harga diri yang tinggi, menumbuhkan kedewasaan, dan memungkinkan seorang anak mengembangkan identitas yang kuat.

"Anak-anak tunggal biasanya memiliki kepribadian yang kuat dan tahu siapa mereka karena kebutuhan mereka tidak diabaikan, dan mereka tidak bersaing untuk mendapatkan perhatian," jelas konsultan pendidikan Erika Karres yang menulis buku Make Your Kids Smarter.

Ternyata, fakta bahwa hanya anak-anak yang menghabiskan begitu banyak waktu sendirian juga jadi keuntungan. "Anak tunggal seringkali kreatif dan fokus karena mereka perlu belajar menghibur diri sendiri," kata Karres seperti diberitakan Parents.com (30/5).

Baca juga:

Menepis Stigma Manja Anak Tunggal, Mereka Juga Jagoan

anak tunggal

Pastikan anak menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak lain seusia mereka. (Foto: Freepik/Jcomp)

Namun, beberapa ciri kepribadian yang terstigmatisasi yang sering dikaitkan dengan perilaku anak-anak dari keluarga dengan anak tunggal adalah nyata. Itu dapat berkembang pada setiap anak dengan atau tanpa saudara kandung.

Kabar baiknya adalah perilaku negatif ini dapat dihindari melalui pola asuh yang penuh perhatian. Dengan mengambil langkah-langkah seperti menetapkan batasan, mengajari anak untuk mandiri dan bertanggung jawab, serta mendorong interaksi sosial, orangtua dapat memastikan bahwa anak tunggal mereka akan memiliki dunia emosional yang sehat.

Pastikan anak menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak lain seusia mereka. Jika kamu tinggal dekat keluarga, waktu yang dihabiskan bersama sepupu dalam kelompok usia yang sama juga dapat memberikan manfaat sosialisasi yang sama dengan memiliki saudara kandung.

Beberapa anak tunggal menjadi perfeksionis untuk menyenangkan orangtua mereka yang mungkin memaksakan harapan yang tinggi (atau bahkan tidak realistis) kepada mereka. Sebab, anak tersebut satu-satunya kesempatan mereka untuk menjadi orangtua.

Tanamkan harapan orangtua sesuai dengan usia dan kemampuan alami anak. Yakinkan bahwa mereka tidak harus menjadi yang terbaik dalam segala hal.

Misalnya, jika anak suka menggambar, bukan berarti mereka harus (atau akan) menjadi seniman berbakat. Fokuslah pada kenikmatan aktivitas mereka daripada tujuan membuat seorang Picasso. (aru)

Baca juga:

Anak Bungsu Juga Pemuda Tangguh

#Parenting #Ilmu Parenting #Anak-anak #Orangtua Baik
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Lifestyle
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Ini merupakan pilihan yang bijak dan menyehatkan bagi anak-anak yang tidak bisa menoleransi susu sapi.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Lifestyle
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Paparan musik, terutama musik klasik, terbukti memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Indonesia
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Tragedi ini sebagai sinyal yang menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap anak dari terpaan konten digital destruktif.
Angga Yudha Pratama - Jumat, 09 Mei 2025
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Bagikan