Bisnis

Micro-management di Sebuah Perusahaan, Mimpi Buruk Karyawan?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 08 September 2021
Micro-management di Sebuah Perusahaan, Mimpi Buruk Karyawan?

Bos yang selalu ikut campur memengaruhi kinerja karyawan. (Foto: Pixabay/RyanMcGuire)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

AKIBAT begitu banyaknya pekerjaan yang ditujukan kepadamu, belum lagi “titipan” dari sesama rekan kerja, kamu pun keteteran mengerjakan semuanya. Atasan pun tak segan mengawasi gerak-gerikmu selama di kantor. Ditambah jika kantor mengalami masalah, kamu duluan yang dituduh macam-macam. Giliran kantor mendapatkan penghargaan, atasan malah tidak menghargai jerih payahmu selama ini. Kerja di lingkungan seperti ini rasanya enggak banget deh.

Kalau kata enterpriseleague.com, gaya kepemimpinan micro-management, atau selalu mengawasi pekerjaan bawahannya sebaiknya dibuang saja. Selain hanya menekan mental para pekerja, stres berkelanjutan juga tidak baik bagi kesehatan.

Baca Juga:

Pentingnya 'Project Management Plan' Bagi Sebuah Perusahaan

Micro-management cenderung membuat atasan mengawasi, mendikte, dan ikut campur terhadap semua yang dilakukan para bawahannya. Alhasil tidak ada pekerja yang berani menunjukkan performa apa adanya dan berakhir mengubur potensi yang ada di dalam dirinya.

Karyawan bisa merasakan hal ini gara-gara gaya kepemimpinan micro-management, misalnya:

1. Kehilangan motivasi

Tidak punya semangat kerja. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

Setiap manusia memiliki potensi dalam dirinya. Begitu juga pada seorang karyawan. Motivasi tersebut terbentuk dari keinginan untuk memberikan performa terbaik bagi perusahaan tempatnya bekerja. Jika atasan terus menerus mendikte bagaimana cara karyawan bekerja, mereka pun lama-lama akan kehilangan motivasi hingga bekerja seperti robot.

2. Membunuh karakter karyawan

Karyawan terpaksa mengubur potensi yang ada di dalam dirinya. (Foto: Pixabay/StockSnap)

Memberikan tugas kepada karyawan sama seperti memberikan kepercayaan. Meskipun pekerjaan para karyawan perlu diawasi secara berkala, bukan berarti atasan boleh mengawasinya sepanjang waktu.

Baca Juga:

Pentingnya Memberikan 'Bonus' kepada Karyawan, Termasuk Hampers Lebaran

Terlebih lagi atasan tidak memberikan kesempatan untuk para karyawan menyuarakan pendapatnya dan malah ikut campur dalam setiap pekerjaan. Micro-management secara tidak langsung membunuh karakter para karyawan.

3. Koordinasi antar karyawan memburuk

Antar karyawan saling menusuk dari belakang. (Foto: Pixabay/StockSnap)

Saking tertekannya para karyawan di sebuah perusahaan, koordinasi di antara mereka pun kacau balau. Bahkan hal tersebut bisa menyebabkan antar karyawan saling fitnah satu sama lain agar tidak terkena teguran dari atasan.

Gaya micro-management ini memang terkenal membuat para pekerja saling bermusuhan demi mendapatkan promosi lebih dahulu. Tapi sayangnya koordinasi antar karyawan yang buruk justru sangat memengaruhi citra dan masa depan perusahaan.

4. Gangguan kesehatan

Mengalami berbagai gangguan kesehatan. (Foto: Pixabay/PourquoiPas)

Lingkungan pekerjaan yang membuat para karyawan selalu tertekan sepanjang waktu tidak hanya memengaruhi kondisi mentalnya loh. Rasa ketakutan yang begitu dalam juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan.

Karyawan yang menjadi korban dari gaya kepemimpinan micro-management seringkali mengalami kelelahan sampai malnutrisi karena tidak lagi mementingkan asupan gizi. (mar)

Baca Juga:

Jangan Gugup Menjalani Wawancara Kerja Bahasa Inggris

#Perusahaan #Bisnis #Kepemimpinan
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Lifestyle
'Summarecon Discovery', Pengalaman Visual Perjalanan 50 Tahun Bisnis Properti
Summarecon Discovery menampilkan perjalanan lima dekade perusahaan properti Indonesia ini.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
'Summarecon Discovery', Pengalaman Visual Perjalanan 50 Tahun Bisnis Properti
Indonesia
Sosok Hans Patuwo yang Jebolan Universitas dan Perusahaan Ternama di AS, Calon ‘Orang Nomor Satu’ di GoTo
Pengangkatan akan diajukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 17 Desember 2025.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
Sosok Hans Patuwo yang Jebolan Universitas dan Perusahaan Ternama di AS, Calon ‘Orang Nomor Satu’ di GoTo
Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Kegiatan Dunia Usaha Diklaim Meningkat, Didorong Pencarian Realisasi Anggaran Pemerintah
Kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 73,58 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2025 yang sebesar 73,25 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Kegiatan Dunia Usaha Diklaim Meningkat, Didorong Pencarian Realisasi Anggaran Pemerintah
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Bagikan