Mengulik Isi Tabloid Indonesia Barokah

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 25 Januari 2019
Mengulik Isi Tabloid Indonesia Barokah

Bawaslu Sukaharjo menunjukan tabloid Indonesia Barokah. (MP/Ismail)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Akhir-akhir ini, sejumlah wilayah kabupaten/provinsi di Pulau Jawa dihebohkan dengan peredaran tabloid Indonesia Barokah.

Tabloid yang terbit edisi perdana pada Desember 2018 dikemas bernuansa Islami, mulai dari logo hingga tagline.

Penyebaran tabloid juga sepertinya sudah diatur, hanya menyasar pondok pesantren dan masjid. Sebab, informasi yang dihimpun, beberapa pesantren dan masjid mengaku menerima bingkisan berisi tabloid tersebut.

Diduga, tabloid sengaja dikirim sebagai propaganda politik. Namun, hingga saat ini, isinya masih dikaji pihak berwenang, Bawaslu, dan kepolisian. Apakah merupakan pelanggaran kampanye atau tidak.

Di tengah polemik tersebut, publik dirundung penasaran seperti apa isi tabloid yang sudah bikin gaduh itu.

Untuk mengetahui isi tabloid, berikut Merahputih paparkan sekilas isi tabloid setebal 16 halaman tersebut.

Halaman pertama, tabloid berisi logo, tagline (membumikan Islam rahamatal lil alamin) dan edisi terbit. Di halaman yang sama redaksi menampilkan sejumlah topik berita, di antaranya Reuni 212: Kepentingan umat atau kepentingan politik? Selanjut terpampang judul Agenda Hizbut Tahrir Melawan Negara-Bangsa dan beberapa topik judul lainnya.

Halaman kedua, mukaddimah (pembukaan), berisi seputar perkenalan redaksi, daftar isi hingga kutipan sejumlah tokoh agama semisal, Aa Gym.

Halaman tiga, rubrik tokoh yang mengangkat topik "Sepuluh tokoh islam yang diangkat menjadi pahlawan nasional di era Jokowi".

Halaman empat, berisi topik utama yang membahas soal Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik.

Pada halaman selanjutnya juga membahas topik utama berjudul "Prabowo Marah Media Dibelah".

Halaman enam, rubrik liputan khusus membahas seputar hoaks Ratna Sarumpaet dan strategi kampanye kubu Prabowo-Sandi. Dalam rubrik itu diberi judul "Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik".

Kemudian, pada halaman selanjutnya juga menampilkan liputan khusus dengan judul bahasan "Membongkar strategi Firehouse of Falsehood Prabowo-Sandi".

Pada halaman yang sama, redaksi membahas hubungan sejumlah organisasi asal Timur Tengah seperti Wahabi, Ikhwanul Muslim, HTI, dan ISIS.

Halaman delapan, berisi opini yang menampilkan judul "Agenda HTI melawan Negara-Bangsa."

Halaman sembilan, membahas sejarah salah satu aliran islam berjudul "Khawarij: Awal Radikalisme atas nama Islam".

Halaman sepuluh, rubrik edukasi yang membahas soal hoaks yang mengutip pernyataan Cawapres 01 Kiai Ma'ruf Amin dan Menag Lukman Hakim Saifuddin.

Halaman sebelas, rubrik tabayyun membahas soal tabloid Obor Rakyat.

Halaman dua belas tentang ekonomi, membahas kinerja dan keberhasilan pemerintahan Jokowi-JK.

Tiga belas, membahas perhatian pemerintahan Jokowi-JK terhadap perkembangan dunia pesantren dan santri.

Empat belas, rubrik teras masjid membahas seputar pengelolaan masjid dan menampilkan kurikulum khutbah jumat Masjid Istiqlal Jakarta.

Lima belas, fikih, membahas hukum meninggalkan salat. Pada halaman yang sama menampilkan tantangan bagi Prabowo Subianto untuk imami salat.

