Menilik Peluang Windy Cantika Raih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade 2020


Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah bersiap menjalani latihan di Arena Angkat Besi Olimpiade Tokyo 2020, Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Kamis (22/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
MerahPutih.com - Lifter Windy Cantika Aisah memiliki peluang meraih medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade 2020 dari cabang angkat besi nomor 49kg putri di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7).
Namun, Windy harus bekerja keras untuk bisa mencapai target tersebut. Pasalnya, atlet berusia 19 tahun itu harus bersaing dengan juara dunia 2018 Hou Zhihui asal Tiongkok yang sekaligus pemegang rekor dunia divisi 49kg putri dengan total angkatan 213kg yang diukir pada Kejuaraan Angkat Besi Asia di Tashkent, Uzbekistan, April lalu.
Baca Juga
Ada pula Saikhom Mirabai Chanu dari India yang merupakan peraih emas Kejuaraan Dunia 2017 untuk nomor 48kg putri. Persaing lainnya adalah lifter Amerika Serikat (AS) Jourdan Delacruz, peraih emas di Piala Dunia IWF 2020.
Merujuk pada data Federasi Angkat Besi International (IWF) untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo, Windy tercatat memiliki angkatan terbaik di angka 191kg dan menempatkannya di urutan kelima dalam daftar angkatan terbaik. Ia menorehkan angka itu saat membawa pulang emas di Kejuaraan Dunia Junior, Mei lalu.
Posisi pertama ditempati Hou Zhihui (213kg), kedua Saikhom Mirabai Chanu (205kg), ketiga lifter Amerika Serikat (AS) Jourdan Delacruz (200kg), dan keempat Beatriz Pirón dari Republik Dominika (193kg).
Angka yang tertulis di atas merupakan hasil kompetisi yang bergulir beberapa waktu lalu. Bukan tidak mungkin, semuanya berubah ketika Olimpiade Tokyo berlangsung.
Terlebih Windy telah melakukan berbagai persiapan. Selain itu, tim pelatih juga telah mematangkan strategi untuk bisa meraih hasil maksimal.
Berdasarkan hasil technical meeting, Kamis, Tim Angkat Besi Indonesia mendaftarkan total angkatan Windy di angka 203kg.
Jumlah tersebut membuat Windy berada di Grup A dan urutan ketiga dalam daftar angkatan terberat. Sementara Saikhom Mirabai Chanu menjadi peserta tertinggi yang memasang total angkatan di angka 210kg.
Adapun Hou Zhihui mendaftarkan total angkatan 205kg. Jika saja strategi tersebut berjalan mulus, minimal Windy sudah menggenggam medali perunggu.

Pelatih kepala angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja sebelumnya mengatakan akan memaksimalkan segala peluang yang ada.
Menurut Dirdja, jika sudah diketahui total angkatan yang didaftarkan, tim pelatih dapat menyusun strategi kombinasi angkatan yang akan dilakukan.
Pun demikian saat atlet berkompetisi, tim pelatih akan terus memantau perkembangan lawan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Kiprah Windy sebagai atlet angkat besi terbilang gemilang. Meski usianya masih belasan, deretan prestasi sukses diraih dalam beberapa turnamen kualifikasi yang digelar sejak 2019.
Turnamen pertama Windy yang masuk dalam perhitungan poin kualifikasi adalah Asian Championships di China pada April 2019. Ia mencatatkan angkatan total 177kg dari snatch 80kg dan clean and jerk 97kg.
Windy mempertajam catatan tersebut pada ajang IWF Junior World Championship di Fiji pada Juni 2019 dengan total angkatan 179kg, snatch 81kg dan clean and jerk 98kg.
Tren positif berlanjut di IWF World Championships 2019 di Pattaya ketika membukukan total angkatan 182kg, snatch 82kg, clean and jerk 100kg, serta Asian Junior Championships 2019 di Pyongyang, Korea Utara (total angkatan 186kg, snatch 84kg dan clean and jerk 102kg).
Puncak prestasi Windy pada 2019 terjadi di SEA Games 2019 di Filipina ketika memecahkan rekor dunia di kelas 49kg junior dengan total angkatan 190kg dari snatch 86kg dan clean and jerk 104kg.
Pada 2020 sekaligus ajang terakhir yang diikuti adalah Kejuaraan Dunia Junior, Mei lalu, saat ia menorehkan angkatan terbaik 191kg.
Layak dinantikan kiprah Windy di Olimpiade Tokyo. Selain menjaga tren positif, ia juga akan menjaga tradisi medali Olimpiade bersama dengan lifter putri lainnya yakni Nurul Akmal di kelas 87kg.
Dalam lima edisi terakhir Olimpiade, angkat besi putri selalu sukses menyumbang medali melalui lima nama. Raema Lisa Rumbewas menjadi yang terbanyak dengan menyumbang dua perak dan satu perunggu.
Medali perak diraih masing-masing pada Olimpiade Sydney 2000 di nomor 48kg dan Athena 2004 nomor 53kg. Sementara pada Olimpiade Beijing 2008, perempuan asal Papua itu meraih perunggu di kelas 53kg putri.
Kemudian ada Sri Indriyani, peraih perunggu nomor 48kg putri di Olimpiade Sydney 2000. Pada edisi tersebut, Winarni Binti Slamet juga meraih medali serupa di nomor 53kg putri.
Lalu, dua nama lainnya adalah Citra Febrianti yang meraih perak nomor 59kg putri Olimpiade London 2012 dan Sri Wahyuni Agustiani, peraih perak divisi 48kg Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Pertemuan Ketum NOC dengan Presiden Terpilih IOC Jadi ‘Angin Segar’ untuk Perkembangan Olahraga Indonesia

Sapu Bersih 3 Emas, Lifter Indonesia Rahmat Erwin Cetak Rekor Dunia Baru

American Football Jadi Anggota NOC, Indonesia Berpotensi Kirim Tim ke Olimpiade Los Angeles 2028

Persiapan Menuju Olimpiade Los Angeles 2028, Seluruh Federasi Olahraga Dikumpulkan Satukan Visi Misi

Indonesia Berambisi Jadi Tuan Rumah Olimpiade dan Youth Olympic Games 2030

Pencak Silat Diprediksi Bakal Dipertandingan di Olimpiade Los Angeles 2028

Olympian Indonesia Eks Olimpiade Paris 2024 Terima Dana USD 2.500 dari IOC

Menpora Tegaskan Komitmen Pemerintah Bangun Pusat Pelatihan untuk Atlet Olimpiade 2028

IShowSpeed Bikin Kejutan, Berambisi Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Richard Sam Bera Jadi Direktur Tim Indonesia Emas untuk Pastikan Pencapaian Prestasi Tertinggi
