Menkominfo Pastikan Pemerintah Tak Pernah Lakukan Peretasan
Menkominfo Johnny G. Plate saat menyampaikan Perkembangan Situasi Terkini di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (10/4). Foto: Kominfo/AYH
MerahPutih.com - Jelang aksi demo mahasiswa, Senin (11/4), sejumlah pihak dari kalangan mahasiswa mengeklaim perangkat elektronik mereka diretas.
Terkait kabar tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate memberikan tanggapan.
Baca Juga
Akun WhatsApp Ketum PB PMII Diretas Jelang Aksi Mahasiswa 11 April
“Pemerintah tidak pernah melakukan peretasan, tidak ada peretasan. Tapi yang harus kita tahu bahwa serangan siber itu setiap detik terjadi. Sehingga kita masing-masing harus menjaga agar ruang digital kita terjaga dengan baik, termasuk di dalamnya enkripsi harus dijaga,” kata Johnny di Jakarta, Minggu (11/4).
Politisi Nasdem itu mengimbau agar setiap orang sering mengganti password atau sandi pada ponselnya. Hal itu dilakukan guna menghindari peretasan.
"Setiap pengguna platform media sosial mempunyai one-time password (OTP) yang bisa digunakan untuk melindungi akun," tegasnya.
Johnny menegaskan pihaknya menjaga betul komitmen terhadap kebebasan pers, ekspresi pendapat, kebebasan menyampaikan pendapat, kebebasan berbicara itu dijaga dengan baik. Tetapi serangan siber terjadi terus-menerus.
"Kita juga harus menjaga bersama, agar selalu mengganti password kita, juga platform penyelenggara sistem elektronik menjaga enkripsinya dengan baik,” tuturnya.
Baca Juga
Menkominfo Tegaskan Jokowi Minta Tidak Ada Lagi Bicara Penundaan Pemilu
Soal tuntutan mahasiswa yang menolak penundaan Pemilu 2024, Johnny memastikan hal itu sudah cukup jelas disampaikan Kepala Negara. Johnny menyatakan jika masih ada sebagian masyarakat atau generasi muda dan mahasiswa yang belum yakin, maka bisa dikomunikasikan dengan baik.
“Saya kira saya juga untuk setiap saat selalu bersedia untuk menjembatani agar itu bisa dikomunikasikan dan dibicarakan. Menkopolhukam juga selalu terbuka kesempatannya untuk bisa berkomunikasi dan dialog,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Muhammad Abdullah Syukri mengonfirmasi kehilangan kontrol atas nomor handphone sekaligus WhatsApp pribadinya.
Sejak 9 April 2022 malam, nomor HP dan WhatsApp milik pria yang karib disapa Abe itu diduga telah diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Peretasan WhatsApp milik Abe terjadi sebelum aksi besar-besaran mahasiswa pada 11 April 2022, mendesak Presiden Jokowi bersikap tegas menolak penundaan pemilu dan masa jabatan tiga periode.
“Nomor HP/WhatsApp saya malam ini diretas/dibajak. Hati-hati jika ada yang menghubungi mengatasnamakan saya (Muhammad Abdullah Syukri),” kata Abe dalam keterangan resmi PB PMII. (dka)
Baca Juga
Di Depan Ketua DPD, Panglima TNI Pastikan Tak Represif ke Mahasiswa
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Polda Metro Jaya Blokir 4.053 Aplikasi dan Konten Ilegal Sepanjang 2024-2025, Jadi Tempat Penampungan Penipuan Transaksi Lintas Negara
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Aksi Teaterikal Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Aksi Demo Mahasiswa Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta
Aksi Demo Mahasiswa UI Tagih Janji Tuntutan Rakyat 17+8 di Depan Gedung DPR
Mahasiswa Lanjutkan Demo di DPR, Minta Tuntutan 17+8 Indonesia Dipenuhi
Pimpinan DPR Pelan-Pelan Bakal Lobi Kapolri Bebaskan Demonstran yang Ditangkap
Pramono Anung Pastikan KJP dan KJMU Tidak Akan Dicabut Meski Peserta Didik Ikut Unjuk Rasa
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Mahasiswa Solo Desak Presiden Prabowo Rasakan Keresahan Warga, Jangan Bikin Kebijakan Merugikan