Enam belas, galeri, berisi foto kemegahan arsitektur Masjid Raya Sumatra Barat. (Fdi)

#Media Massa
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Dewan Pers Mau Berantas Media Pakai Nama Mirip Lembaga Negara
Penertiban dilakukan untuk mencegah salah kaprah media-media itu dianggap perpanjangan tangan dari lembaga negara yang bersangkutan.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Agustus 2025
Dewan Pers Mau Berantas Media Pakai Nama Mirip Lembaga Negara
Indonesia
Kolaborasi Lintas Kementerian Upayakan Solusi Atasi PHK Jurnalis
Satgas PHK yang akan segera diluncurkan dapat menangani masalah ini sebagai prioritas
Angga Yudha Pratama - Jumat, 16 Mei 2025
Kolaborasi Lintas Kementerian Upayakan Solusi Atasi PHK Jurnalis
Indonesia
Ketua Dewan Pers Baru Ajak Media Jangan Jadi Budak Trafik Algoritma
Kini masyarakat melihat dunia berdasarkan apa yang ditampilkan gawai masing-masing
Wisnu Cipto - Rabu, 14 Mei 2025
Ketua Dewan Pers Baru Ajak Media Jangan Jadi Budak Trafik Algoritma
Indonesia
Gelombang PHK di Sejumlah Media, DPD sebut Tanda Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Untuk itu, diperlukan langkah-langkah strategis berupa perlindungan dan insentif khusus guna menjaga keberlangsungan media
Angga Yudha Pratama - Senin, 05 Mei 2025
Gelombang PHK di Sejumlah Media, DPD sebut Tanda Demokrasi Indonesia Dalam Bahaya
Indonesia
Komisi III DPR Terima Masukan Pemred Media Massa terkait Larangan Liputan Sidang
Komisi III DPR membuka pintu masukan dari pemred media massa terkait larangan liputan sidang.
Soffi Amira - Senin, 24 Maret 2025
Komisi III DPR Terima Masukan Pemred Media Massa terkait Larangan Liputan Sidang
Indonesia
Dubes Belanda Dukung Media Independen, Kunci Kurangi Disinformasi dan Perkuat Demokrasi
Duta Besar Belanda, Marc Gerritsen, menekankan pentingnya media independen dan debat publik untuk mengurangi disinformasi.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 26 Februari 2025
Dubes Belanda Dukung Media Independen, Kunci Kurangi Disinformasi dan Perkuat Demokrasi
Video
6 Jam Prabowo Kumpulkan Para Pimred di Hambalang, Bahas Apa?
“Kami berdiskusi dan tukar pandangan mengenai berbagai isu serta kebijakan strategis,"
Rezita Kesuma - Senin, 24 Februari 2025
6 Jam Prabowo Kumpulkan Para Pimred di Hambalang, Bahas Apa?
Indonesia
6 Jam Prabowo Kumpulkan Para Pimred di Hambalang Bahas Ini
Selama enam jam, Prabowo dan para pemimpin media bertukar pikiran mengenai berbagai isu terkini yang tengah berkembang.
Wisnu Cipto - Minggu, 23 Februari 2025
6 Jam Prabowo Kumpulkan Para Pimred di Hambalang Bahas Ini
Indonesia
Ada Ancaman PHK Massal di Media Konvensional, DPR Minta Komdigi Segera Bertindak
Ancaman PHK massal di media konvensional kini lebih besar dibanding media digital. DPR pun meminta Komdigi untuk ambil tindakan.
Soffi Amira - Kamis, 07 November 2024
Ada Ancaman PHK Massal di Media Konvensional, DPR Minta Komdigi Segera Bertindak
Indonesia
Pramono Anung Anti Kasih Informasi Off The Record ke Media
"Saya adalah orang yang sama sekali selama menjabat itu tidak pernah mau bicara ke luar, apalagi dengan wartawan, yang sifatnya off the record. Saya sama sekali tidak mau," kata Pramono
Wisnu Cipto - Jumat, 20 September 2024
Pramono Anung Anti Kasih Informasi Off The Record ke Media
Bagikan