Tradisi

Mengupas Sejarah 'Dia de los Muertos', Tradisi Hari Kematian di Meksiko

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 02 November 2020
Mengupas Sejarah 'Dia de los Muertos', Tradisi Hari Kematian di Meksiko

Mengupas sejarah di balik Dia de los Muertos. (Foto: Pixabay/@darvinsantos)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MUNGKIN kamu mengenal festival hari kematian ini melalui animasi Pixar Coco. Dia de los Muertos atau The Day of the Dead, merupakan sebuah acara dalam tradisi Meksiko untuk menyambut arwah keluarga atau orang tercinta yang berkunjung ke alam kehidupan.

Walaupun terkesan menakutkan, festival ini justru merupakan perayaan penuh warna dan sukacita. Sebab tujuan utamanya ialah menunjukkan cinta serta penghormatan kepada mereka yang telah meninggal.

Baca juga:

Mirip Halloween, Intip Tradisi Menghormati Arwah di Berbagai Negara

Melansir laman History, hari libur ini dirayakan setiap tahunnya mulai dari tanggal 31 Oktober hingga 2 November.

Kalau pada 31 Oktober merupakan hari Halloween, 1 November adalah el Dia d los Inocentes atau hari anak-anak yang juga biasa disebut sebagai All Saints Day. Sementara tanggal 2 November ialah Hari Semua Jiwa atau Hari Orang Mati.

Menurut tradisi, gerbang surga akan terbuka pada tengah malam tanggal 31 Oktober. Arwah anak-anak dapat kembali bergabung dengan keluarganya selama 24 jam, begitu pula roh orang dewasa.

Pada festival ini, anggota keluarga yang masih hidup akan membuat altar di rumah berisi foto anggota keluarga yang telah meninggal, pergi ke makam untuk menaburkan bunga, menyalakan lilin, dan membawa makanan. Orang Meksiko juga merayakannya dengan merias dan menggunakan pakaian khas warna-warni.

1. Sejarah Hari Kematian dari Suku Aztec dan Nahua

Mengupas Sejarah 'Dia de los Muertos', Tradisi Hari Kematian di Meksiko
Awalnya Hari Kematian berasal dari pandangan suku Aztec tentang kematian. (Foto: Unsplash/@Mario Rodriguez)

Untuk mengetahui sejarah di balik perayaan ini, kita perlu kembali ke sekitar 3000 tahun yang lalu tepatnya pada zaman Mesoamerika pra-Colombus. Kala itu, suku Aztec dan orang Nahua memiliki pandangan siklus mengenai alam semesta. Mereka melihat kematian sebagai bagian integral dari kehidupan yang selalu ada.

Setelah meninggal, seseorang diyakini akan melakukan perjalanan ke Chicunamictlan atau Negeri Orang Mati. Hanya setelah berhasil melewati sembilan level yang menantang dan berlangsung selama beberapa tahun, barulah jiwa orang tersebut akhirnya bisa mencapai Mictlan, tempat peristirahatan terakhir.

Dalam ritual Nahua yang diadakan setiap Agustus, anggota keluarga akan menyediakan makanan, air, dan peralatan untuk membantu almarhum melewati perjalanan sulit tersebut.

Tradisi inilah yang mengilhami praktik memberikan makanan atau persembahan lainnya di kuburan maupun altar orang yang mereka cintai.

Lebih lanjut, tengkorak yang jadi simbol Dia de los Muertos sebenarnya sudah digunakan oleh suku Aztec bahkan satu milenium sebelum perayaan Hari Orang Mati ini muncul.

Tulang belulang manusia yang diletakkan di kuil Aztec menjadi simbol kunci dalam tradisi yang berlangsung selama lebih dari enam abad ini.

2. Selebrasi Hari Kematian di Eropa kuno

Mengupas Sejarah 'Dia de los Muertos', Tradisi Hari Kematian di Meksiko
Gereja Katolik secara tidak resmi juga mengadaptasi tradisi ini. (Foto: Unsplash/@Cristian Newman)

Setelah Spanyol menaklukkan kerajaan Aztec pada abad ke-16, Gereja Katolik memindahkan tanggal ritual adat dan perayaannya berdasarkan penanggalan Katolik.

Sehingga akhirnya ditetapkan bahwa peringatan Hari Semua Orang Suci dirayakan setiap tanggal 1 November dan Hari Semua Jiwa sehari setelahnya.

Tradisi dan simbol pribumi Amerika Latin dalam menghormati orang mati tersebut akhirnya menyatu dengan praktik Katolik non-resmi mengenai gagasan tentang kehidupan setelah kematian.

Baca juga:

Stingy Jack, Sosok di Balik Identiknya Halloween dengan Labu

Di Eropa Kuno, perayaan pagan orang mati juga diadakan pada musim gugur. Biasanya terdiri dari api unggun, tarian, maupun pesta. Bahkan beberapa adat istiadatnya masih bertahan setelah kebangkitan Gereja Katolik Roma.

