Mengenal Skeeter Syndrome, Penyakit Alergi Nyamuk


Dampak gigitan nyamuk akan parah bagi penderita skeeter syndrome (Foto: Pexels/Jimmy Chan)
NYAMUK memang sangat mengganggu. Apalagi kalau sudah malam hari. Gangguan nyamuk bikin kamu sulit tidur. Yang bikin ngeri, nyamuk bisa menjadu sumber virus penyakit serius. Seperti virus Zika dan malaria.
Enggak cuma itu. Mengutip Men's Health, nyamuk bisa enggak bersahabat banget bagi seseorang yang alergi terhadap serangga. Kalau kamu mengalami benjolan merah besar setelah digigit nyamuk. Kemungkinannya kamu menderita skeeter syndrome.
Orang dengan kondisi ini memiliki reaksi peradangan terhadap protein dalam air liur nyamuk. Demikian menurut penjelasan American Academy of Allergy, Asthma & Immunology. Enggak jelas berapa banyak orang yang memiliki masalah ini. Yang pasti termasuk jarang.

"Saya melihat lebih banyak orang selama lima tahun terakhir yang memiliki sindrom skeeter," kata Dr. Clifford Bassett, M.D, ahli alergi dan asisten profesor kedokteran di NYU Langone Health.
Menurut Bassett hal ini terjadi karena populasi nyamuk meningkat. Sehingga menyebabkan lebih banyak orang mencari pengobatan untuk reaksi gigitan nyamuk. Namun, bukan berarti sebagian besar populasi secara misterius mengalami sindrom skeeter.
Wajar kalau kulit kamu bentol-bentol merah setelah digigit nyamuk. Tapi kalau kamu mengidap sindrom skeeter. Bentol-bentol tadi bisa menjadi besar, bengkak, merah, dan sangat gatal. Bahkan terkadang kulit terasa sakit, layaknya jika terkena infeksi kulit. "Ini adalah kondisi yang sedikit rumit," kata Bassett.

Jangan digaruk kalau kamu digigit nyamuk. Karena luka gigitan nyamuk bisa menjadi infeksi. Penyebabnya, kuku yang kamu gunakan untuk menggaruk memiliki banyak bakteri.
Kasus yang paling parah. Alergi tersebut membuat penderita mengalami kesulitan bernapas, mengalami sesak tenggorokan, gatal-gatal, dan anafilaksis. Namun dampak seperti itu jarang terjadi bagi penderita skeeter syndrome.
"Saya melihat sangat sedikit orang yang telah menyamaratakan reaksi yang mengancam jiwa terhadap nyamuk," kata Bassett.
Antibiotik diperlukan jika gigitan nyamuk enggak sembuh-sembuh. Namun untuk pertolongan pertama. Mengatasi gigitan nyamuk seperti itu bisa dengan menggunakan es batu untuk mengurangi pembengkakan. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
