Minuman Manis Picu Tingginya Angka Diabetes di Indonesia, Negara Perlu Intervensi dalam Pembuatan Regulasi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 10 Agustus 2024
Minuman Manis Picu Tingginya Angka Diabetes di Indonesia, Negara Perlu Intervensi dalam Pembuatan Regulasi

Ilustrasi minuman manis. (Pexels.com/RDNE Stock project)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Minuman manis masih digemari sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Namun, saat dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, salah satunya diabetes.

Terkait hal ini, pengamat Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat mendukung adanya wacana pemberian label berwarna untuk minuman dengan pemanis.

Sebab ini akan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap kandungan gula, sehingga mereka jadi lebih berhati-hati dalam memilih minuman.

Baca juga:

Prevalansi Anak Terkena Diebetes Tinggi, DPR Minta Pemerintah Ketat soal Makanan dan Minuman Manis

Achmad melihat dari jangka pendek dan panjang penerapan label berwarna untuk minuman berpemanis akan memberi dampak positif jika diterapkan dengan baik.

Namun, regulasi ini juga perlu ditambahi kebijakan pendukung agar implementasinya dapat tersuluh dengan optimal. Artinya, harus ada intervensi negara dalam bentuk indikator untuk mengukur efektivitas dari penggunaan label tersebut.

Hal ini meliputi data tahunan terkait penurunan jumlah konsumsi gula per kapita, atau penurunan prevalensi penyakit seperti diabetes dan obesitas, setelah regulasi ini diterapkan.

“Dengan regulasi ini kita bisa melatih masyarakat untuk mengonsumsi minuman yang lebih sehat. Sehingga prevalensi penyakit terkait gula seperti diabetes, obesitas di masyarakat itu bisa menurun,” kata Achmad dalam keteranganya di Jakarta dikutip Sabtu (10/8).

Baca juga:

4 Efek Terlalu Sering Minuman Manis Boba

Terkait pengenaan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dia juga setuju jika hasil pajaknya dikembalikan ke masyarakat.

Indonesia menurutnya juga bisa mencontoh negara-negara lain di dunia yang sudah berhasil mengurangi penyakit akibat gula lewat regulasi yang telah dijalankan.

Salah satunya Chili, yang menerapkan label peringatan hitam pada produk dengan kandungan gula, kalori, garam, atau lemak jenuh yang tinggi.

Malaysia juga telah mengambil langkah-langkah untuk memperkenalkan pelabelan yang lebih jelas pada produk makanan dan minuman guna membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat.

Baca juga:

Minuman Manis dan Dingin Bikin Gemuk? Begini Penjelasan Medisnya

“Saya tidak setuju kalau konsepnya cukai pemanis itu sama seperti cukai rokok, hanya untuk menambah pendapatan APBN Tetapi tidak disalurkan untuk memitigasi dampak negatif dari pemanis itu sendiri,” jelas Achmad yang juga ekonom dari UPN Veteran Jakarta ini.

Sekadar informasi, dari data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita pada 2021. Bahkan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.

Obesitas juga menjadi penyakit yang dapat disebabkan karena konsumsi minuman berpemanis secara berlebihan.

Saat ini, obesitas menjadi salah satu krisis kesehatan yang sedang berkembang di dalam negeri. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan tingkat obesitas tertinggi di Asia Tenggara.

Baca juga:

Pengidap Diabetes Disarankan untuk Kontrol Konsumsi Buah

Kondisi ini tidak lepas dari gaya hidup masyarakat Indonesia yang suka mengonsumsi minuman manis dan kemasan. (knu)

#Kesehatan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bagikan