Secara tidak resmi, gereja mengadopsinya ke dalam dua hari besar yaitu Hari Semua Orang Suci dan Hari Semua Jiwa. Inti perayaannya pun kurang lebih sama, yakni mendoakan semua orang suci dan jiwa-jiwa yang sudah meninggal.

Lain lagi dengan perayaan di Spanyol abad pertengahan. Untuk memperingati hari ini, orang akan membawa anggur dan roti arwah ke kuburan orang yang mereka cintai pada Hari Semua Jiwa.

Mereka juga akan menutupi kuburan dengan bunga dan menyalakan lilin dengan harapan dapat menerangi jalan jiwa-jiwa yang mati agar bisa kembali ke rumah mereka di bumi.

Pada abad ke-16, pasukan Spanyol membawa tradisi itu ke Dunia Baru. Namun dicampurkan dengan pandangan mengenai kematian yang sedikit lebih kelam karena dipengaruhi kehancuran wabah pes.

3. Perayaan tradisional yang berubah jadi budaya pop

Mengupas Sejarah 'Dia de los Muertos', Tradisi Hari Kematian di Meksiko
Perlahan tradidsi tradisional ini berubah jadi sebuah budaya pop. (Foto: IMDb)

Awalnya festival tradisional ini hanya dirayakan di daerah pedesaan di Meksiko, namun sejak tahun 1980an mulai menyebar ke kota-kota besar.

UNESCO akhirnya melihat pertumbuhan besar perayaan tersebut pada tahun 2008 kemudian menambahkan perayaan pribumi yang didedikasikan untuk orang mati itu ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Beberapa tahun terakhir, acara tradisional ini berubah menjadi budaya pop yang semakin bertumbuh pesat di AS. Apalagi berkat kemunculan beberapa film hit yang mengangkat tema Hari Orang Mati.

Mulai dari film Spectre James Bond rilisan tahun 2015 yang memperlihatkan parade Hari Kematian, sampai animasi populer Disney dan Pixar Coco yang ceritakan petualangan anak laki-laki di Tanah Orang Mati.

Meskipun adat dan skala perayaannya semakin besar, inti dari perayaan ini tetap sama selama ribuan tahun. Hari Kematian jadi kesempatan untuk mengenang, menghormati, dan merayakan mereka yang telah meninggal dunia. (sam)

Baca juga:

Menguak Mitos Vampir, Zombi, dan Manusia Serigala

#Meksiko #Tradisi #Budaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

ShowBiz
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
The Breeze: Swim Swim Capsule Collection
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
ShowBiz
Kontestan Miss Universe Walk Out, Protes karena Penyelenggara Memaki-Maki Miss Meksiko
Direktur Miss Universe Thailand Nawat Itsaragrisil menegur Fatima Bosch, menyebutnya ‘dumbhead’, di depan puluhan kontestan karena dianggap gagal mengunggah konten promosi.
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Kontestan Miss Universe Walk Out, Protes karena Penyelenggara Memaki-Maki Miss Meksiko
Indonesia
Ledakan Terjadi Supermarket, 23 Orang Meninggal
Sekretariat Keamanan Publik Sonora mengesampingkan serangan atau peristiwa yang terkait dengan tindakan kekerasan terhadap warga sipil.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
Ledakan Terjadi Supermarket, 23 Orang Meninggal
Fun
IdeaFest 2025 Angkat Tema '(Cult)ivate the Culture', Ajak Kreator Indonesia Menghidupkan Budaya Lewat Inovasi
IdeaFest 2025 kembali digelar di JICC Senayan, Jakarta. Mengusung tema “(Cult)ivate the Culture”, festival kreatif ini hadir dengan 120 sesi dan 500 pembicara inspiratif.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
IdeaFest 2025 Angkat Tema '(Cult)ivate the Culture', Ajak Kreator Indonesia Menghidupkan Budaya Lewat Inovasi
Tradisi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Sebanyak 14 warisan budaya Solo berbagai kategori berbeda dari makanan hingga olahraga tradisional ditetapkan WBTb.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Dunia
Meksiko Diterjang Banjir, Sedikitnya 64 Tewas dan 65 Hilang
Para ahli meteorologi menyebut hujan pekan lalu menjadi lebih berbahaya karena dipicu kombinasi sistem tropis dari Teluk Meksiko dan front dingin dari utara.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
  Meksiko Diterjang Banjir, Sedikitnya 64 Tewas dan 65 Hilang
Dunia
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum telah menggelar pertemuan virtual dengan para gubernur dari lima negara bagian terdampak untuk mengoordinasikan respons darurat.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak
Tradisi
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Batik Wistara menawarkan enam motif khas Surabaya.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Dunia
Truk Tangki Gas Meledak di Mexico City, 3 Tewas dan 70 Lainnya Terluka
Beberapa korban mengalami luka bakar di sekujur tubuh, sedangkan yang lain menunggu pertolongan di jalan dengan pakaian robek dan tubuh terbakar.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
Truk Tangki Gas Meledak di Mexico City, 3 Tewas dan 70 Lainnya Terluka
Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Bagikan